Antisipasi PMK, Polbangtan Kementan Lakukan Pemeriksaan dan Vaksinasi Sapi

Antisipasi PMK, Polbangtan Kementan Lakukan Pemeriksaan dan Vaksinasi Sapi

Nasional | radarjogja | Kamis, 30 Juni 2022 - 14:20
share

RADAR JOGJA Merebaknya kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada beberapa kawasan peternakan saat ini membutuhkan langkah preventif dan kuratif. PMK merupakan penyakit yang disebabkan virus dari famili Picornaviridae . Virus ini bersifat akut dan mudah menyerang pada hewan berkuku belah seperti sapi, kambing, domba, rusa dan babi.

Saat ini ada 219 kabupaten dari 19 provinsi melaporkan kejadian kasus PMK di daerah masing-masing. Walau terus terdapat kecenderugan menurun dari hari ke hari.

Untuk mengantisipasi meluasnya kasus PMK, beberapa hari lalu tim Politeknik Pembangunan Pertanian Yogyakarta Magelang (Polbangtan YoMa) Jurusan Peternakan melakukan pemeriksaan dan vaksinasi sapi perah. Kegiatan itu dilaksanakan demi mengurangi kehawatiran masyarakat, khususnya di kalangan peternak.

Dalam pelaksanaannya, Polbangtan YoMa bekerja sama dengan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang dan tim dokter hewan Akademi Militer (Akmil). Kegiatan tersebut dilaksanakan di peternakan PROPALATKER Akmil serta Kandang Teaching Factory (TEFA) Polbangtan YoMa.

Polbangtan YoMa menerjunkan tim medik veteriner UPPM dan Laboratorium Keswan terdiri atas dosen dan mahasiswa. Diketuai oleh Budi Purwo Widiarso, yang juga menjabat wakil direktur III. Pelayanan pemeriksaan dan vaksinasi kali ini menyasar lebih dari 350 ekor sapi dan 150 kambing/domba di Akmil dan Polbangtan YoMa. Ke depan akan dilakukan pada ternak dan wilayah yang lebih luas lagi, ungkap Budi.

Terpisah, Direktur Polbangtan YoMa Bambang Sudarmanto menyampaikan, institusi yang dipimpinnya terus melakukan koordinasi dengan dinas terkait, serta melakukan upaya pencegahan dan penanggulangan ternak di wilayah Magelang dan sekitarnya. Termasuk memberikan penyuluhan dan layanan kepada peternak dengan mengoptimalkan sumber daya medik dan mahasiswa Polbangtan YoMa.

Tindakan preventif dan kuratif kasus PMK ini sesuai dengan arahan Kepala Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan Dedi Nursyamsi. Yakni tentang optimalisasi pelayanan pemeriksaan dan tindakan terhadap PMK bagi semua UPT yang memiliki sumber daya medis. Agar bekerja maksimal, sehingga PMK bisa cepat berakhir.

Sementara itu, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (SYL) pernah mengungkapkan, kegiatan kegiatan kolaboratif berbagai pihak untuk langkah preventif dan kuratif merupakan respons cepat pemerintah atas adanya laporan penyebaran wabah PMK di berbagai daerah. Pemerintah langsung bergerak cepat dengan memberikan bantuan obat, antibiotik, dan vitamin. Meski angka kematian cukup rendah tidak membuat pemerintah menyepelekan PMK. Saya memerintahkan seluruh jajaran hingga tingkat daerah meningkatkan pengawasan, jelasnya.

Mentan mengimbau masyarakat tak menyikapi wabah PMK secara berlebihan. Karena hal itu dapat berdampak pada kepanikan, terutama di kalangan peternak. Semua pihak harus optimistis bahwa PMK bisa diatasi dengan cepat serta meningkatkan kewaspadaan, tuturnya.

Kementan telah membentuk gugus tugas dalam penanganan PMK. Di tingkat daerah, pemerintah daerah bisa menggandeng polres dan kodim dalam pendampingan tracing . Gugus tugas ini yang bertugas menyusun dan mengendalikan informasi. Agar tidak ada informasi bias yang memicu kepanikan. Sosialisasi bahwa PMK tidak menular pada manusia juga terus dilakukan.

Daging sapi pengidap PMK bisa dimakan. Kecuali jeroan serta lidah sapi. Karena bagian tersebut merupakan sumber penyakit.

Perkembangan berbagai daerah menunjukkan, sudah banyak hewan ternak yang sembuh dan lincah lagi. Sudah bisa makan dan hidungmya tidak meler lagi. Namun demikian, peternak harus tetap menerapkan protap-protap yang berlaku dengan terus melakukan catatan kesiagaan selama 14 hari. Pengawasan dilakukan bersama petugas medik/paramedik veteriner.(yog)

Topik Menarik