Kerusuhan di Babarsari Sleman Yogya Buntut Bentrok Dua Etnis

Kerusuhan di Babarsari Sleman Yogya Buntut Bentrok Dua Etnis

Nasional | fornews.co | Senin, 4 Juli 2022 - 20:31
share

YOGYA, fornews.co Kawasan ruko di Babarsari, Kapanewon Depok, Kabupaten Sleman, DIY, terbakar buntut bentrok antardua etnis, aparat diminta tegas jangan sampai kalah dengan kelompok preman.

Peristiwa yang terjadi pada Senin (4/7/202) sekira pukul 11.40 WIB itu telah mengakibatkan tiga bangunan ruko dan warung makan rusak berat. Sebanyak tujuh motor dan satu mobil rusak.

Kejadian itu bermula setelah massa dari Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (Ipma Papua) DIY tidak bertemu Dirriskrimum Markas Kepolisian Daerah (Mapolda) DIY.

Mereka menuntut agar pelaku yang menganiaya mahasiswa Papua hingga cacat permanen itu segera ditangkap.

Aksi Ipma itu imbas dari pertikaian antardua kelompok AMKEI Maluku dan Melanesia NTT yang terjadi pada Sabtu (2/7/2022) Subuh di Jalan Seturan dan Jambusari.

Pertikaian antardua kelompok etnis itu mengakibatkan Dibrilian Jornes Tawarisi cacat permanen.

Massa Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (Ipma Papua) DIY menuntut agar pelaku ditangkap dalam waktu 124 jam. Namun, akan bertindak dengan caranya sendiri jika Mapolda DIY mengabaikan.

Mereka juga mendesak pihak kepolisian untuk menetapkan pelaku dan rekan-rekannya yang terlibat melakukan penganiayaan terhadap Dibrilian.

Massa Ipma yang bekumpul di depan Mapolda DIY semakin bertambah banyak.

Karena tidak menemui Dirriskrimum Polda DIY, massa Ipma kemudian melakukan penutupan jalan dengan mobil Hiace warna putih di Jalan Ringroad.

Menjelang siang, massa Ipma bergerak mendatangi tempat tinggal tokoh warga Nusa Tenggara Timur (NTT) yang berada di kawasan ruko Babarsari, Caturtunggal, Depok, Sleman.

Mereka diduga telah melakukan pengerusakan dan pembakaran di kawasan ruko itu.

Akibat kebakaran itu dua unit truk pemadaman kebakaran (Damkar) diturunkan dan api berhasil dipadamkan oleh petugas sekira pukul 12.40 WIB.

Untuk menghindari dampak buruk yang lebih besar, jajaran dari Polres Sleman memediasi dua kelompok AMKEI dan Ipma.

Ipma menyesalkan Polda DIY yang lamban menangani bentrok dua etnis sehingga mengakibatkan jatuhnya korban.

Ipma juga menyesalkan Polda DIY yang tidak memanusiakan karena dalam penerimaan pelaporan hanya diterima di depan Pos.

Aparat juga diminta untuk tegas terhadap kelompok preman dan jangan kalah dengan kelompok-kelompok preman, terutama yang diduga membawa senjata api.

Polisi setempat berjanji proses hukum masih berjalan dan akan dilakukan mediasi antarkedua belah pihak yang bertikai.

Massa Ikatan Pelajar dan Mahasiswa Papua (Ipma Papua) DIY kemudian membubarkan diri dengan tertib.

Hingga berita ini disiarkan petugas dari Polda DIY dibantu Kodim dan SSK Yonif masih berada di lokasi kejadian. (adam)

Topik Menarik