Kepada Putin, Jokowi Dorong Penyelesaian Damai

Kepada Putin, Jokowi Dorong Penyelesaian Damai

Nasional | jawapos | Jum'at, 1 Juli 2022 - 10:01
share

Dukung Komoditas Rusia-Ukraina Masuk Rantai Pasok Dunia

JawaPos.com Dari Ukraina, Presiden Joko Widodo (Jokowi) kemarin (30/6) tiba di Rusia dan langsung bertemu Presiden Vladimir Putin. Kedua pemimpin membahas beragam isu, termasuk penyelesaian konflik dan pasokan pangan.

Perdamaian dan kemanusiaan selalu jadi prioritas politik luar negeri Indonesia, kata Jokowi dalam jumpa pers setelah pertemuan.

Itu, lanjutnya, sesuai dengan amanat konsistitusi. Kepada Putin, Jokowi kembali menawarkan diri sebagai jembatan komunikasi antara Rusia dengan Ukraina yang tengah berperang.

Dia mengaku juga telah menyampaikan pesan dari Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky yang dia temui sehari sebelumnya di Kiev.

Walaupun situasi sangat sulit, penyelesaian secara damai penting untuk terus dikedepankan dan ruang dialog juga harus terus dibuka, ungkapnya.

Jokowi menyampaikan pula bahwa adanya perang mengganggu rantai pasok pangan, pupuk, dan energi di negara berkembang. Namun, dia lega karena Putin menjamin keamanan rantai pasokan makanan. Terutama yang terkait dengan jalur laut.

Demi kemanusiaan, saya mendukung upaya PBB untuk reintegrasi komoditas pupuk dan pangan Rusia dan Ukraina untuk masuk lagi dalam rantai pasok dunia, bebernya.

Putin menyambut gembira kedatangan Jokowi. Baginya, Indonesia adalah salah satu negara yang erat bekerja sama dengan Rusia. Kedua negara mengembangkan kerja sama di berbagai bidang, seperti ekonomi, politik, keamanan, dan upaya melawan terorisme, katanya seperti dilansir http://en.kremlin.ru .

Sehari sebelumnya, kantor berita Rusia Tass melansir pernyataan Yuri Ushakov, penasihat Putin, yang menyebut kalau kedua pemimpin bakal mendiskusikan soal ekspor produk pertanian Rusia, termasuk gandum dan pupuk. Presiden (Putin) akan melanjutkan dialog yang sebelumnya sudah dibahas (dengan Presiden Jokowi) April lalu dan persiapan Jakarta terkait agenda G20, katanya.

Jokowi dan Putin memang berkomunikasi lewat telepon pada April lalu. Ini juga kunjungan kedua Jokowi ke Rusia, yang pertama pada 2016 tapi ketika itu dia hanya mengunjungi Sochi.

Ushakov menambahkan, kedua pemimpin negara akan mendiskusikan pula situasi dunia, perang Rusia-Ukraina, isu ketahanan pangan, dan kemungkinan ekspansi produk pertanian Rusia Aspek bilateral penting, tapi tidak kalah penting dan mungkin lebih penting lagi bahwa Presiden Joko Widodo tiba di sini sebagai kepala negara yang sedang memegang tampuk presidensi G20, katanya.

Dari Jakarta, Ketua MPR Bambang Soesatyo menyatakan mengakhiri perang antara Rusia dan Ukraina tidak hanya demi rakyat di dua negara itu. Melainkan juga demi warga dunia yang turut terkena imbas dari konflik bersenjata yang telah berlangsung berbulan-bulan tersebut.

Jokowi dan rombongan berangkat ke Rusia melalui Polandia. Kembali dari Ukraina menggunakan kereta khusus, lalu bertolak dari Bandara Internasional Rzeszow-Jasionka, 10 kilometer dari Rzeszw, Polandia, menuju Bandara Vnukovo II di Moskow, Rusia, menggunakan Garuda Indonesia GIA-1.

Penerbangan berlangsung sekitar dua jam. Sesampainya di Bandara Vnukovo II, rombongan disambut pejabat Federasi Rusia yang terdiri atas Kepala Protokol Negara Federasi Rusia Igor Viktorovich Bogdashev dan Wakil Menteri Luar Negeri Federasi Rusia Mikhail Bogdanov. Ada juga Duta Besar RI Moskow Jose Antonio Morato Tavares dan Atase Pertahanan KBRI Moskow Kolonel Budi Susilo.

Berbeda dengan kunjungannya di Ukraina yang didahului kunjungan ke salah satu lokasi korban serangan Rusia, Jokowi dan rombongan kemarin langsung menemui Presiden Rusia Vladimir Putin. Mereka bertemu di Kremlin.

Indonesia dengan Rusia memiliki hubungan diplomatik yang sangat panjang. Bahkan, mulai terjalin ketika Jakarta masih bernama Batavia di masa kolonialisme Belanda.

Pada saat Rusia masih menjadi bagian inti Uni Soviet, Menlu Uni Soviet kala itu, Andrei Vyshinky, mengakui kemerdekaan Indonesia. Pengakuan tersebut disampaikan secara tertulis pada 25 Januari 1950. Lalu pada 28 Desember 1991, Menlu Indonesia Ali Alatas bersurat ke Menlu Rusia Andrei Vladimirovich Kozyrev untuk memberikan pernyataan mengakui secara resmi Federasi Rusia sebagai pengganti Uni Soviet. Hubungan dua negara itu terus membaik. Pemimpin kedua negara saling mengunjungi hingga melakukan pertemuan. Presiden Abdurrahman Wahid, Megawati, dan Susilo Bambang Yudhoyono tercatat pernah melawat ke Negeri Beruang Merah tersebut.

