Lebak Terjunkan Pendamping Atasi "Stunting"

Lebak Terjunkan Pendamping Atasi "Stunting"

Nasional | koran-jakarta.com | Selasa, 23 Agustus 2022 - 00:00
share

Tim TPK nantinya mendampingi keluarga rawan stunting yang jumlahnya mencapai 226.633 kepala keluarga.

LEBAK - Pemerintah Kabupaten Lebak menerjunkan tim tenaga pendamping keluarga (TPK) untuk mengatasi stunting atau kekerdilan anak akibat gagal tumbuh. "Kita berharap tim TPK bekerja lebih keras," kata Wakil Bupati Lebak, Ade Sumardi, saat rapat penanganan stunting di Lebak, Senin (22/8).
Menurutnya, TPK beranggotakan 1.708. Mereka terdiri atas bidan, PKK, dan petugas KB. Mereka diharapkan mendata kondisi anak-anak bawah lima tahun (balita), calon pengantin, ibu hamil, dan setelah hamil. "Laporkan dengan sejujurnya," ujar Ade.
Berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) bahwa di Kabupaten Lebak tercatat 27 persen anak balita menderita stunting dan terbesar kedua setelah Kabupaten Pandeglang.
Pemerintah Kabupaten Lebak berkomitmen menuntaskan permasalahan stunting untuk menyelamatkan generasi bangsa ke depan.
Sebab, generasi stunting tentu akan membebani pemerintah jika tidak segera ditangani.
Para penderita stunting akan berdampak terhadap tingkat kecerdasan dengan pola berpikir lambat, seperti orang idiot. Selain itu, mereka bila dewasa kelak akan mudah terserang berbagai penyakit seperti darah tinggi dan diabetes.
Permasalahan itu, kata dia, tentu akan membebani pemerintah, sehingga stunting perlu ditangani secara komprehensif dan berkelanjutan dengan melibatkan semua pihak, termasuk TPK. Karena itu, petugas TPK dapat mendata, menimbang, dan mengukur balita. Tentu juga yang tadi yaitu mencatat calon pengantin, ibu hamil, serta setelah hamil.
"Hasil pendataan segera dilaporkan ke petugas tingkat kabupaten untuk ditindaklanjuti jika ditemukan stunting maupun potensi kerdil terhadap ibu hamil," tandas Ade.
Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana di Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP2KBP3A) Kabupaten Lebak, Hj Tuti Nurasiah, menambahkan TPK selain mendata dan mencatat calon pengantin atau ibu hamil, juga menyampaikan sosialisasi serta edukasi masyarakat.

Keluarga Rawan
Tim TPK nantinya mendampingi keluarga rawan stunting yang jumlahnya mencapai 226.633 kepala keluarga (KK) agar tidak melahirkan stunting. Pendampingan khusus keluarga rawan stunting dengan indikator dari pasangan usia subur (PUS) yang memiliki banyak anak, kelahiran jarak dekat, menikah usia muda. Selain itu, juga tidak memiliki sumber air bersih juga tidak memiliki pendapatan ekonomi dan rumah tak tanpa jamban.
Mereka bertugas sebagai pendamping. Selain memberikan upaya pencegahan stunting juga melaporkan kepada pemerintah daerah. Ditambahkan, tim akan mengawasi anak-anak balita dengan mengukur badan, tangan, dan lingkar kepala. "Kami prioritaskan hasil laporan TPK untuk pencegahan stunting dengan melibatkan seluruh instansi terkait, elemen masyarakat sampai tokoh agama," jelas Tuti.
Sementara itu, masih terkait masalah kesehatan, ada empat warga Badui yang dikirim ke RSUD Banten oleh para relawan. Kondisi mereka cukup parah, sehingga memerluka penanganan medis. Ant/wid/G-1

Topik Menarik