Peringati HAN di Kampung Lali Gadget, Dorong Anak Berani Speak Up

Peringati HAN di Kampung Lali Gadget, Dorong Anak Berani Speak Up

Nasional | jawapos | Senin, 25 Juli 2022 - 22:15
share

JawaPos.com- Puluhan siswa berpakaian olahraga memadati Kampung Lali Gadget (KLG) di Desa Pagerngumbuk, Wonoayu, Sidoarjo. Kali ini mereka tak memainkan aneka permainan tradisional seperti biasanya, tetapi berdiskusi bersama.

Mereka berasal dari SMPN 4 Sidoarjo dan SMPN 1 Wonoayu. Sementara, yang menjadi pembicara adalah 10 siswa SD yang menjadi finalis Pangeran dan Putri Lingkungan Hidup Surabaya. Mereka berbagi pengalaman dalam kewirausahaan. Moderatornya adalah ventriloquist muda, yaitu Dewi Kamila Azzahra, siswi kelas VIII asal MTs Bilingual Sidoarjo.

Salah satu yang menarik perhatian peserta dan orang tua adalah hasil karya Bhre Bhawana. Dia membuat gantungan kunci dari rokok. Inspirasi datangnya dari ayah, terus lihat di lingkungan sekitar banyak sampah rokok, ujarnya saat menjawab pertanyaan salah seorang peserta.

Pendiri KLG Achmad Irfandi menyatakan, acara yang berlangsung hingga pukul 11.30 itu merupakan bagian dari rangkaian Hari Anak Nasional (HAN). Menurut dia, acara ini sesuai dengan keinginannya.

Kami tidak ingin anak-anak hanya merayakannya sehari-dua hari, tapi berkelanjutan. Anak-anak juga difasilitasi dengan diberi wadah berbicara mengekspresikan diri dan karyanya, ujarnya.

Hal menarik lainnya, menurut Irfandi, adalah peserta, moderator, hingga pemateri berasal dari anak-anak. Acara ini, menurut dia, cukup spesial dalam menyambut HAN. Karena ini berangkat dari kegelisahan kami bahwa pada Hari Anak malah orang tuanya yang terlalu intervensi. Entah itu sambutan ataupun lainnya. Padahal, untuk anak, acara semacam itu tidak ada pengaruhnya, ungkapnya.

Irfandi menilai, hingga saat ini suara anak masih saja diwakilkan orang tuanya. Akibatnya, tidak bisa terbentuk keberanian dari diri anak untuk bisa berbicara atau speak up dengan apa yang dialaminya. Padahal, keberanian itu cukup membantu anak di tengah maraknya kasus pelecehan seksual dan perundungan.

Jika tidak diajarkan untuk berani berbicara di depan publik, anak-anak akan semakin terinjak-injak dan tertindas oleh orang dewasa. Harapan ke depan, lewat acara dari anak untuk anak ini, mereka bisa belajar berbicara dan speak up di ruang lebih luas lagi, tuturnya.

Topik Menarik