Pendukung Penghina Nabi Dipenggal, India Makin Runyam

Pendukung Penghina Nabi Dipenggal, India Makin Runyam

Nasional | law-justice.co | Jum'at, 1 Juli 2022 - 05:00
share

Buntut kasus pembunuhan pendukung Nupur Sharma, yang diduga menghina Nabi Muhammad SAW membuat India semakin panas. Terjadi ketegangan di India usai insiden tersebut.


Kasus ini terjadi saat dua pria di India dengan sadis memenggal pria, Kanhaiya Lal, yang disebut membela penghina nabi di Udaipur, India. Aksi pemenggalan mengerikan itu direkam dengan kamera dan videonya diunggah secara online.

Seperti dilansir dari AFP, Jumat (1/7/2022) , korban yang dipenggal berprofesi sebagai seorang penjahit. Dia diketahui pernah menyampaikan dukungan secara online kepada politikus Partai Bharatiya Janata (BJP) Nupur Sharma yang melontarkan ucapan menghina Nabi Muhammad dan memicu protes global. Usai kasus itu, BJP telah memecat Nupur.

Laporan media lokal menyebut korban, yang tidak disebut identitasnya, sempat membagikan postingan yang mendukung Sharma sekitar 10 hari lalu dan sejak saat itu menerima banyak ancaman pembunuhan.

Dilaporkan bahwa para pelaku mendatangi toko jahit milik korban dan menyamar sebagai konsumen sebelum menyerang korban dengan pisau besar.


Personel kepolisian tambahan pun dikerahkan ke Udaipur pada Selasa (28/6) waktu setempat untuk mencegah terjadinya kerusuhan antaragama imbas kasus ini.

Siapa Kanhaiya Lal


Menurut laporan surat kabar Indian Express, Kanhaiya Lal pernah memiliki kasus menyinggung agama lain. Dia bahkan pernah ditangkap polisi, sekitar tiga pekan sebelum pembunuhan terjadi.

Lal sempat merasa hidupnya terancam. Dia pun sempat meminta perlindungan dari polisi.

Polisi kemudian mengundang sejumlah tokoh Hindu dan Muslim dalam sebuah pertemuan damai. Setelah itu, Kanhaiya Lal mengatakan bahwa dia "tidak perlu menentang siapa pun lagi", kata seorang petinggi kepolisian kepada Indian Express.

Ketegangan Terjadi


Ketegangan terjadi antar pemeluk agama. Sebagai respons atas ketegangan itu, pemerintah India telah memutus layanan internet dan melarang pertemuan skala besar.

Polisi telah menangkap dua orang pria tersebut, yang teridentifikasi melalui rekaman video.


Dalam video lainnya, mereka mengglorifikasi pembunuhan tersebut dan mengancam Perdana Menteri India, Narendra Modi, sambil mengacungkan parang.

Seorang petinggi kepolisian Rajashtan melarang media massa menyiarkan video pembunuhan itu karena "terlalu mengerikan untuk ditonton".

Adapun Ketua Menteri Rajasthan, Ashok Gehlot mengimbau masyarakat untuk tetap tenang.

Kasus pembunuhan ini pun dikecam oleh berbagai politisi dari berbagai partai di India.

Mantan kepala menteri Rajasthan sekaligus politisi BJP, Vasundhara Raje menyalahkan pemerintahan Gehlot atas insiden ini.


Menurutnya, "kekisruhan komunal dan kekerasan telah mengemuka di negara bagian".

Sejumlah pimpinan BJP pun menyatakan akan menggelar aksi protes atas pembunuhan tersebut di ibu kota Delhi.

Sedangkan ketua kongres, Rahul Gandhi mengaku "sangat terkejut" dengan pembunuhan itu dan menyerukan agar pelaku segera dihukum.


Kecaman atas pembunuhan itu juga datang dari sejumlah organisasi Muslim terkemuka di India.

Menurut Dewan Hukum Pribadi Seluruh Muslim India, pembunuhan itu "sangat terkutuk" dan bertentangan dengan hukum di India serta aturan islam.

"Tidak seorang pun boleh mengambil tindakan hukum dan dengan menyatakan seseorang sebagai penjahat, lalu membunuh mereka, itu adalah tindakan yang sangat terkutuk," kata dewan tersebut.

Topik Menarik