Laba BTPN Rp 1,67 Triliun, Bank Mandiri Kolaborasi dengan Kemensesneg

Laba BTPN Rp 1,67 Triliun, Bank Mandiri Kolaborasi dengan Kemensesneg

Nasional | jawapos | Rabu, 3 Agustus 2022 - 05:01
share

JawaPos.com Perbankan nasional menunjukkan kinerja yang solid hingga paruh pertama 2022. Tecermin dari perolehan laba dan pertumbuhan kredit yang meningkat.

Sejalan dengan pelonggaran pembatasan mobilitas dan momentum pemulihan ekonomi. PT Bank BTPN Tbk melaporkan pertumbuhan kredit yang lebih tinggi dari rata-rata industri perbankan (9,03 persen year-on-year).

Total pembiayaan yang disalurkan naik 10 persen menjadi Rp 149,26 triliun. Pertumbuhan itu ditopang segmen korporasi meningkat sebesar 22 persen YoY dan kredit syariah sebesar 11 persen YoY.

Performa pembiayaan juga diikuti oleh manajemen risiko yang ketat. Tecermin dari rasio kredit bermasalah alias non-performing loan (NPL) gross di level 1,35 persen. Relatif rendah dibanding rata-rata industri sebesar 3,04 persen pada akhir Mei 2022.

Sepanjang semester I 2022, BTPN mampu meraup laba bersih konsolidasi setelah pajak mencapai Rp 1,67 triliun. Naik 2 persen secara tahunan. Hal itu disebabkan oleh penurunan beban bunga sebanyak 9 persen.

Pendapatan operasional meningkat 5 persen, meski biaya operasional sedikit meningkat sebesar 2 persen dari Rp 3,44 triliun menjadi Rp 3,5 triliun. Dari sisi aset, BTPN mencatatkan peningkatan sebesar 11 persen menjadi Rp 195,47 triliun.

Pencapaian ini hasil dari strategi kami yang senantiasa mengedepankan prinsip kehati-hatian dalam penyaluran kredit. Sekaligus memanfaatkan momentum pemulihan ekonomi nasional, kata Plt Direktur Utama Bank BTPN Kaoru Furuya, Selasa (2/8).

Direktur Keuangan BTPN Hanna Tantani berkomitmen mempertahankan capaian saat ini hingga akhir tahun. Terutama, pertumbuhan penyaluran kredit. Yang kemudian akan berkontribusi pada pertumbuhan interest income bank.

Meski memang suku bunga ada tendensi kenaikan. Upaya kami tentu memberikan berbagai fitur baru di dalam produk untuk mengundang dana masuk. Itu strategi kami, jelasnya.

Sementara itu, Chief Economist Bank Mandiri Andry Asmoro menilai, perkembangan perbankan saat ini cukup baik. Salah satunya, pertumbuhan kredit. Hingga Mei 2022, kredit tumbuh 9,03 persen. Bahkan menggunakan data BI pada Juni tumbuh 10,7 persen.

Jika menilik proyeksi awal tahun BI, angka tersebut sudah berada di range atas. Makanya BI menaikkan proyeksi pertumbuhan kredit 2022 menjadi 9-11 persen. Kondisi demikian mengindikasikan bahwa permintaan kredit meningkat.

Dari kualitas aset, rasio kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) berada di 2,99 persen. Sementara low at risk sebesar Rp 1.069 triliun.

Dengan kualitas aset terjaga dan pertumbuhan kredit yang cukup tinggi memang kita perkirakan kredit bisa tumbuh di 9 sampai 10 persen, ucap Andry.

Dia memproyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,17 persen sampai akhir 2022. Seiring kondisi fundamental perekonomian nasional yang masih relatif resilience.

Antara lain, neraca perdagangan yang surplus, rasio utang Indonesia relatif rendah, dan meningkatnya transaksi belanja masyarakat. Bank Mandiri juga mendorong inklusi keuangan masyarakat.

Salah satunya, melalui kolaborasi dengan Biro Kerjasama Teknik Luar Negeri (KTLN) Kementerian Sekretariat Negara (Kemensetneg). Yakni, kartu co-branding Mandiri e-money Portal Perizinan Tenaga Asing dan Fasilitas-Kerja Sama Teknik Luar negeri (PINTAS-KTLN).

Kartu PINTAS juga merupakan kartu identitas tenaga asing salah satu keluaran aplikasi PINTAS KTLN, kata Sekretaris Kementerian Sekretariat Negara (Kemensesneg) RI Setya Utama.

SVP Government Solution Group Bank Mandiri Nila Mayta Dwi Rihandjani menyebut, sinergi itu memberikan nilai tambah serta solusi keuangan kepada seluruh stakeholder. Antara lain, transaksi cashless, pegawai Kemensesneg RI akan dapat mengakses produk-produk pembiayaan, dan pengembangan sistem teknologi dalam bertransaksi keuangan.

Hingga Juni 2022, Bank Mandiri telah menerbitkan 27,4 juta kartu berlogo e-money. Rata-rata transaksi per bulan sebanyak 93,5 juta transaksi senilai Rp 1,65 trilliun.

Saat ini, uang elektronik berlogo e-money dapat digunakan untuk melakukan transaksi di 175 ribu merchant yang berkerja sama, pungkasnya.

Topik Menarik