Perayaan Dharmasanti, Perkuat Komitmen Layani Umat

Perayaan Dharmasanti, Perkuat Komitmen Layani Umat

Nasional | radarjogja | Rabu, 18 Mei 2022 - 09:47
share

RADAR JOGJA Malam perayaan Dharmasanti pada rangkaian acara Trisuci Waisak 2566 BE atau tahun 2022 berlangsung meriah di Taman Lumbini Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Senin (16/5) malam. Ribuan umat Buddha maupun masyarakat lain begitu antusias dan memadati kawasan tersebut.

Ketua Umum Persatuan Umat Buddha Indonesia (Permabudhi) Philip Kuntjoro Widjaja menuturkan, pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) gencar mendorong Permabudhi untuk bersosialisasi dan mempraktikkan moderasi beragama atau jalan tengah menuju suatu kedamaian.

Menurutnya, hal itu menjadi satu turning point yang mana keekstreman kanan atau kiri akan mempolarisasi menjadi kutub yang berbeda. Membuat jurang di antara dua kutub itu semakin lebar dan dalam. Tentu saja, keekstreman itu tidaklah baik.

Kami usahakan sebelum api itu berkobar, akan kami padamkan. Sebelum api itu disulut, kami akan mengurangi material-material yang mudah terbakar itu, ujarnya saat memberi sambutan.

Dia juga mendukung semua program kegiatan yang telah dicanangkan oleh Kemenag. Karena menurutnya, semua program itu bertujuan untuk menciptakan umat berkualitas dan masyarakat yang bisa membangun Indonesia.

Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas mengapresiasi kebersamaan umat Buddha dalam peringatan Trisuci Waisak 2566 BE. Menurutnya, bersatunya dua organisasi Buddha terbesar di Indonesia, yaitu Walubi dan Permabudhi menunjukkan bahwa umat Buddha di Indonesia tidak bisa dipecah belah.

Dia memang pernah menyampaikan, tidak akan menghadiri Waisak jika tidak dilaksanakan bersama antara Walubi dan Permabudhi. Dan alhamdulillah malam ini saya bisa hadir di sini. Ini sebagai bentuk kecintaan terhadap seluruh umat Buddha, paparnya.

Yaqut mengaku datang dengan segenap kecintaan dan rasa gembiranya. Hal itu akan menjadi tonggak dan pasti akan dicatat dalam sejarah bahwa umat Buddha Indonesia itu tidak dapat dipecah belah. Umat Buddha di Indonesia itu pasti bersatu, imbuhnya.

Dia berharap, ke depan, Walubi dan Permabudhi akan terus seiring dan sejalan. Tak hanya itu, dia juga mengajak untuk memperkuat komitmen dalam pelayanan umat.

Sementara itu, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku senang lantaran sebelumnya panitia perayaan Waisak datang menemuinya, tentu dengan perwakilan bante. Dia mengatakan, sempat berdiskusi mengenai bagaimana cara agar memuliakan keberadaan Candi Borobudur.

Menurutnya, Candi Borobudur tidak hanya sekadar destinasi wisata, melainkan juga merupakan pusat energi yang bisa menarik ratusan juta umat Buddha dari seluruh penjuru dunia. Ganjar mengaku, hatinya merasa bergetar saat membayangkan umat Buddha berjalan dari sisi timur candi lalu perlahan menghadap ke Candi Borobudur.

Proses pencerahan jiwa itulah yang berulang kali meyakinkan saya untuk mengatakan, Candi Borobudur harus dibuka seluas-luasnya untuk ibadah umat Buddha dari seluruh penjuru dunia, ujarnya, disambut riuh tepuk tangan dari semua undangan.

Dalam kesempatan itu juga, Ganjar menyerukan pentingnya persatuan dan kesatuan, serta menjaga kedamaian. Berdirinya bermacam candi dalam satu masa, dengan beberapa latar keagamaan jadi bukti nyata. Seperti Candi Mendut, Candi Borobudur, Candi Sewu, Candi Prambanan, Candi Plaosan, Kalasan, serta puluhan candi yang lainnya. (aya/bah)

Topik Menarik