Berbagi Merah Putih, Bersepeda Santai di Eks Kadipaten Sidayu Gresik

Berbagi Merah Putih, Bersepeda Santai di Eks Kadipaten Sidayu Gresik

Nasional | jawapos | Senin, 8 Agustus 2022 - 06:05
share

JawaPos.com- Sepeda santai di wilayah Sidayu Minggu (7/8) kemarin, menjadi kick-off semarak peringatan HUT Ke-77 Kemerdekaan RI oleh Pemkab Gresik. Bupati Fandi Akhmad Yani, jajaran Forkopimda Gresik, bersama warga gowes bareng. Start di GOR Kromo Widjoyo Sidayu dan finish di lapangan Desa Gedangan.

Selain ajang silaturahim pemkab dengan masyarakat, bupati menyebut fun bike ini juga bagian dari kampanye untuk selalu menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Bersepeda ini sebagai salah satu bentuk upaya kita dalam mewujudkan masyarakat Kabupaten Gresik yang sehat, ujarnya di hadapan peserta.

Selain bupati, tampak ikut bersepeda Kapolres AKBP Moch. Nur Azis, Dandim 0817 Letkol Inf Ahmad Saleh Rahanar, Sekda Gresik Achmad Washil, sejumlah pimpinan OPD, hingga Asosisasi Kepala Desa (AKD) Kecamatan Sidayu. Gowes bareng itu menempuh rute sepanjang 15 kilometer. Melintasi dari dusun ke dusun, desa ke desa. Bahkan, melewati pematang sawah atau tambak.

Di sepanjang desa yang dilalui, warga yang menyambut bupati dan peserta lain. Ada yang menyajikan drumband hingga menyuguhkan makanan dan minuman. Mulai polo pendem dan sejenisnya. Warga desa juga tidak segan-segan mencegat bupati untuk mau berhenti. Lalu, mereka ajak foto bersama. Bupati pun terlihat melayani dengan gembira.

Yang menarik, dalam kesempatan itu bupati alumnus Universitas Airlangga Surabaya itu juga membagikan bendara Merah-Putih kepada warga. Setidaknya, pemkab menyediakan seribu bendara. Sebelumnya, melalui surat edarannya, bupati juga mengimbau kepada masyarakat agar mengganti bendera lusuh dengan yang baru.

Setelah mengayuh sepeda sekitar 2,5 jam, bupati bersama jajaran Forkopimda akhirnya finish di lapangan Gedangan. Salah satu desa yang sudah dikenal dengan kekayaan buah mangga arum manis dan manalagi. Bahkan, mangga-mangga dari Gedangan itu berkualitas ekspor. Di lapangan tersebut, peserta dan ribuan warga setempat diajak senam bersama. Mereka juga disuguhi bazar ratusan pelaku UMKM.

Sementara itu, Camat Sidayu Nuryadi menyatakan, pihakmya tidak menyangka antusiasme warga. Baik yang ikut sepeda santai maupun warga menyambut bupati bersama jajaran forkopimda. Di sepanjang perjalanan, masyarakat desa terlihat begitu senang mendapat kunjungan bupati. Sengaja kami mencarikan rute dari desa ke desa, bahkan melewati jalan pematang sawah, ungkapnya.

Dengan demikian, bupati mengetahui semua potensi Sidayu. Nuryadi menyebut, Sidayu memiliki lahan pertanian yang begitu subur. Insya Allah, warga Sidayu tidak yang stunting. Kalaupun ada satu atau dua orang, itu karena kesalahan dalam pola asuh. Bukan karena faktor kemiskinan, ungkapnya.

Rombongan bupati juga diajak melintasi jalan usaha tani (JUT). Tentu saja, kondisinya tidak cukup baik dan sempit. Padahal, sebetulnya jalan itu cukup vital dan strategis untuk mobilitas warga setempat. Tentu masyarakat berharap agar jalan bersangkutan itu ke depan bisa diperbaiki dan diperlebar, ucap Nuryadi.

Untuk diketahui, Sidayu adalah satu dari 18 kecamatan di Kabupaten Gresik. Sidayu merupakan kota tua. Eks wilayah kadipaten. Lahan pertanian dan perkebunannya sudah dikenal begitu subur.

Sejumlah peninggalan dan menjadi ikon sebuah kadipaten besar di zaman penjajahan Belanda hingga kini masih ada. Sebut saja, pintu gerbang dan pendapa keraton. Ada pula masjid dan alun-alun, telaga, dan sumur sebagai sumber air Sidayu.

Sejak berdiri pada 1675, Kadipaten Sidayu setidkanya dipimpin sepuluh adipati. Adipati. Yang paling dikenal adalah adipati kedepalan, yaitu Kanjeng Sepuh. Di awal pemerintahan, saat itu Kadipaten Sidayu terhubung dengan pemerintahan Kerajaan Mataram dengan Raja Prabu Amangkurat I. Adapun Kadipaten Sidayu dipimpin adipati pertama bernama Raden Kromo Widjodjo.

Dalam perkembangannya, Sidayu akhirnya terintegrasi dengan Kabupaten Gresik. Tepatnya awal abad 20. Wilayahnya dilebur menjadi satu dengan Kabupaten Gresik dengan status sebagai kawedanan. Namun, pada 1934, pemerintah Belanda menghapus status Gresik sebagai kabupaten. Lalu, Gresik digabungkan ke Kabupaten Surabaya.

Hingga pada 1974, seiring pemberlakuan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 38 Tahun 1974, Pemerintah Kabupaten Gresik terbentuk. Bupati pertama di masa itu adalah Letkol (L) Soefelan yang memerintah hingga 1978.

Topik Menarik