Cerita di Balik Kasus Maguad Siblings, Gelap Mata Sang Saudara Angkat

Cerita di Balik Kasus Maguad Siblings, Gelap Mata Sang Saudara Angkat

Nasional | reqnews.com | Minggu, 31 Juli 2022 - 04:01
share

JAKARTA, REQnews - Peristiwa pembunuhan dua bersaudara bernama Crizzle Gwynn Maguad (18) dan Crizzule Louis Maguad (16) di Cotabato, Filipina akhir 2021 lalu, benar-benar menggemparkan dan terus diceritakan hingga saat ini.

Pembunuhan pada 10 Desember 2021 itu sungguh tak disangka-sangka, terutama pelaku utamanya yang sempat mengaku sebagai penyintas.

Kasus ini bermula ketika Cruz Maguad, ibu dua bersaudara itu ditelepon oleh anak angkatnya bernama Janice Sebial, yang mereka semua tinggal dalam satu rumah dan menjadi satu keluarga.

Ia mendapat kabar bahwa kedua anaknya mengalami peristiwa nahas. Cruz kemudian bergegas pulang ke rumahnya di Barangay Bagontapay, M\'lang.

Sesampainya di rumah, Cruz menyaksikan dua anaknya sudah bersimbah darah, dengan luka parah dan nyawa melayang.

Luka tikaman dan pukulan benda tajam tampak jelas dan mengenaskan di tubuh kedua bersaudara itu.

Dengan cepat, pembunuhan ini menjadi berita nasional di Filipina, dan menggerakkan warganet di negara itu menggemakan tagar #JusticeForMaguadSiblings, yang menjadi trending topic selama empat hari di Twitter.

Aparat yang tak kuasa membendung desakan warganet, kemudian bergerak dan membentuk tim investigasi.

Temuan awal menunjukkan, Gwynn dan Louis dipukul menggunakan palu dan ditusuk sampai tewas. Di dekat jasad mereka, ditemukan pecahan botol, pisau hingga tongkat baseball.

Polisi memastikan tak ada bekas pelecehan seksual. Dugaan awal, bahwa keduanya tewas dibunuh perampok, dengan alasan lemari di rumah ditemukan terbuka dan barang-barang pribadi berserakan.

Sementara sang anak angkat, Janice menceritakan ke polisi bahwa ada pria tak dikenal masuk ke rumah mereka, dan menyerang kedua kakak beradik itu.

Ia selamat karena sembunyi dan mengunci diri di sebuah ruangan. Tapi, sang ibu dan polisi tidak bodoh.

Kejanggalan ditemukan oleh Cruz, yang melihat Janice tampak seperti baru selesai mandi dengan rambut yang masih basah dan berganti pakaian baru, ketika peristiwa terjadi.

Akhirnya, Janice yang terdesak pada 16 Desember, atau enam hari setelah pembunuhan mengaku membantai kedua saudara tirinya tersebut.

Selain Janice, ada dua tersangka tambahan dalam kasus pembunuhan ini, yang salah satunya adalah petugas gereja.

Namun, Janice tidak dipenjara atas perbuatannya. Ia masih di bawah umur, dan hanya diawasi ketat oleh Departemen Kesejahteraan Sosial dan Pembangunan Filipina (DSWD).

Topik Menarik