Dikuak Deolipa Yumara, Muncul Isu LGBT di Kasus Ferdy Sambo-Brigadir J

Dikuak Deolipa Yumara, Muncul Isu LGBT di Kasus Ferdy Sambo-Brigadir J

Nasional | law-justice.co | Minggu, 14 Agustus 2022 - 13:52
share

Meski nama keempat tersangka sudah terungkap, kasus pembunuhan yang menewaskan Brigadir J hingga kini masih menjadi misteri.

Pasalnya, tidak hanya menyeret nama Bharada E yang diduga menembak Brigadir J, kasus polisi tembak polisi tersebut kini menyeret nama-nama besar perwira Polri.

Isu terbaru mengenai motif pembunuhan Brigadir J lantaran kecemburuan yang disebabkan antar sesama pria, berikut keterangan Deolipa Yumara, mantan kuasa hukum Bharada E yang menyinggung soal LGBT.

Pembicaraan tentang meninggalnya Brigadir J masih belum menemukan titik terangnya. Sejauh ini, masyarakat menunggu pihak penyidik untuk memastikan motif pembunuhan Brigadir J.

Namun, polisi enggan memberikan informasi akurat terkait motif pembunuhan Brigadir J.

Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD mengatakan, motif pembunuhan Brigadir J hanya boleh diketahui oleh orang dewasa.

Tidak ada kepastian tentang kasus Brigadir J. sampai empat tersangka diidentifikasi, termasuk 31 personel polri.

Soal motif biar nanti di konstruksi hukumnya karena itu sensitif mungkin hanya boleh didengar oleh orang dewasa, ujar Menko Polhukam Mahfud MD.

Hal ini menimbulkan banyak pertanyaan dari masyarakat umum tentang penyebab pembunuhan yang dilakukan terhadap Brigadir J

Sejauh ini tersiar kabar bahwa Irjen Ferdy Sambo memiliki hubungan khusus dengan wanita lain, yaitu seorang Polwan seperti yang dibeber oleh Kamaruddin Simanjuntak, pengacara keluarga Brigadir J.

Namun kini beredar desas-desus bahwa motif pembunuhan Brigadir J adalah kecemburuan antar laki-laki.

Isu LGBT ini muncul dalam cuplikan wawancara mantan pengacara Bharada E, Deolipa Yumara di TV One yang diunggah akun TikTok @holtemontea84.

Ya kita serah terima perasaan, untung saja saya sama dia (Bharada E) bukan LGBT, bukan cowok sama cowok ya kan, mangkanya saya nggak jatuh cinta sama siapa ini Bharada E, ujar Deolipa Yumara, mantan kuasa hukum Bharada E.

Alasan pernyataan publik Deolipa menarik perhatian netizen adalah karena mereka penasaran dengan motif sebenarnya di balik diskusi Brigjen J tentang masalah LGBT.

Namun Deolipa tidak menjelaskan secara detail siapa yang dimaksud memiliki perasaan antara pria tersebut.

Namun hingga saat ini Bareskrim Polri belum memberikan klarifikasi resmi mengenai motif yang melatarbelakangi pembunuhan Brigadir J.

Diduga Sindir Ferdy Sambo, Ahmad Sahroni Singgung soal Suami Penyuka Sesama Jenis

Disisi lain, kali ini, publik dikejutkan dengan postingan Anggota DPR RI Ahmad Sahroni yang diduga menyindir Irjen Ferdy Sambo.

Isu liar memang merebak gara-gara polisi tidak membeberkan motif pembunuhan Brigadir Joshua Hutabarat yang diotaki Irjen Ferdy Sambo.

Netizen menduga motif pembunuhan Brigadir Josua ada kaitannya dengan asmara terlarang.

Salah satu grup purnawirawan juga ramai memperbincangkan motif pembunuhan Brigadir Joshua. Bahkan ada yang mengaitkan dengan isu penyuka sesama jenis.

"Kaget bener dgr isu perubahan temen ga disangka sangka. Ada istilah dan banyak jd candaan, suami klo liat perempuan itu tanda normal, tp kl suami kl senang liat laki-laki itu musibah," kata Ahmad Sahroni dalam postingannya di Instagram, Jumat, 12 Agustus 2022.

Dalam postingan mengejutkan itu, ia diduga menyindir Irjen Ferdy Sambo.

Ahmad Sahroni mengunggah tulisan yang isinya cukup menohok tentang pria gay atau penyuka sesama jenis.

Dalam caption postingannya, Sahroni mempertanyakan apakah tulisan yang dia posting itu candaan yang benar atau salah.

Apakah candaan ini menjadi benar apa salah? Mohon diberikan tanggapan dan mohon maaf kalau pertanyaan saya ini menjadi salah. Judulnya saya terkaget kaget, tulis Sahroni.

Postingan Sahroni memantik warganet untuk berkomentar. Netizen ramai-ramai mengaitkan postingan itu dengan Irjen Ferdy Sambo.

Ada yang mempertanyakan apakah Ferdy Sambo homo alias penyuka sesama jenis.

Mahfud MD Sebut Kasus Menjijikan

Menteri Koordinasi Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD menjadi salah satu petinggi yang hingga kini masih terus bersuara terkait kasus kematian Brigadir J.

