DPR Ungkap Dampak Positif Kunjungan Kerja Jokowi ke Amerika Serikat

DPR Ungkap Dampak Positif Kunjungan Kerja Jokowi ke Amerika Serikat

Nasional | sindonews | Selasa, 17 Mei 2022 - 21:00
share

JAKARTA - Presiden Joko Widodo ( Jokowi ) melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat beberapa hari lalu. Lobi-lobi Presiden Jokowi dalam kunjungan kerjanya itu dinilai harus ditindaklanjuti kementerian terkait.

Anggota Komisi VI DPR Deddy Yevri Hanteru Sitorus menilai masyarakat perlu melihat beberapa hal penting terkait kunjungan kerja Jokowi ke Amerika Serikat. Pertama, agenda resmi menghadiri KTT ASEAN-AS yang membahas berbagai masalah di kawasan pada bidang ekonomi, perdagangan, keamanan, dan terutama stabilitas wilayah.

Kedua, Jokowi bertemu dengan kalangan pebisnis utama Amerika Serikat untuk mengundang partisipasi dalam rangka investasi di Indonesia. Perlu adanya tindak lanjut dari kementerian terkait agar pertemuan tersebut bisa mendatangkan investasi ke Indonesia.

"Pemerintah melalui kementerian terkait seperti Kemenko Marvest, Kemenko Ekuin, Kementerian Investasi, Kementerian Perdagangan, Kementerian Pariwisata dan Ekraf, Kementerian BUMN serta pelaku-pelaku bisnis menindaklanjuti komunikasi yang lebih intensif di tataran teknis," kata Deddy kepada wartawan, Selasa (17/5/2022).

Selain itu, menurut Deddy, dampak dari kunjungan Jokowi itu adalah dorongan kepada Amerika Serikat dan dunia untuk segera menyelesaikan konflik antara Rusia dengan Ukraina yang berdampak pada ekonomi dunia. Jokowi secara tegas menyatakan bahwa Indonesia berdiri netral dalam konflik itu dan meminta penyelesaian segera. "Sikap ini tentu menjadi perhatian dunia dan mengangkat posisi Indonesia dalam konstelasi diplomasi global," imbuhnya.

Baca: Di Depan Joe Biden, Jokowi Ajak Angkat Gelas bagi Kemitraan ASEAN-AS

Sebelumnya, Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengatakan kunjungan Jokowi ke Amerika Serikat berujung pada komitmen CEO Air Products and Chemicals Seifi Ghasemi menambah investasi di Indonesia sebesar US$3 miliar atau Rp43,78 triliun. Air Products and Chemicals akan membangun hidrogen.

Topik Menarik