Bisnis E-Commerce Dan Gopay Makin Kinclong GOTO Patok Transaksi Kuartal II Capai Rp 150 T
PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk atau GOTO, kemarin merilis laporan kinerja Kuartal I-2022. Semua lini bisnis startup tersebut tercatat mengalami pertumbuhan positif.
Hingga kuartal I-2022, GOTO mencatat Gross Transaction Value (GTV) senilai Rp 140 triliun. Atau naik 46 persen secara tahunan ( year on year /yoy).
GTV merupakan metrik operasional yang mencakup jumlah nilai transaksi dari on-demand services, jumlah nilai produk dan jasa yang tercatat di platform marketplace e-commerce , dan nilai pembayaran yang diproses via platform fintech. Namun, nilai transaksi itu tidak termasuk antar entitas di perusahaan yang dieliminasi saat konsolidasi.
Selain GTV, pendapatan bruto GOTO juga naik sebesar 53 persen menjadi Rp 5,2 triliun. Hal ini seiring monetisasi pada segmen e-commerce dan on-demand yang lebih baik. Serta didorong naiknya mobilitas, pasca pelonggaran kegiatan masyarakat hingga 70 persen dibanding tahun lalu.
Kemudian, pendapatan bersih mencapai Rp 1,5 triliun atau naik 7,14 persen dari sebelumnya Rp 1,4 triliun. Tahun lalu, pendapatan bruto GOTO tumbuh 45 persen yoy mencapai Rp 17,1 triliun dari Rp 11,85 triliun. Sementara, pendapatan bersih naik 9 persen menjadi Rp 5,30 triliun dari Rp 4,82 triliun.
Laporan kinerja EBITDA ( Earning Before Interest, Taxes, Depreciation, and Amortization ) pada kuartal I-2022 juga menunjukkan perbaikan. Rugi EBITDA turun 14 basis poin menjadi Rp 5,4 triliun dibandingkan dengan kuartal sebelumnya (kuartal IV-2021) sebesar Rp 6,2 triliun. Hal ini mencerminkan adanya tren penurunan kerugian berkat upaya monetisasi perusahaan yang lebih baik. Serta optimalisasi biaya pengeluaran.
Chief Executive Officer (CEO) GOTO Andre Sulistyo mengatakan, pengembangan bisnis GOTO terus berkembang di kuartal I-2022. GOTO sukses memanfaatkan momentum pertumbuhan, sekaligus akselerasi efisiensi dan profitabilitas.
Target kami di kuartal II 2022, guidance -nya GTV diharapkan bisa mencapai di rentang Rp 142 triliun-150 triliun. Pendapatan bruto sebesar Rp 5,3 triliun-5,6 triliun, papar Andre dalam konferensi pers paparan kinerja GOTO secara virtual, kemarin.
Andre menegaskan, momentum monetisasi tersebut sudah berkembang dengan baik di kuartal I-2022. Oleh sebab itu, pihaknya optimistis, momentum pertumbuhan ini akan berlanjut di kuartal-kuartal mendatang.
Hasil investasi, efisiensi biaya, menjadi effort kami menekan dana operasional diharapkan terus berlanjut sehingga percepatan peningkatan profitabilitas akan menjadi fokus tim kami, yakin Andre. Saat ini fokus GOTO, lanjutnya, ada pada monetisasi. Sebab, hal itu berkontribusi pada membaiknya margin EBITDA yang naik 70 basis poin. Selain itu, dari sisi jumlah tahunan, pengguna yang melakukan transaksi sepanjang 12 bulan terakhir, tumbuh 29 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai 65 juta pengguna.Yakni, dengan rata-rata pembelanjaan meningkat sebesar 18 persen secara tahunan. Jumlah pesanan ( order ) tumbuh 41 persen secara tahunan mencapai lebih dari 656 juta pesanan.
Kami baru bergabung setahun, dan akan terus berinvestasi secara bijak, memperkuat sinergi dengan memperbesar skala ekonomi. Serta meningkatkan efisiensi biaya, tutur Andre.
Dari sisi fintech ( financial technology ) dalam ekosistem GOTO, Gopay melesat paling tinggi. Yakni naik 91 persen menjadi Rp 77,31 triliun dari sebelumnya Rp 40,54 triliun. Disusul on-demand naik 39,48 persen menjadi Rp 14,45 triliun dari Rp 10,36 triliun dan e-commerce naik 27,66 persen, menjadi Rp 65,13 triliun dari sebelumnya Rp 51,02 triliun.
Andre mengatakan, sepanjang 2021, perusahaan secara konsisten menjalankan rencana bisnis dengan baik. Sehingga mampu menghasilkan pertumbuhan di setiap lini bisnis dan peningkatan margin secara keseluruhan.
Pembentukan GOTO, dari kombinasi Gojek dan Tokopedia, menempatkan kami dalam posisi yang lebih baik lagi untuk melayani konsumen, ujarnya.
Seiring dengan komitmen semakin memperdalam integrasi bisnis, sambung Andre, pihaknya mampu meningkatkan efisiensi operasional, menghadirkan peluang bisnis dengan pendekatan multi platform . Serta berinvestasi bagi pertumbuhan dan profitabilitas GOTO. Buntutnya, perusahaan mampu mencetak kinerja yang kuat, dengan didukung oleh sinergi ekosistem.
Misalnya, kami telah mendorong Gopay menjadi uang elektronik yang paling banyak digunakan di Tokopedia, memperkenalkan penyelarasan status program loyalitas di Gojek dan Tokopedia. Serta mengkonsolidasi sistem poin penghargaan kami, Gopay Coins, di seluruh ekosistem, jelas Andre.
Hasilnya, GOTO mencatatkan pertumbuhan 37 persen untuk jumlah pengguna yang bertransaksi dalam setahun ( Annual Transacting Users /ATU) secara proforma yang bertransaksi di kedua platform Gojek dan Tokopedia selama 2021. Dengan kecenderungan berbelanja lebih banyak, dan lebih setia dibandingkan dengan pengguna salah satu platform saja.
Mengenai bisnis GOTO, Direktur Riset Center of Reform on Economics (Core) Piter Abdullah menilai, bisnis digital tergolong berbeda dengan lini lainnya. Sebab ketika berinvestasi di bisnis digital, maka dibutuhkan modal awal yang cukup besar. Namun tidak langsung menghadirkan keuntungan.
Tetapi secara jangka panjang ( long term ) prospek berinvestasi di bisnis digital cukup menjanjikan. Begitu juga dengan apa yang terjadi kepada GOTO.
Investor masih banyak yang meyakini bahwa prospek GOTO masih cukup baik ke depannya, ucap Piter kepada Rakyat Merdeka , kemarin.
Piter menegaskan, ekosistem yang dimiliki GOTO, merupakan bentukan dari perusahaan-perusahaan bonafit yang menjadi market leader di masing-masing bidangnya. Jadi kalau saya melihatnya walaupun sahamnya fluktuatif, GOTO itu memiliki prospek yang baik, sebutnya.
Lebih lanjut, ia mengatakan, Tokopedia merupakan market leader e-commerce dan Gojek merupakan market leader ride hailing . Kalau kita pegang dua market leader di Indonesia ini, prospeknya bagus, tegasnya.