Mahfud MD beberapa kali membocorkan fakta baru dari skenario yang dibuat oleh Ferdy Sambo.

Mahfud MD memang tak terang-terangan menguliti kasus yang mencoreng citra kepolisian ini, namun dia sedikit memberi angin segar kepada masyarakat.

Memang kasus kematian Brigadir J ini, terus dipantau oleh masyarakat Indonesia, agar tak ada lagi hal yang ditutupi oleh kepolisian dan pihak yang bersangkutan.

Saat menjadi bintang tamu dalam podcast Deddy Corbuzier pada, Jumat (12/8/2022), Mahfud MD sedikit mengulik skenario mantan Kadiv Propam Irjen Pol Ferdy Sambo.

Mulanya, dia mengungkapkan dugaaan adanya jebakan psikolgi oleh Ferdy Sambo guna mendukung skenario tembak-menembak yang sudah dirancang.

Satu ke Kompolnas (Komisi Kepolisian Nasional), Hari Senin Kompolnas diundang Ferdy Sambo ke kantornya. Hanya untuk apa? Hanya untuk nangis-nangis di depan Kompolnas, ujar Mahfud dalam YouTube Deddy Corbuzier.

Mafud mengatakan jika Ferdy Sambo sengaja melakukan hal itu, untuk upaya prakondisi yang membuat dirinya terkesan sebagai orang yang teraniaya.

Ferdy Sambo merasa menjadi pihak yang dirugikan karena istrinya dilecehkan, menurut skenario awal.

Saya (Ferdy Sambo) teraniaya, kalau saya sendiri ada di situ saya tembak habis dia katanya gitu, lanjut Mahfud menirukan ucapan Ferdy.

Kemudian, dijelaskan Mahfud, Ferdy tak hanya mendatangi Kompolnas namun ada beberapa pihak lain.

Ada beberapa anggota DPR yang juga dihubungi Ferdy Sambo, namun saat dikonfirmasi tak bisa dihubungi.

Ada juga tu anggota DPR, dia hubungin, namun pas ditelepon enggak diangkat, terang Mahfud.

Mahfud menjelaskan jika dirinya awalnya hanya memantau semua yang terjadi, namun ia merasa banyak kejanggalan dalam kasus ini.

Nah itu kan skenario yang sudah di tuliskan ya, jadi pas saya mendengarkan cerita, saya ajak Kompolnas untuk merubah perspektif karena tidak masuk akal, terangnya.

Sebagai orang yang memiliki jabatan, Mahfud juga mencoba bertanya kepada pihak lain yang sudah berkomunikasi dengan Sambo dan istrinya.

Kemudian, saya juga mencoba untuk bertanya kepada Komnas HAM, usai Sambo dan Istri diperiksa, namun belum mendapatkan jawaban yang pas, bebernya.

Mahfud menyebutkan jika kasus ini termasuk kasus besar dan cukup sulit untuk diugkapkan.

Saya udah tanya kan sama Komnas Ham, Apa yang terjadi, tapi ya mereka bilang pelecehan, karena sulit ya mereka bilang sulit memeriksa Sambo dan Istri, sulit disentuh, ujarnya.

Setelah dibentuk tim baru bisa disentuh, itu pun tidak langsung, sambungnya.

Oleh karena itu, hingga kini motif perlakuan Ferdy Sambo pun belum dijelaskan ke khalayak luas.

Jadi motifnya kan belum ada yang tau sampai sekarang, biar nanti di buka dipengadilan, ujar Mahfud.

Banyak Pihak yang Ingin Menutupi

Sebagai Menko Polhukam, Mahfud MD ternyata juga sempat dinilai terlalu ikut campur, namun dia tak peduli karena berniat ingin menunjukkan kebenaran.

Nah kemudian saya di bilang terlalu ikut campur, tidak, saya hanya mencoba untuk menunjukkan yang benar, tegas Mahfud.

Oleh sebab itu, Mahfud MD mendorong pihak terkait untuk melakukan beberapa cara agar kasus ini bisa selesai dengan sebenar-benarnya.

Maka saya arahkan coba untuk autopsi ulang, Polri autopsi ulang, lalu Polri bilang tidak ada autopsi nanti saja, beber lelaki 65 tahun itu.

Kemudian Mahfud MD langsung membenarkan ucapannya. Bukan kata Polri lah, kata penyidik dan pendukung sambo yang dikepolisian lah, ujarnya membenarkan.

Menurut Mahfud jika tak melakukan autopsi ulang, maka kepercayaan publik akan hilang.

Jadi saya bilang, itu jika tidak diautopsi ulang , maka kepercyaan publik akan hilang, akhirnya autopsi ulang, ujarnya.

Kemudian Deddy Corbuzier penasaran, apakah semua hal yang terjadi atas perintah Menko Polhukam? Dengan tegas Mahfud menyangkal.

Menurutnya, dia hanya memberi dorongan sesuai dengan usulan publik yang dinilai masuk akal.

Berarti ini semua atas perintah pak Mahfud? tanya Deddy Corbuzier.

Oh tidak saya hanya memberikan usulan yang juga diambil dari usulan masyarakat yang masuk akal, jawabnya.

Topik Menarik