Xi Jinping Minta Muslim Tiongkok Adaptasi dengan Masyarakat Sosialis

Xi Jinping Minta Muslim Tiongkok Adaptasi dengan Masyarakat Sosialis

Nasional | jawapos | Rabu, 20 Juli 2022 - 11:19
share

JawaPos.com Presiden Tiongkok Xi Jinping meminta para pejabat untuk meningkatkan upaya menegakkan prinsip bahwa Islam di Tiongkok harus berorientasi dengan Tiongkok. Dan agama-agama di negara itu harus beradaptasi dengan masyarakat sosialis yang dianut oleh Partai Komunis Tiongkok yang berkuasa.

Hal itu diungkapkan Xi saat mengunjungi wilayah Xinjiang yang bergejolak. Pasukan keamanan Tiongkok selama beberapa tahun terakhir telah melakukan upaya untuk mengendalikan protes oleh Muslim Uigur atas permukiman dari etnis Han Tiongkok dari luar provinsi.

Xi mengunjungi wilayah Xinjiang selama tur empat hari di wilayah yang dimulai pada 12 Juli, Xi bertemu dengan para pejabat. Dia menekankan, memupuk rasa komunitas yang kuat untuk bangsa Tiongkok, mempromosikan pertukaran, interaksi dan integrasi di antara kelompok etnis yang berbeda,

Xi menggarisbawahi perlunya meningkatkan kapasitas tata kelola urusan agama dan mewujudkan pembangunan agama yang sehat. Upaya yang ditingkatkan harus dilakukan untuk menegakkan prinsip bahwa Islam di Tiongkok harus berorientasi Tiongkok, dan untuk menyesuaikan agama dengan masyarakat sosialis, katanya seperti dilansir Indianaexpress dari kantor berita Xinhua , Rabu (20/7).

Kebutuhan agama yang normal harus dipastikan dan mereka harus bersatu erat di sekitar partai dan pemerintah, tambah Xi.

Dalam beberapa tahun terakhir, presiden telah menganjurkan sinisisasi Islam yang secara luas berarti menyelaraskannya dengan kebijakan Partai Komunis yang berkuasa. Ia menekankan pentingnya identitas budaya.

Xi menyerukan mendidik dan membimbing orang-orang dari semua kelompok etnis untuk memperkuat identifikasi mereka dengan tanah air, bangsa Tiongkok, budaya Tiongkok, Partai Komunis Tiongkok (CPC) dan sosialisme dengan karakteristik Tiongkok.

Tiongkok selama ini melawan tuduhan penahanan massal Muslim Uygur di kamp-kamp, yang digambarkan Beijing sebagai pusat deradikalisasi dan pendidikan. Beijing juga meremehkan tuduhan Barat tentang pelanggaran hak asasi manusia besar-besaran terhadap Muslim Uigur dan membantah tuduhan AS dan Uni Eropa tentang genosida terhadap Muslim di provinsi tersebut.

Topik Menarik