Dituduh Menyantet, Pak Mul dan Keluarga Dimassa, Rumah Dirusak Warga

Dituduh Menyantet, Pak Mul dan Keluarga Dimassa, Rumah Dirusak Warga

Nasional | jawapos | Sabtu, 4 Juni 2022 - 12:46
share

JawaPos.com Dugaan isu santet merebak di dua desa di wilayah Kecamatan Paiton. Atas isu tersebut, terjadi tindakan anarkistis di salah satu desa, yakni Desa Alastengah. Sementara di desa lainnya, Karanganyar, sempat ada yang memaksa agar digelar sumpah pocong.

Dikutip dari Radar Bromo, merebaknya isu santet di kedua desa tersebut, kasusnya hampir mirip. Ada salah satu warga yang dituding memiliki ilmu hitam.

Untuk insiden di Desa Alastengah tepatnya di Dusun Cendil, massa sempat anarkistis. Sebab massa yang jumlahnya ada ratusan orang, datang ke rumah salah satu tertuduh, Kamis (2/6) petang.

Mulanya, massa berkumpul sekitar pukul 18.30 WIB. Mereka berniat mendatangi rumah salah seorang warga untuk melakukan konfirmasi kebenaran kepemilikan ilmu santet. Namun niat konfirmasi tersebut berujung anarkistis. Bahkan, sejumlah bagian rumah terduga pemilik santet dibakar massa. Tidak hanya itu, terduga pemilik santet dan keluarganya harus mendapatkan sejumlah luka, akibat amukan warga.

DISELIDIKI: Garis polisi yang dipasang di sekitar kandang di rumah Sn. Kandang ini sempat dibakar massa, Kamis (2/6) malam. (Agus Faiz Musleh/Jawa Pos Radar Bromo)

Belakangan diketahui, salah seorang terduga pemilik santet tersebut adalah Sn alias Pak Mul, 66. Di rumahnya, Sn tinggal bersama istri dan anaknya.

Salah seorang saksi mata kejadian menyebutkan, saat kejadian massa yang datang sangat banyak. Seperti iring-iringan saat pemilihan kepala desa terpilih. Seratus lebih sepertinya. Datang katanya mau konfirmasi perihal kepemilikan santet Pak Mul. Setelah itu tahunya sudah kisruh, kata pria yang enggan disebut namanya.

Ia menduga-duga bahwa, aksi anarkistis masa yang tak terkontrol saat itu lantaran amarah yang terhadap Sn. Tidak hanya dihujani batu. Kandang yang ada di dekat rumah juga dibakar oleh warga.

Betul, kandangnya kan kumpul dengan rumahnya. Hanya saja tidak sampai hangus rata. Batu berserakan di dalam dan depan rumahnya, ujarnya. Aksi anarkistis massa dapat diredam dan membubarkan diri setelah Polsek Paiton dan pasukan Dalmas Satuan Samapta Polres Probolinggo tiba di lokasi.

Sementara itu, Sekretaris Desa Alastengah, Paiton, Hajir mengatakan bahwa isu santet tersebut sudah lama merebak di lingkungan desa. Bahkan dari cerita yang beredar, banyak warga yang sakit diakibatkan oleh Sn.

Jadi sudah lama ini, keluhannya (santet, red). Sehingga mungkin, tadi malam (Kamis, Red) adalah puncak kemarahan warga, ujarnya.

Menurut cerita warga, lanjut Muhajir, dugaan jika Sn sebagai pemilik santet bukan hanya dirasakan warga sekitar. Namun juga dari keponakan istri Sn. Konon, koponakan istrinya juga jatuh sakit. Kabarnya juga menduga-duga seperti itu (adik istrinya, red), karena anaknya sakit. Rumahnya berdampingan (dengan Sn, red), ujarnya.

Sejatinya, lanjut Muhajir, mediasi sebelumnya sudah dilakukan. Salah satunya dengan cara meminta obat kepada terduga pemilik santet. Namun amarah warga rupanya tak mereda.

Katanya sempat ada yang sakit, terus minta air (ke Sn, red) kemudian sembuh. Beberapa kali sembuh. Mungkin kejadian ini yang membuat emosi warga memuncak dan hilang kesabaran, bebernya.

Ia mengatakan, Sn dulunya tinggal di Kalikajar Wetan, Paiton. Hingga sekitar 10 tahun belakangan, ia tinggal di Desa Alastengah bersama istri dan anaknya. Kabarnya dulu diusir gegara hal yang sama (santet) oleh masyarakat. Tapi tidak tahu benar atau tidak. Semalam, saya di lokasi sampai subuh untuk memantau, ujarnya.

Sementara itu, Kapolres Probolinggo AKBP Teuku Arsya Khadafi mengungkapkan, pihaknya tengah melakukan penyelidikan terhadap insiden ini. Khususnya perusakan dan pembakaran di rumah milik Sn.

Kami Polres Probolinggo akan mengusut secara tuntas dalam menangani perkara ini. Saat ini sedang dilakukan penyelidikan agar para pelaku perusakan dapat mempertanggungjawabkan perbuatannya di mata hukum, tegas kapolres.

Kapolres Probolinggo menyayangkan atas tindakan warga yang mudah emosi dan terhasut dengan isu-isu yang sedang berkembang, tanpa mencari tahu terlebih dahulu kebenarannya.

Kami imbau kepada masyarakat Probolinggo agar tidak mudah termakan berita hoax. Apalagi main hakim sendiri seperti ini. Apabila ada masalah, temui Bhabinkamtibmas atau Babinsanya untuk melapor terkait permasalahan yang ada di masyarakat, kata kapolres.

Tym, 36, salah satu anak Sn mengatakan bahwa saat kejadian dirinya kaget dengan kedatangan ratusan warga ke rumahnya. Bahkan saat kejadian penganiayaan ayahnya, Tym sempat dipukul oleh massa menggunakan bambu. Sehingga dahinya luka.

Saya duduk di depan rumah saat itu. Kaget karena banyak warga. Apalagi saat itu padam (mati lampu). Saya minta keadilan, jelasnya.

Sementara itu salah seorang keluarga lainnya mengatakan bahwa saat kejadian, Sn berada di dalam rumah. Kemudian ada empat orang dari massa yang masuk dan menyeret Sn ke depan rumah. Empat orang datang, kemudian diseret ke halaman rumah, kemudian dikeroyok, katanya.

Topik Menarik