Luar Biasa, Hari Terakhir Ditutup dengan Dua Rekor Dunia

Luar Biasa, Hari Terakhir Ditutup dengan Dua Rekor Dunia

Nasional | jawapos | Selasa, 26 Juli 2022 - 17:46
share

JawaPos.com- Hari terakhir Kejuaraan Dunia Atletik 2022 di Hayward Field, Eugene, Oregon, Amerika Serikat (AS), kemarin berakhir apik.

Dua rekor dunia tambahan tercipta. Tuan rumah AS mencetak rekor sebagai negara dengan jumlah medali terbanyak dalam satu pergelaran Kejuaraan Dunia Atletik. Mereka mengumpulkan 33 medali.

Pada hari pemungkas itu, AS sukses menambah tiga medali emas. Dua emas mereka dapat dari estafet 4 x 400 meter putra dan putri. Satu lainnya melalui lari 800 meter putri. Di nomor tersebut, atlet mereka, Athing Mu, menjadi kampiun.

Hasil itu membuat AS total mengumpulkan 13 emas, 9 perak, dan 11 perunggu selama sepuluh hari kejuaraan tersebut berlangsung (1524 Juli).

Jumlah medali AS jauh meninggalkan negara-negara lain. Ethiopia yang finis di posisi kedua saja hanya mendapat 10 medali dengan perincian 4 emas, 4 perak, dan 2 perunggu.

Nah, untuk dua rekor dunia yang tercipta pada hari terakhir, masing-masing datang dari nomor lari gawang 100 meter putri dan lompat galah putra. Di lompat galah putra, atlet Swedia Armand Duplantis memecahkan rekor atas namanya sendiri.

Itu dia buat saat meraih medali emas dengan lompatan setinggi 6,21 meter. Catatan itu satu sentimeter lebih baik dari rekor dunia yang dia buat sebelumnya pada Maret lalu di Kejuaraan Dunia Atletik Indoor di Belgrade.

Sementara itu, pelari gawang 100 meter putri Nigeria Tobi Amusan membuat rekor dunia saat tampil di semifinal. Saat itu dia menjadi yang tercepat dengan catatan waktu 12,12 detik.

Dia memecahkan rekor dunia sebelumnya yang dipegang atlet AS Kendra Harrison dengan catatan waktu 12,20 detik. Rekor dunia itu bertahan enam tahun sebelum terpecahkan oleh Amusan kemarin.

Amusan sejatinya berhasil mempertajam catatan waktunya di putaran final. Dia meraih medali emas dengan membukukan catatan waktu 12,06 detik.

Namun, catatan waktu Amusan di putaran final itu tidak tercatat sebagai rekor dunia resmi. Sebab, saat itu angin berembus di kecepatan 2,5 meter per detik.

Dalam aturan resmi atletik dunia, rekor dunia hanya tercatat ketika lomba berlangsung saat angin dalam kecepatan di bawah 2 meter per detik.

Aku percaya dengan kemampuanku. Tapi, aku tidak pernah menyangka bisa memecahkan rekor dunia. Tujuan utamanya hanya mengeksekusi lomba sebaik mungkin dan menang. Rekor dunia adalah bonus, ucap Amusan dilansir Reuters.

Topik Menarik