Staf McD Massachusetts Dituduh Sengaja Taburkan Bakon di Fish Sandwich Pesanan Muslimah

Staf McD Massachusetts Dituduh Sengaja Taburkan Bakon di Fish Sandwich Pesanan Muslimah

Nasional | republika | Sabtu, 4 Juni 2022 - 04:00
share

REPUBLIKA.CO.ID, BOSTON Organisasi hak-hak sipil menuduh para staf di restoran McDonald\'s di Massachusetts, Amerika Serikat sengaja menaruh bakon di atas fish sandwich (sandwich ikan) yang dipesan seorang Muslimah untuk salah satu anaknya. Terkait insiden tersebut, Council on American-Islamic Relations mengajukan pengaduan diskriminasi atas perempuan berhijab tersebut ke Massachusetts Commission Against Discrimination.

"Sudah umum diketahui bahwa Islam melarang umatnya makan daging babi. Karyawan McDonald\'s dengan sengaja menambahkan bakon ke makanan pihak pengadu dalam upaya untuk menyinggung, mempermalukan, dan menyebabkan kesusahan bagi pengadu dan anak-anaknya yang masih kecil," kata Council on American-Islamic Relations, dilansir New York Post , Jumat (3/6/2022).

Sandwich tersebut disajikan kepada keluarga Muslim tersebut pada 29 Juni 2021 di restoran McD Chicopee, sekitar 80 mil sebelah barat Boston. Seorang pengacara Council on American-Islamic Relations, Barbara Dougan, mengatakan bahwa aduan itu merupakan langkah pertama dalam proses untuk mencari ganti rugi finansial.

Dougan juga berharap aduan itu mendorong McDonald\'s untuk melatih para pekerjanya dengan lebih baik untuk mencegah insiden serupa di masa depan.

"Diskriminasi agama di tempat akomodasi publik tidak hanya ilegal, tetapi juga tercela secara moral," ujar Dougan dalam sebuah pernyataan, dikutip AP .

Pengalaman itu mendorong salah seorang anak dari keluarga Muslim tersebut bertanya kepada ibunya tentang apakah "mereka" membenci "kita".

"McDonald\'s membuat anak-anak saya dan saya merasa tidak diinginkan dan tidak berharga dengan sengaja mengisi sandwich ikan penuh bakon tanpa alasan lain selain menghukum kami karena keyakinan dan agama kami," kata Muslimah tersebut, Ghadir Alahmar, dalam sebuah pernyataan.

Alahmar mengatakan bahwa tindakan itu sangat merugikan keluarganya. "Anak-anak saya sekarang bertanya-tanya apakah mereka diterima di negara mereka sendiri. Mereka bertanya kepada saya, \'Apakah mereka membenci kita?\' Bagaimana seharusnya seorang ibu menjawab pertanyaan itu?" ujar Alahmar.

Topik Menarik