IHSG Bisa Tembus 7.100 pada Akhir Tahun

IHSG Bisa Tembus 7.100 pada Akhir Tahun

Nasional | jawapos | Selasa, 2 Agustus 2022 - 05:24
share

JawaPos.com Indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup di posisi 6.968,78, kemarin Senin (1/8). Menguat 17,66 poin atau 0,25 persen. Penguatan tersebut diiringi pembelian bersih alias net buy asing sebesar Rp 900,46 miliar di seluruh pasar.

Rinciannya, net buy asing di pasar reguler mencapai Rp 1,10 triliun. Sedangkan, net sell atau jual bersih asing di pasar nonreguler sebanyak Rp 201,73 miliar.

Penguatan IHSG ditopang oleh kenaikan tujuh indeks sektoral. Antara lain, sektor transportasi dan logistik yang melesat 1,86 persen. Kemudian, diikuti sektor barang baku yang menanjak 0,99 persen.

Lalu, sektor barang konsumsi primer meningkat 0,78 persen dan infrastruktur naik 0,75 persen. Sedangkan, sektor energi menguat 0,49 persen, sektor keuangan meningkat 0,31 persen, serta sektor properti dan real estat naik 0,23 persen.

Direktur Ekuator Swarna Investama Hans Kwee memperkirakan, IHSG bakal masih fluktuatif pada kuartal III 2022. Namun, akan lebih stabil bergerak naik pada kuartal IV 2022.

Sejalan dengan pernyataan Chairman The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang berharap angka pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) negatif. Sehingga, membawa bank sentral AS itu tidak agresif menaikan suku bunga.

Potensi perlambatan kenaikan suku bunga membawa sentimen positif ke pasar keuangan global, kata dosen Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Trisakti itu.

Meski demikian, pelaku pasar tetap khawatir terkait tingkat inflasi akibat perang Rusia dan Ukrain yang sedang berlangsung. Hal itu menimbulkan spekulasi kemungkinan bahwa pasar bisa berubah lebih rendah lagi.

Perkembangan inflasi akan menjadi salah satu perhatian utama pelaku pasar dalam beberapa pekan ke depan. Bila inflasi menunjukkan tren turun pasar saham akan melanjutkan kenaikannya.

Biro Statistik dan Tenaga Kerja AS melaporkan, pertumbuhan produk domestik bruto (PDB) pada kuartal II 2022 minus 0,9 persen secara tahunan. Dengan hasil tersebut, maka secara teknis AS masuk ke jurang resesi. Kontraksi tersebut menimbulkan harapan The Fed tidak akan agresif menaikkan suku bunga.

Dari dalam negeri, data ekonomi Indonesia tetap baik di tengah inflasi global yang tinggi. Indeks kepercayaan konsumen tetap tinggi di level 128. Kondisi tersebut didukung peningkatan kedatangan wisatawan sebesar 1.382 persen setelah dibukanya kembali jalur masuk untuk wisatawan asing.

Indikator makro Indonesia menunjukkan angka yang bagus. Mulai dari cadangan devisa meningkat, pertumbuhan pinjaman mencapai 10,66 persen alias tertinggi sejak 2019, surplus perdagangan USD 5 miliar, dan kenaikan 39,70 persen dalam investasi asing langsung di kuartal II 2022.

International Monetary Fund (IMF), Bank Dunia, maupun Asian Development Bank (ADB) memprediksi ekonomi Indonesia pada 2022 bisa mencapai di atas 5,2 persen. Indonesia masih menjadi salah satu pasar dengan kinerja terbaik secara year-to-date (YtD).

Selain itu, Bank Indonesia (BI) memutuskan tetap tidak menaikkan suku bunga acuan dianggap sebagai pesan bahwa Indonesia terbuka untuk investasi. Indonesia saat ini dianggap sebagai kekuatan baru di mana negara-negara maju di dunia banyak mengalami permasalahan ekonomi, jelas Hans.

Meski demikian, Hans melihat IHSG selalu melemah ketika menembus level 7.000. Hal itu membuka potensi konsolidasi melemah terbatas pada pekan ini.

IHSG Support 6.900 sampai 6.850. Dan resistance 7.032 hingga 7.100, imbuh lulusan doktoral ilmu Ekonomi Universitas Trisakti itu.

Di sisi lain, Hans meyakini bahwa, IHSG bisa mencapai level 7.100-7.200 di akhir tahun ini.Tercermin dari pergerakan IHSG yang meningkat 4,55 persen atau 303,47 poin secara YtD.

Sementara itu, PT BNI Sekuritas terus berupaya memperkuat bisnisnya. Anak usaha BNI itu mulai beralih melakukan transaksi saham secara digital.

Perkembangan teknologi mengubah preferensi nasabah dalam melakukan transaksi saham. Apalagi, mayoritas nasabah yang merupakan investor lebih menyukai trading dengan aplikasi online trading.

Data kuartal I 2022 menunjukkan lebih dari 80 persen transaksi di outlet BNI Sekuritas dilakukan secara online oleh nasabah.
Mengingat, sekitar 70 nasabah BNI Sekuritas didominasi oleh generasi milenial yang menyukai kemudahan dan kecepatan akses melalui platform online trading. Ditambah, biaya trading yang relatif lebih murah.

Data Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) per Juni 2022 mencatat, jumlah investor di pasar modal mencapai 9.112.677 orang. Meningkat 21,68 persen dibandingkan tahun lalu sejumlah 7,489,337 orang.

Jumlah tersebut didominasi oleh milenial mencapai 59,72 persen. Nilai asetnya Rp 49,94 triliun.

Digitalisasi saat ini menjadi salah satu kunci kemajuan bisnis perusahaan efek yang dapat membantu perusahaan efek dalam menjangkau pangsa pasar yang lebih luas. Melalui digitalisasi, BNI Sekuritas juga mampu melahirkan berbagai peluang baru yang dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan jumlah nasabah, jelas Direktur Utama BNI Sekuritas Agung Prabowo.

//Grafis//

Pergerakan IHSG Sepekan Terakhir

-1 Agustus: 6.968,78

-29 Juli: 6.970

-28 Juli: 6.963,09

-27 Juli: 6.886,58

-26 Juli: 6.868,19

Top gainersLQ45 hari ini:

-PT Barito Pacific Tbk (BRPT) 7,22 persen

-PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) 6,39 persen

-PT Harum Energy Tbk (HRUM) 5,42 persen

Topik Menarik