Hilal untuk Ganjar

Hilal untuk Ganjar

Nasional | jawapos | Minggu, 26 Juni 2022 - 19:49
share

PENUTUPAN rapat kerja nasional (rakernas) PDI Perjuangan memberi tanda-tanda. Hilal untuk Ganjar, spontan kata anak kedua saya yang alumnus UGM dan punya sense politik yang kuat.

Hilal adalah pertanda masuknya bulan baru dalam kalender Hijriah. Biasanya sebagai pertanda untuk awal puasa Ramadan. Juga saat penentuan Hari Raya Idul Fitri. Secara harfiah berarti munculnya bulan sabit sebagai tanda awal bulan.

Kalau anak saya menyebut hilal untuk Ganjar, artinya ada pertanda-pertanda PDI Perjuangan akan mengusung gubernur Jawa Tengah itu menjadi calon presiden di Pemilu 2024. Apakah pertanda itu jadi kenyataan, tentu menunggu fatwa Megawati Soekarnoputri sebagai pemilik hak prerogatif.

Apa saja yang menjadi hilal bahwa partai banteng moncong putih itu akan mendukung Ganjar? Orang nomor satu di Jateng ini mendapat tugas membaca rekomendasi hasil rakernas. Peran penting di tengah gempuran pendukung kader lain di partai itu.

Inilah rakernas yang digelar dalam dinamika politik yang sedang tinggi. Setelah Partai Nasdem menggelar rakernas dengan mengumumkan tiga calon yang akan didukung menjadi presiden pengganti Jokowi. Salah satunya Ganjar yang kader PDI Perjuangan.

Kedua, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP PDI Perjuangan Bambang Wuryanto melontarkan pernyataan pujian untuk Ganjar. Padahal, selama ini, ia dikenal seperti Tom & Jerry dengan Ganjar karena ia menjagokan Puan Maharani untuk capres mendatang.

Bambang Pacul demikian Bambang Wuryanto biasa dipanggil tokoh PDIP yang dulu gencar mendukung Ganjar jadi gubernur. Tapi, di periode kedua Ganjar, ia pisah ranjang. Tidak lagi mendukung. Apalagi ketika dukungan ke Ganjar untuk nyapres makin kuat.

Ia banyak mem-bully Ganjar. Tapi, bully-annya malah meningkatkan rating Ganjar. Ia pernah membuat pertemuan kader PDIP se-Jateng di Semarang. Tentu dihadiri Puan. Tapi, Ganjar tidak diundang. Peristiwa seperti itu terjadi lebih dari satu kali.

Bahkan menyebut para pendukung Ganjar sebagai celeng. Bukan banteng. Celeng sebutan untuk babi hutan. Maka, saling bersautan dan saling menyerang antara kelompok banteng dan celeng. Banteng pendukung Puan presiden. Sedangkan celeng pendukung Ganjar presiden.

Ketegangan makin memuncak saat Presiden Jokowi bertemu dengan relawan Projo dalam mukernas di Magelang. Dengan mengajak Ganjar. Di pertemuan itu, Jokowi minta relawannya tak grusa-grusu bicara capres untuk 2024. Meski yang kita dukung ada di sini, katanya.

Pertanda dari Presiden Jokowi ini membuat para pendukung Puan meradang. Karena itu, Megawati sebagai Ketum PDIP membatalkan kehadiran dalam dua agenda yang dijadwalkan bersama Presiden Jokowi. Acara mantenan adik presiden di Solo dan peringatan Hari Lahir Pancasila di Ende.

Tapi, ketegangan itu menjadi cair ketika PDIP menggelar rakernas. Yang didahului dengan sekolah partai. Yang juga diikuti Ganjar. Bersamaan dengan rakernas Partai Nasdem. Ganjar yang gubernur ikut sekolah partai dan tinggal di asrama bersama peserta lainnya.

Keikutsertaan Ganjar di sekolah partai dan nginap di asrama ini yang dipuji Bambang Pacul. Lihat Pak Ganjar. Dua hari ikut sekolah partai di sini. Seorang gubernur Jawa Tengah yang sangat dicintai rakyatnya. Dua hari ini di sini dan tidur bersama-sama seperti seorang mahasiswa. Kira-kira apa artinya ini? tuturnya.

Meski diwarnai beredarnya video Presiden Jokowi menghadap Ketum Megawati yang menyulut simpati kepada presiden, rakernas PDIP berakhir dengan cantik. Banyak pertanda dalam rakernas itu. Pertanda kepiawaian politik Presiden Jokowi dan pertanda powerful-nya Megawati. Ketegangan itu cair dalam dua hari.

Dengan skala dan intensitas yang berbeda, suasana di PDIP ini hampir sama jelang penentuan Jokowi sebagai calon presiden RI pada 2014. Saat itu Megawati yang menjadi anak kandung biologis dan ideologis Presiden Pertama RI Bung Karno mengikhlaskan hak privilese ke kader PDIP hebat: Jokowi.

Saya mengenal Megawati sejak ia belum menjadi Ketum PDIP. Saat masih menjadi simbol perlawanan terhadap Soeharto. Sepanjang itu, ia adalah Ketum partai yang sangat rasional. Yang mengedepankan kepentingan bangsa dan partai. Bahkan bisa menomorduakan keluarga termasuk anaknya demi kepentingan bangsa dan partainya.

Konsistensi kepemimpinan dan sikap politik seperti itu bisa dimungkinkan muncul lagi ketika menghadapi Pilpres 2024. Apalagi, sistem pemilu kita menjadikan pemilihan umum presiden berbarengan dengan pemilihan umum legislatif. Marwah dan kemenangan partai sangat ditentukan dengan calon presiden yang akan diusungnya.

Sejumlah lembaga survei menunjukkan elektabilitas Ganjar sebagai capres yang terus meningkat. Maka, pertanda-pertanda yang ditunjukkan Megawati dan sejumlah tokoh puncak partai belakangan ini sebetulnya lebih memperkuat keterpimpinan Ganjar dalam berbagai survei elektabilitas capres mendatang.

Kekuatan PDIP adalah dalam menjaga satu komando dalam setiap keputusan politik. Ini yang tetap ingin dipertahankan sampai sekarang. Dengan dirigen tunggal Megawati Soekarnoputri. Rakernas PDIP kemarin adalah menyelaraskan berbagai alat musik untuk sebuah orkestra besar menuju Pilpres 2024.

Kalau saya sudah salam komando dengan Ganjar, itu artinya kami sudah satu komando. Sudah tegak lurus dalam satu barisan, tegas Bambang Pacul. Inilah rakernas yang mencairkan banyak hal. Termasuk mencairkan hubungan Ganjar-Bambang Pacul. Juga antara celeng dan banteng.

Bagaimana menurut Sampean? (*)

Topik Menarik