Malaysia Kendalikan Inflasi, Subsidi Diperpanjang, Bantuan Disiapkan

Malaysia Kendalikan Inflasi, Subsidi Diperpanjang, Bantuan Disiapkan

Nasional | jawapos | Sabtu, 4 Juni 2022 - 02:18
share

JawaPos.com Kebijakan subsidi harga ayam dan telur di Malaysia diperpanjang. Seharusnya, kebijakan tersebut berakhir pada 5 Juni nanti. Namun, pemerintah memutuskan melanjutkan kebijakan itu hingga 30 Juni.

Setelah akhir bulan nanti, penjualan mengikuti harga pasar. Sebagai gantinya, pemerintah bakal memberikan bantuan lain kepada masyarakat yang tergolong ekonomi lemah.

Perpanjangan ini untuk memastikan penduduk Malaysia sudah siap dengan perubahan harga ketika kebijakan berakhir 30 Juni nanti, terang Menteri Perdagangan Domestik dan Urusan Konsumen Alexander Nanta Linggi, Kamis (2/6) seperti dikutip Channel News Asia.

Pemerintah Malaysia memberikan subsidi agar harga ayam dan telur seragam di seluruh negara bagian. Ayam utuh standar dijual maksimal dengan harga MYR 8,90 atau sekitar Rp 29 ribu per kilogram. Ayam super tanpa kepala, kaki, dan jeroan dijual maksimal MYR 9,90 atau sekitar Rp 33 ribu per kilogram.

Untuk telur, harganya MYR 0,390,43 atau Rp 1.3001.400 per butir, bergantung pada kualitasnya. Khusus untuk Langkawi, Sabah, Sarawak, dan Labuan, harganya berbeda sesuai distrik masing-masing. Meski sudah ada batasan itu, harga ayam masih tetap tinggi.

Karena itu, Alexander bersama jajarannya bakal melakukan pengawasan ketat terhadap jumlah pasokan. Tujuannya, tidak ada penimbunan dan permainan harga di lapangan. Komunitas perdagangan diingatkan untuk selalu bersikap etis dalam berbisnis dan tidak menimbun untuk tujuan mencari keuntungan, tegasnya.

Alexander menambahkan, Kementerian Keuangan akan mengkaji penyaluran bantuan kepada masyarakat berpenghasilan rendah. Kajian itu termasuk besaran dan mekanisme penyalurannya saat kebijakan subsidi berakhir.

Namun, masalah penduduk Malaysia tidak hanya soal ayam dan telur. Sebab, harga tepung gandum dan berbagai kebutuhan pokok lainnya juga melambung tinggi. Tepung gandung yang dulu seharga MYR 47 atau Rp 155 ribu per 25 kilogram kini menjadi MYR 57,50 atau Rp 189 ribu. Diperkirakan pada pertengahan Juni nanti juga ada kenaikan lagi.

Presiden Asosiasi Pedagang Roti, Biskuit, Gula-Gula, Mi, dan Kwetiau Malaysia Lai Yee Kein khawatir kenaikan harga tepung pada akhirnya akan berdampak pada harga produk lain. Terutama produk-produk yang berbahan dasar tepung gandum seperti mi dan olahan roti.

Berdasar laporan indeks harga konsumen (CPI) Departemen Statistik Malaysia pada April, inflasi produk makanan 4,1 persen lebih tinggi jika dibandingkan dengan bulan yang sama tahun lalu. Kenaikan harga meliputi 89,1 persen item kelompok makanan dan minuman. Produk yang naik merupakan komponen terbesar dari pengeluaran rumah tangga. Itu adalah kenaikan tertinggi sejak Januari 2018.

Kenaikan harga memang tidak bisa dihindarkan. Tapi sayangnya, di saat yang sama gaji kami tetap stagnan, keluh Michelle Tan, salah seorang penduduk Kuala Lumpur.

Presiden Federasi Asosiasi Pedagang Aneka Produk Malaysia Hong Chee Meng mengatakan, harga barang-barang umumnya naik 510 persen. Hal itu salah satunya dipicu oleh kenaikan upah minimum yang mencapai 25 persen, yang berlaku per 1 Mei.

Topik Menarik