Pupuk Organik Atasi Kesulitan Pupuk Subsidi dan Mahalnya Komersial

Pupuk Organik Atasi Kesulitan Pupuk Subsidi dan Mahalnya Komersial

Nasional | jawapos | Minggu, 22 Mei 2022 - 17:04
share

JawaPos.com Pupuk adalah komponen utama bagi petani dalam bercocok tanam. Namun, petani berusaha melawan cost yang tinggi karena mahalnya pupuk komersial dan sulitnya pupuk subsidi.

Mengakali masalah itu, Duat Sihombing, petani asal kabupaten Dairi, Sumatera Utara (Sumut) mencoba mengoptimalkan pupuk organik. Pupuk jenis itu ilmunya didapatkan dari orang tuanya.

Dulu orang tua saya di kampung tidak mengenal pupuk kimia. Mereka bertani hanya menggunakan kompos dari kotoran ternak ditambah dengan jerami sisa panen padi, ujar Duat Sihombing kepada JawaPos.com, Minggu (22/5).

Petani yang tergabung dalam Perhimpunan Petani Organik Dairi (PPODA) itu menuturkan, dirinya menggunakan konsep kotoran dan ternak. Maksudnya, setiap petani punya ternak. Kotoran ternak yang dipelihara bisa menjadi diolah sebagai pupuk alternatif alias pupuk organik.

Sebagaimana diketahui, saat ini jumlah pupuk subsidi sangat terbatas. Pada 2022, alokasi pupuk subsidi hanya sekitar 37-42 persen dari total kebutuhan petani di Indonesia. Di sisi lain, pupuk nonsubsidi harganya cukup mahal. Jika memakai pupuk komersial mengakibatkan biaya produksi jadi membengkak.

Menurut Duat, ketergantungan terhadap pupuk subsidi atau kimia sebenarnya bisa dikurangi. Asalkan, pupuk organik harus mulai menjadi pilihan utama. Pemerintah pun memfasilitasi, seperti menyediakan infrastruktur atau alat untuk pencacah rumput. Mesin itu lebih memudahkan pembuatan pupuk organik dan pestisida, kata kordinator PPODA itu.

Selanjutnya, petani diberikan kepercayaan diri untuk berani menggunakan pupuk organik. Pemerintah bisa mengambil kebijakan dengan mengalokasikan dana untuk menyediaan alat atau teknologi berupa mesin untuk mempermudah pengolahannnya, disamping itu melakukan berbagai pelatihan dan sosialisasi terkait konsep pertanian oganik ini, katanya.

Topik Menarik