Bogem Mentah Ali Sadikin untuk Sopir Bus Kota yang Ugal-ugalan

Bogem Mentah Ali Sadikin untuk Sopir Bus Kota yang Ugal-ugalan

Nasional | republika | Sabtu, 4 Juni 2022 - 02:31
share

CERITA ABAH: Artikel ini adalah warisan berupa tuturan dari sejarawan sekaligus wartawan senior (Almarhum) Alwi Shahab kepada kami dan kami tulis ulang. Selamat Menikmati.

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Sebelum Ali Sadikin dilantik sebagai gubernur DKI Jakarta, ada empat nama yang diajukan kepada Presiden Soekarno. Semua nama itu ditolak Bung Karno, sambil berkata: Jakarta membutuhkan seorang yang keras kepala. Orang yang berani.

Wakil PM Leimena yang ikut pembicaraan soal gubernur, nyeletuk: Oh, kalau begitu Bung membutuhkan orang seperti Ali Sadikin. Bung Karno kontan setuju: Panggil dia besok, ujarnya. Bang Ali pun dilantik oleh Bung Karno 28 April 1966.

Hanya beberapa hari setelah dilantik, selama dua hari Bang Ali keliling kota naik bus kota. Saya ikut berdesak-desakan dengan penumpang. Saya mengadakan tanya jawab dengan mereka. Saya jadi tahu apa yang mereka perlukan.

Sebagai realisasi turbanya itu, dia kemudian berhasil menambah ratusan bus kota. Mendirikan terminal di Lapangan Banteng, Blok M, Cililitan, Pulogadung, Grogol dan banyak sekali shelter pemberhentian bus di hampir seantero Ibu Kota.


alt

Ketika Bang Ali mulai jadi gubernur lebih 30 tahun lalu penduduk Jakarta mungkin tidak sampai separuh dari sekarang. Rupanya ucapan Bung Karno memerlukan gubernur yang berani untuk Jakarta, terbukti kebenarannya.

Seperti dalam masalah lalu lintas, dia sangat marah terhadap para pengendara terutama sopir bus kota yang tidak lagi mengenal sopan santun serta rasa kasihan. Padahal kala itu, jumlah mobil apalagi motor paling banyak 1/3 dari sekarang.

Gubernur yang suka memaki dengan kata-kata goblok dan sontoloyo ini, dikabarkan pernah mengejar sopir ugal-ugalan dan kadang-kadang tangannya langsung melayang.

Melihat jalan yang tidak seimbang dengan kendaraan bermotor, Bang Ali tidak segan-segan melakukan pelebaran jalan yang lebih dikenal dengan nama penggusuran. Ketika menetapkan satu kawasan di Tebet sebagai daerah jalur penghijauan, rupanya di antara yang melanggar termasuk putra seorang Menteri. Dia pun terkena penggusuran tanpa pandang bulu.


alt

Kala itu, kampung-kampung di Jakarta yang dihuni lebih 60 persen penduduk miskin dan kalau hujan minta ampun beceknya. Hingga ada istilah kalau naik sepeda oranglah yang harus menggotongnya karena tanah berlumpur.

Pengendara motor juga harus sedia bambu untuk membersihkan ban penuh lumpur. Maka dia pun memprioritaskan pembangunan Proyek Muhamad Husni Thamrin (MHT), untuk mengabadikan nama tokoh masyarakat Betawi yang menuntut perbaikan kehidupan masyarakat berpenghasilan rendah pada masa penjajahan. Meskipun kurang mendapat tanggapan dari Bappenas, PBB dan Bank Dunia memberikan tanggapan posiitif termasuk bantuan dana.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
> Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi

> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Topik Menarik