Bikin Soeharto Murka, AM Hendropriyono Punya Jasa Besar Pada Megawati

Bikin Soeharto Murka, AM Hendropriyono Punya Jasa Besar Pada Megawati

Nasional | law-justice.co | Kamis, 15 September 2022 - 21:30
share

Sosok Jenderal AM Hendropriyono jadi sorotan saat ini. Ia masih dikaitkan dengan kematian tokoh aktivis HAM, Munir.

Sosok AM Hendropriyono ternyata dekat dengan Megawati Soekarnoputri.

Ia memiliki peran besar di masa-masa awal kepemimpinan Megawati Seokarnoputri di Partai Demokrasi Indonesia (PDI).


Sosok yang kini kembali disorot sebagai salah satu terduga dalang di balik kematian aktivis HAM Munir tersebut punya peran vital dalam keberhasilan Mega kuasai PDI.


Padahal, saat itu Indonesia masih berada dalam kepemimpinan Presiden Soeharto yang justru disebut-sebut tak sudi melihat putri Bung Karno tersebut memimpin satu dari tiga partai peserta pemilu.

Jasa AM Hendropriyono pun kemudian `dibayar tuntas` Megawati dengan menjadikannya Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) usai dirinya menjadi Presiden Indonesia menggantikan Gus Dur.

Bahkan kini, masih di era kekuasaan PDI yang sudah ditambahi kata "Perjuangan", menantu Hendropriyono sukses menjadi orang nomor satu TNI dengan menjadi Panglima.

Lalu apa sebenarnya jasa besar Hendropriyono bagi Megawati?

Seperti diketahui, nama Hendropriyono kembali terseret dalam kasus kematian aktivis hak asasi manusia (HAM) Munir.

Dia diduga menjadi satu dari lima orang yang menjadi dalang intelektual di balik peristiwa pembunuhan yang terjadi pada 2004 tersebut.

Selain Hendropriyono, ada nama Muchdi PR, Bambang Irawan, Indra Setyawan, dan Ramelga Anwar dalam daftar yang disebut oleh Komite Aksi Solidaritas untuk Munir (KASUM).

Bahkan, menurut Sekjen KASUM Bivitri Susanti, Hendropriyono dan keempat orang lainnya sempat direkomendasikan oleh Tim Pencari Fakta (TPF) kasus Munir.

"TPF juga pernah merekomendasikan kepada Presiden agar memerintahkan Kapolri saat itu untuk melakukan penyelidikan lebih lanjut terhadap sejumlah nama, antara lain AM Hendropriyono, Muchdi PR, Bambang Irawan, Indra Setyawan, dan Ramelga Anwar, karena diduga merupakan aktor-aktor yang terlibat dalam permufakatan jahat pembunuhan Munir," kata Bivitri dalam konferensi pers di kawasan Kwitang, Jakarta Pusat, dikutip Kamis (15/9/2022)

Sayang, rencana pemeriksaan tersebut kandas seiring dengan ditolaknya undangan yang dikirim oleh TPF kepada AM Hendropriyono.

Sosok AM Hendropriyono sendiri ikut diduga menjadi tersangka terkait dengan posisinya saat itu sebagai Kepala BIN, sebuah lembaga yang dianggap menginisiasi pembunuhan Munir.

Apalagi, sejumlah fakta persidangan menyebut adanya dugaan keterlibatan petinggi BIN dalam kasus tersebut.

Namun, hingga akhir persidangan dan kasus ini dianggap kedaluarsa, tidak ada satu pun petinggi BIN yang dijatuhi hukuman.

Balas Jasa Megawati

Keberadaan AM Hendropriyono di pucuk pimpinan tertinggi BIN pada periode 2001 hingga 2004 sendiri tidak lepas dari sosok Megawati.

Sebab, di periode itulah Megawati menjadi orang nomor satu di Indonesia usai menggantikan Gus Dur.

Muchdi PR yang juga terseret kasus pembunuhan Munir, ditunjuk jadi Deputi V BIN atas arahan Megawati.

Lalu, apa alasan Megawati menunjuk Hendropriyono sebagai orang nomor satu di BIN?

Meski tidak ada penjelasan khusus, banyak yang menduga hal ini terkait dengan pengalaman Hendropriyono sebagai Direktur D Badan Intelijen Strategis (BAIS) BAIS dan Direktur A BAIS ABRI.

Namun, beberapa pihak lainnya justru meyakini bahwa penunjukkan tersebut terkait dengan jasa besar Hendropriyono dalam `mengamankan` jalan Megawati menjadi ketua umum PDI.

Hal ini tidak lepas dengan posisi Hendropriyono saat itu sebagai Panglima Kodam Jakarta Raya (Jaya).

Pada periode kepemimpinannya lah Megawati menggelar Musyawarah Nasional (Munas) PDI di mana Megawati kemudian berhasil terpilih menjadi ketua umum.

Maklum, saat itu sebenarnya Megawati harus berkonflik dengan Budi Hardjono yang tidak lain merupakan careteker yang didukung pemerintah Orba.

Bahkan, seperti diceritakan oleh Agum Gumelar dalam sebuah wawancara, disebutkan bahwa saat itu Hendropriyono sampai mengirimkan perwira terbaiknya untuk mengamankan Munas yang diselenggarakan di Kemang, 22 Desember 1993 tersebut.

Sayangnya, setelah Megawati sukses menjadi ketua umum PDI, Agum Gumelar dan Hendropriyono justru dianggap sebagai aktor militer utama yang mendukung keberhasilan Megawati.

Sebuah kabar menyebutkan bahwa Presiden Soeharto saat itu sampai murka mengetahui tentang naiknya Megawati sebagai Ketua Umum PDI.

Sebuah kabar yang menurut Agum Gumelar, bisa jadi hanya sebuah isu yang justru dipercaya begitu saja oleh para petinggi ABRI saat itu.

Topik Menarik