Ada Hepatitis Akut Misterius, Semua Warga Dunia Diimbau Waspada

Ada Hepatitis Akut Misterius, Semua Warga Dunia Diimbau Waspada

Nasional | genpi.co | Jum'at, 1 Juli 2022 - 23:55
share

GenPI.co - Sekretaris Direktorat Jenderal Kementerian Kesehatan (Kemenkes)Siti Nadia Tarmizi menyebutkan Badan Kesehatan Dunia (WHO) menilairisiko dari hepatitis akut misterius pada anak secara global masih harus terus diawasi karena bersifat moderat.

"WHO menyatakan kondisi kewaspadaan daripada hepatitis akut misterius ini sifatnya moderat. Sampai saat ini penyebabnya belum diketahui," kata Siti Nadia Tarmizi dalam Webinar Mengenal Lebih Jauh Hepatitis Akut Misterius Pada Anak di Jakarta, dikutip dari Antara, Jumat (1/7/2022).

Nadia menyampaikan sampai dengan hari ini, penyebab utama hepatitis akut misterius masih belum ditemukan.

Bahkan, seluruh dunia terus melakukan berbagai kajian karena proporsi pasien yang meningkat sekaligus guna mencegah terjadinya gejala berat.

Selain memerhatikan gejala klinis dan perkembangan penanganan kasus, WHO menilai informasi yang dimiliki oleh global maupun yang disampaikan pada masyarakat masih terbatas.

"Keterbatasan informasi terjadi dari sisi data epidemiologi, laboratorium, histopatologi bahkan data klinis," ucap Siti Nadia.

Selain itu, keterbatasan data disebabkan karena tidak semua negara yang sudah melaporkan kasus, memiliki kemampuan surveilans atau pelacakan yang kuat untuk memastikan positif atau tidaknya pasien terkena hepatitis tipe A dan E, sebelum melakukan pemeriksaan hepatitis akut misterius lebih lanjut.

"Tidak semua negara bisa, kalau kita lihat sudah ada di 33 negara, mungkin jumlah kasusnya akan lebih besar dari jumlah tersebut kemudian sumber maupun model bagaimana transmisi itu terjadi itu belum dapat ditentukan," tegas dia.

Nadia menambahkan memang terdapat dugaan bahwa hepatitis akut misterius pada anak terjadi akibat adanya Adenovirus.

Namun, sejauh ini diduga penularan kemungkinan terjadi melalui udara ataupun makanan.

Sementara penularan dari manusia ke manusia belum bisa dipastikan. Sehingga WHO bersama para peneliti dunia masih mencari faktor-faktor lain penyebab awal mula penularan terjadi.

"Oleh karena itu pencegahan pada anak-anak khususnya, kita tetap dorong menggunakan masker dan mencuci tangan," ungkap wanita yang juga menjabat sebagai juru bicara vaksinasi covid-19 Kemenkes itu.

Kemudian infeksi dari manusia ke manusia tidak bisa kemudian dikatakan secara langsung bahwa ini memang murni manusia ke manusia tapi masih cari faktor faktor lainnya

"Menjadi perhatian untuk kami mengapa WHO sampai sekarang masih mengkategorikan sebagai penyakit yang diperhatikan atau tetap menjadi kewaspadaan," tegas dia.

Nadia menuturkan hingga hari ini, belum ditemukan pasien hepatitis akut misterius yang butuh melakukan transplantasi hati.

Dengan demikian, dirinya mengajak semua pihak untuk terus waspada dan lebih ketat menjaga anak-anaknya, terutama anak di bawah usia lima tahun.

"Kasus di atas usia 11 tahun lebih rendah. Jadi memang yang harus kita jaga adalah anak-anak pada sekolah PAUD. Justru yang SD itu kasusnya cukup besar, tetapi tidak sebesar pada usia di bawah lima tahun, kalau di atas 11 tahun lebih kecil relatif kemungkinannya," tandasnya.

Berdasarkan data Kemenkes per 23 Juni 2022 sampai dengan pukul 16.00 WIB, Indonesia sendiri sudah melaporkan sebanyak 70 dugaan kasus hepatitis akut misterius dari 21 provinsi yang tersebar di Indonesia.

Sebanyak 16 kasus dinyatakan probable, 14 pending dan 40 discarded.

Di mana profil dari 16 kasus probable didominasi oleh anak laki-laki dan paling banyak ditemukan pada usia rentang 0-5 tahun.

Sedangkan status pasien adalah tujuh dinyatakan sembuh dan dipulangkan, satu masih dirawat dan dua melakukan rawat jalan. Sementara enam lainnya dinyatakan meninggal karena merupakan kasus awal yang telat terdeteksi atau telat mendapatkan penanganan. (Ant)

Heboh..! Coba simak video ini:

Topik Menarik