Tak Hadiri Peringatan Harlah Pancasila Di Ende Mega Kasih Alasan Logis

Tak Hadiri Peringatan Harlah Pancasila Di Ende Mega Kasih Alasan Logis

Nasional | rm.id | Kamis, 2 Juni 2022 - 07:20
share

Secara mengejutkan, Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri tak ikut dalam upacara peringatan Hari Lahir Pancasila bersama Presiden Jokowi, di Ende, Nusa Tenggara Timur, kemarin. Tak ingin absennya ini menjadi rumor macam-macam, Mega langsung memberikan keterangan dengan alasan yang logis.

Ketidakhadiran Mega dalam acara Jokowi ini adalah yang kedua dalam sepekan terakhir. Sebelumnya, Mega juga tak hadir di acara pernikahan adik Jokowi, Idayati, dengan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Anwar Usman, di Solo, Kamis (26/5). Usai acara, Mega dirumorkan macam-macam. Mega disebut sengaja tak datang lantaran hubungannya dengan Jokowi sedang tak baik. Gara-gara rumor ini, pengurus teras Banteng pun sibuk memberikan klarifikasi.

Kemarin, saat Jokowi upacara memperingati Hari Lahir Pancasila di Ende, Mega memilih menjadi pembicara kunci di Seminar Nasional Forum Rektor Penguat Karakter Bangsa (FRPKB), yang digelar secara virtual. Putri proklamator Bung Karno ini kemudian memberikan penjelasan kenapa absen di Ende. Mega mengaku sudah menyampaikan alasan ketidakhadirannya tersebut ke Jokowi."Saya pamit kenapa, Karena ini saya anggap penting," kata Presiden ke-5 RI ini.

Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) tersebut mengaku sempat mendapat pertanyaan soal ketidakhadirannya tersebut dari wartawan. "Saya ditanya, kenapa Bu Mega tidak muncul sebagai Dewan Pengarah BPIP. Saya bilang, karena bagi tugas. Di sana ada pengurus BPIP," ucapnya.

Menurut Mega, tugasnya sebagai pembicara kunci di acara Forum Rektor tak kalah penting, terutama untuk membumikan ideologi Pancasila. "Saya merasa saya akan ketemu para rektor yang akan mengintroduksi, karena rektor yang memutuskan kurikulum," cetusnya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto turut memberikan penjelasan. Kata dia, Mega tidak bisa hadir secara langsung di acara Hari Lahir Pancasila di Ende.

"Ibu Mega telah menyampaikan pesan melalui Mas Pramono Anung kepada Presiden Jokowi, serta menugaskan Bapak Ahmad Basarah, untuk mewakili beliau ke Ende," ujar Hasto, kemarin. Sedangkan kehadiran Puan Maharani diwakilkan Wakil Ketua DPR Lodewijk Paulus yang membacakan teks pembukaan UUD 1945.

Sebelumnya, Ketua Bappilu PDIP Bambang "Pacul" Wuryanto menjawab isu ketidakhadiran Mega dan Puan di acara pernikahan Idayati. Kata dia, ketidakhadiran Mega dimungkinkan karena pertimbangan masalah Covid-19.

"Ibu kan dalam masa Covid-19 tidak pernah keluar. Ini keluar pun pasti dievaluasi bener. Nggak sembarangan lah," kata Bambang, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (31/5).

Sementara, Puan tidak hadir lantaran sedang menghadiri acara lain. "Mbak Puan diundang, tapi Mbak Puan ada acara dua hari itu. Pagi ke Bali untuk urusan mitigasi bencana internasional, Pak Jokowi juga membuka acara itu. Kemudian, siangnya Mbak Puan harus membuka Festival Kopi Nasional," ujarnya.

Meski tak hadir, Puan tetap mengirimkan bunga ucapan selamat ke acara pernikahan adik Jokowi itu. "Beliau pesan sama saya, Mas Pacul, tolong kirim bunga yang bagus," imbuhnya.

Kata Bambang, kader PDIP lain pun turut diundang. Ia juga mengaku diundang. Namun, tak bisa hadir lantaran ada urusan keluarga. Ia pun menugaskan anggota DPR dari PDIP dapil Solo Dede Indra Permana untuk hadir bersama Johan Budi.

Bambang curiga, ada upaya menjauhkan Jokowi dengan Mega. Menurut dia, upaya tersebut sudah terjadi sejak lama dan tengah diulang lagi saat ini. Namun, Pacul menegaskan, Mega dan Jokowi tidak akan pernah bertabrakan.

Menurutnya, Mega pernah mengatakan, Jokowi lahir dari rahim PDIP. Selain itu, Jokowi juga sempat menyatakan, hubungannya dengan Mega seperti ibu dan anak.

Pengamat Politik dari Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin menilai, isu hubungan Jokowi dan Mega sedang tak akur sulit dicegah. Sebab, faktanya menyiratkan hal tersebut. Kedua belah pihak seolah saling menjatuhkan diri satu sama lain. Hal ini sudah tampak usai Lebaran kemarin.

Kata Ujang, di dunia politik, kondisi seperti ini sebenarnya wajar saja. "Kadang nyambung atau bersatu dan kadang putus atau berseteru. Itu hal biasa saja," ucapnya.

Pengamat politik dari Universitas Paramadina Jakarta Hendri Satrio menyampaikan hal serupa. Kata dia, rumor itu muncul dari berbagai kejadian antara lain ketidakhadiran Mega dalam acara resepsi pernikahan adik Jokowi. Kata dia, kejadian itu tak bisa dianggap biasa. Ada makna tersembunyi dari absennya Mega.

Hendri juga menyinggung soal kehadiran Jokowi dalam Rakernas V Projo, di Magelang, Jawa Tengah. Dalam acara itu, Jokowi seperti memberi angin kepada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo untuk maju di Pilpres 2024.

Topik Menarik