PDI Pastikan Ogah Koalisi dengan Demokrat, Ujang Komaruddin: Ibu Mega Itu Sosok Ibu, Jadi Dia Perasa

PDI Pastikan Ogah Koalisi dengan Demokrat, Ujang Komaruddin: Ibu Mega Itu Sosok Ibu, Jadi Dia Perasa

Nasional | bukamatanews | Selasa, 28 Juni 2022 - 18:26
share

BUKAMATA - Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddinmenilai Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri adalah sosok ibu yang dianggap perasa. Itu menyangkut sikap Partai PDI Perjuaangan yang enggan koalisi dengan partai Demokrat.

Menurut Ujang Komaruddin, persoalan itumerupakan cerita lama yang terjadi ketika Partai Demokrat memenangkan Pemilu 2004. Begitu pandangan dosen politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komaruddin, mengenai pernyataan Hasto yang memastikan PDIP tak akan berkoalisi dengan Partai Demokrat karena faktor historis.

"Hubungan kurang baik Demokrat dengan PDIP adalah persoalan itu, persoalan yang tidak tuntas sampai hari ini," kata Ujang dalam diskusi virtual Teras Politik (Terpol) yang diselenggarakan Kantor Berita Politik RMOL bertajuk "Belum Nembak, Sudah Ditolak", Selasa (28/6/2022).

Lebih dari itu, Ujang berpendapat pernyataan Hasto merupakan intepretasi dari sikap Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri yang menjadi aktor politik dalam Pemilu 2004 silam.

"Kalau perempuan itu kan perasa ya. Ibu Megawati itu kan sosok ibu, jadi dia perasa. Jadi emosional itu mengalahkan rasionalitas," tuturnya.

Pada Pemilu 2004 silam, Megawati kembali maju sebagai petahana berpasangan dengan Hasyim Muzadi. Ia dikalahkan oleh Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang berpasangan dengan Jusuf Kalla. Saat Mega Presiden, SBY adalah Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polhukam) di Kabinet Gotong Royong.

Kejadian itulah yang menuut Ujang masih berbekas di benak seorang Megawati. Sehingga, berkoalisi dengan Demokrat pun menjadi satu keputusan yang tidak tepat.

"Dan kita tahu bahwa selama Pak SBY memerintah selama 10 tahun, PDIP menjadi oposisi. Dan hari ini kebalikan 280 derajat, dimana PDIP berkuasa dan Demokrat dalam 2 tahun ke depan genap 10 tahun menjadi oposisi," katanya.

"Jadi inti dari persoalan semuanya itu saya melihat bermuara ke sana. Karena itu sama seperti melihat seorang bos dikalahkan oleh seorang anak buah. Ya itu saya tidak akan terima," demikian Ujang.

Topik Menarik