Terpisah, anggota Komisi I DPR RI Dave Akbarshah Fikarno mengatakan, kunjungan presiden ke Ukraina dan Rusia merupakan perjalanan yang berat dan penuh risiko. Selain harus memasuki medan tempur, Jokowi juga diharapkan bisa membantu membangun komunikasi antara Zelensky dan Putin. Selain itu, negara-negara Barat juga diharapkan bisa mengurangi egonya sehingga menurunkan tensinya dan bisa membawa ke arah perdamaian, terangnya dalam diskusi di Media Center DPR RI kemarin.

Sementara itu, dikonfirmasi mengenai capaian keberhasilan dari kunjungan ke dua negara yang tengah bertikai tersebut, Juru Bicara Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Teuku Faizasyah mengaku pihaknya belum melakukan asesmen. Sebab, kunjungan masih berlangsung.

Yang kita garis bawahi adalah Bapak Presiden sendiri merupakan satu-satunya pimpinan di Asia yang bisa melakukan kunjungan ke dua tempat dalam satu rangkaian, ke Ukraina dan Rusia, paparnya.

Menurut dia, fakta tersebut merupakan salah satu tolok ukur keberhasilan dari sisi kunjungan yang selama ini sudah dipersiapkan. Terkait substansi pertemuan Jokowi dengan dua pemimpin negara tersebut, dia meminta publik sabar menunggu hingga lawatan rampung. Dia menjanjikan, bakal ada penjelasan dari presiden ataupun Menlu. Termasuk isu pembelian minyak yang dikabarkan jadi salah satu topik yang dibicarakan.

Dalam kesempatan yang sama, Co-Sherpa G20 Indonesia Dian Triansyah Djani menginfokan rencana pertemuan para menteri luar negeri (FMM) G20 yang bakal digelar di Bali pada 78 Juli 2022. Dia memastikan Ukraina diundang untuk menghadiri pertemuan para Menlu tersebut.

Tetapi, kita masih menunggu apakah kehadirannya dalam bentuk virtual atau in person, ungkapnya.

Selain Ukraina, pertemuan tersebut juga dipastikan bakal dihadiri seluruh Menlu negara-negara G20, baik secara fisik maupun virtual. Dari konfirmasi kehadiran saat ini, kata dia, mayoritas bakal datang secara in person. Meski, dia masih enggan mengungkapkan nama-nama Menlu yang pasti hadir. Karena alasan keamanan dan lain-lain. Yang jelas, mereka sudah memberikan komitmennya untuk hadir, katanya.

Mundur dari Pulau Zmiinyi

Sementara itu, pasukan Rusia dilaporkan mundur dari Pulau Zmiinyi di Laut Hitam. Menurut Kremlin, mereka mundur dari wilayah yang lebih dikenal dengan sebutan Pulau Ular tersebut sebagai iktikad baik untuk memfasilitasi pengiriman biji-bijian Ukraina.

Untuk mengatur koridor kemanusiaan (ekspor) gandum sebagai bagian dari implementasi kesepakatan bersama yang dicapai dengan partisipasi PBB, Federasi Rusia memutuskan untuk meninggalkan posisinya di Pulau Zmiinyi, bunyi pernyataan Kementerian Pertahanan Rusia seperti dikutip The Guardian .

Pulau Ular adalah area kecil di tengah lautan yang bisa terekspos dari serangan laut dan udara dengan mudah. Rusia menguasai pulau itu di awal-awal serangan ke Ukraina. Namun, mempertahankan pulau tersebut luar biasa sulit, terlebih ia sangat jauh dari basis pertahanan Rusia.

Sejatinya, Pulau Ular adalah wilayah yang strategis. Kremlin sudah menguasai sebagian besar pantai Laut Hitam Ukraina, ditambah Semenanjung Krimea dan seluruh Laut Azov. Memegang Pulau Ular berarti sama dengan memblokade pintu keluar Pelabuhan Odesa. Artinya, ekspor sebagian besar gandum Ukraina tidak mungkin dilakukan.

Pulau Ular ditengarai kaya akan cadangan minyak dan gas. Jika Rusia mengendalikan pulau tersebut, itu juga menjadi ancaman bagi Rumania yang merupakan anggota NATO. Siapa pun pemilik Pulau Ular, wilayah laut di sekitarnya akan dihitung sebagai zona ekonomi eksklusif (ZEE).

Versi yang pro-Ukraina, Rusia bukannya beriktikad baik mundur untuk membiarkan ekspor biji-bijian Kiev berjalan lagi. Namun, karena Kremlin memang kalah dalam pertempuran. Pasukan Rusia yang tersisa melarikan diri dengan dua speedboat.

Jika Anda ingin bukti kemampuan luar biasa Ukraina untuk melawan serta mengatasi kesulitan dan untuk mengusir Rusia, lihatlah apa yang baru saja terjadi di Pulau Ular, di mana lagi-lagi Rusia harus menyerah, ujar Perdana Menteri (PM) Inggris Boris Johnson di sela-sela KTT NATO di Madrid seperti dikutip BBC .

Topik Menarik