Virus Baru Langya Henipavirus di Tiongkok, 35 Tertular, Ini Gejalanya

Virus Baru Langya Henipavirus di Tiongkok, 35 Tertular, Ini Gejalanya

Nasional | jawapos | Rabu, 10 Agustus 2022 - 10:43
share

JawaPos.com Tiongkok melaporkan kemunculan virus baru yang bernama Langya henipavirus (LayV). Sebanyak 35 orang tertular virus ini. Virus apakah itu? Pejabat kesehatan di Tiongkok sedang memantau penyebaran virus Langya henipavirus (LayV). Virus ini menyebar di provinsi Shandong dan Henan di Tiongkok. Demikian Pusat Pengendalian Penyakit (CDC) Taiwan melaporkan.

Wakil Direktur Jenderal CDC Taiwan, Chuang Jen-hsiang, mengatakan belum ada laporan penularan virus dari manusia ke manusia. Sebanyak 35 pasien belum melakukan kontak dekat satu sama lain.

Apa itu LayV?

Langya henipavirus merupakan virus baru. Artinya belum pernah menginfeksi manusia sebelumnya seperti laporan The Sun.LayV termasuk dalam keluarga Henipavirus, di mana dua spesies sebelumnya yakni virus Hendra dan virus Nipah telah dilaporkan sebelumnya.

Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), virus Nipah adalah penyakit zoonosis yang ditularkan ke manusia dari hewan, dan juga dapat ditularkan melalui makanan yang terkontaminasi atau langsung dari orang ke orang.
Gejala Nipah berkisar dari tanpa gejala hingga penyakit pernapasan akut dan ensefalitis fatal. Sementara Virus Hendra muncul di Australia dan menulari kuda.

Gejalanya

Sebanyak 26 dari 35 pasien yang terinfeksi LayV mengalami gejala seperti demam, kelelahan dan batuk. Sementara tidak ada kematian yang dilaporkan sejauh ini. Situasinya memerlukan pemantauan lebih lanjut.

Sebanyak 26 pasien mengalami gejala termasuk demam (100 persen), kelelahan (54 persen), batuk (50 persen), kehilangan nafsu makan (50 persen), nyeri otot (46 persen), mual (38 persen), sakit kepala (35 persen), dan muntah (35 persen). Sebuah penelitian yang diterbitkan di New England Journal of Medicine menemukan bahwa 35 pasien memiliki riwayat kontak dengan hewan.

Tidak ada kontak dekat atau riwayat paparan umum di antara pasien, yang menunjukkan bahwa infeksi pada populasi manusia mungkin sporadis, ungkap ahli.

Pelacakan kontak sembilan pasien dengan 15 anggota keluarga kontak dekat mengungkapkan tidak ada transmisi LayV secara kontak dekat.Tapi ukuran sampel kami terlalu kecil untuk menentukan status penularan dari manusia ke manusia terkait LayV, beber ahli.

Topik Menarik