Ditawari Masuk Muhammadiyah, Cak Nun: Saya Sudah Punya Kartu Anggota Pemuda Muhammadiyah

Ditawari Masuk Muhammadiyah, Cak Nun: Saya Sudah Punya Kartu Anggota Pemuda Muhammadiyah

Nasional | republika | Rabu, 18 Mei 2022 - 07:03
share

KURUSETRA -- Salam Sedulur... Budayawan Emha Ainun Nadjib atau lebih dikenal sebagai Cak Nun dikenal lekat sebagai seorang Nahdliyin. Namun ternyata di masa mudanya Cak Nun adalah seorang kader Muhammadiyah.

Saat hadir menjadi nara sumber dalam forum halalbihalal Jaringan Saudagar Muhammadiyah di aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Ahad (15/5/2022), Cak Nun bertemu dengan sahabatnya selama sekolah di SMA Muhammadiyah 1 (Muhi) Yogyakarta, yaitu cicit Kiai Haji Ahmad Dahlan, Munichy Badroon Edrees.

Sayangnya, Cak Nun tidak sempat bertemu dengan sahabat lamanya yang lain yaitu Ketua PP Muhammadiyah, Busyro Muqoddas. Itu ada sejarahnya karena dulu (1968) bertiga itu satu kelas di Muhi. Dan menjadi pengurus IPM di Muhi. Ainun menjadi ketua, Busyro menjadi sekretaris, saya menjadi bendahara. Jadi kelas 1 itu sak kelas, kenang Munichy seperti dinuki dari Muhammadiyah.or.id.

Hanya saja tiga serangkai ini, kata Munichi berkisah, berpisah kelas ketika menginjak kelas 2. Sebab saat itu Busyro Muqoddas memilih jurusan Sosbud (IPS) sedangkan Munichi dan Cak Nun memilih jurusan Paspal (IPA).


alt

Cak Nun di kesempatan yang sama mengenang jasa guru-gurunya selama di Muhi. Saat itu menurut Cak Nun semuag gurunya telah menancapkan pemahaman ke dalam dirinya tentang Muhammadiyah. Guru tersebut antara lain Nurul Ikhwan dan guru Kemuhammadiyahan bernama Margono (almarhum).

Itu guru saya di SMA dulu. Saya tuh mancep (menancap) bahwa Muhammadiyah itu tajdid, ijtihad. Itu saya mancep bener," kata Cak Nun.

"Jadi kalau saya kethok (membayangkan) Muhammadiyah itu, keneku (menunjuk kepala), pikiranku langsung sing metu (yang keluar) pembaharuan-pembaharuan-pembaharuan, eksplorasi-eksplorasi, ijtihad-ijtihad-ijtihad, ucap Cak Nun sembari berpesan agar kader-kader Muhammadiyah menjauhi sikap taklid dan menonjolkan sifat tajdid Persyarikatan.

Mengingat Cak Nun memiliki kultur yang lekat dengan Muhammadiyah, Munichy dalam kesempatan itu membacakan pesan dari peserta halalbihalal agar Cak Nun kerso (bersedia) masuk dalam strutural Muhammadiyah. Tujuannya agar bisa mengaplikasikan langsung berbagai gagasannya yang bersifat tajdid.

Cak Nun pun sembari berterima kasih menjawab bahwa dirinya sangat terbuka untuk terlibat dalam kegiatan-kegiatan Persyarikatan baik formal maupun non-formal asalkan tidak berada di struktur resmi. Saya dengan senang hati. Saya punya kartu anggota Pemuda Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) di Jombang maupun di Yogya, ucap dia.

Ayah dan ibu Cak Nun adalah pengurus Muhammadiyah di Jombang. Sementara itu, Cak Nun dulu merupakan pendiri majalah bersejarah milik IPM, Kuntum dan dirinyalah yang memilihkan nama itu diambil dari ayat 110 Surat Ali Imran, Kuntum khaira ummatin ukhrijat lin-nsi ta`murna bil-marfi wa tan-hauna anil-mungkari wa tu`minna billh.

BACA BERITA MENARIK LAINNYA:
>
Banyak Pria Jakarta Sakit Raja Singa Gara-Gara Wisata "Petik Mangga"

> Humor Gus Dur: Orang Jepang Sombong Mati Kutu di Depan Sopir Taksi

> Rektor ITK Singgung Manusia Gurun, Teringat Humor Gus Dur Tentang Unta Hewan Gurun yang Pendendam

> Kiai Tampar Anggota Banser: Kiai Gak Dijaga Malah Gereja yang Dijaga!

> Kata Siapa Muhammadiyah tidak Punya Habib, KH Ahmad Dahlan Itu Keturunan Rasulullah

> Pak AR Salah Masuk Masjid, Diundang Ceramah Muhammadiyah Malah Jadi Imam Tarawih di Masjid NU

> Humor Gus Dur: Yang Bilang NU dan Muhammadiyah Berjauhan Hanya Cari Perkara, Yang Dipelajari Sama

> Humor Cak Nun: Soal Rokok Muhammadiyah Terbelah Jadi Dua Mahzab

> Humor Ramadhan: Puasa Ikut NU yang Belakangan, Lebaran Ikut Muhammadiyah yang Duluan

> Muhammadiyah Tarawih 11 Rakaat, Pakai Formasi 4-4-3 atau 2-2-2-2-2-1?

.

Ikuti informasi penting seputar berita terkini, cerita mitos dan legenda, sejarah dan budaya, hingga cerita humor dari KURUSETRA. Kirim saran dan kritik Anda ke email kami: kurusetra.republika@gmail.com. Jangan lupa follow juga Youtube, Instagram, Twitter, dan Facebook KURUSETRA.

Topik Menarik