Staklim BMKG Prediksi Suhu Terik di Jogjakarta Hingga Pertengahan Mei

Staklim BMKG Prediksi Suhu Terik di Jogjakarta Hingga Pertengahan Mei

Nasional | radarjogja | Selasa, 17 Mei 2022 - 20:16
share

RADAR JOGJA Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta Reni Kraningtyas ungkap penyebab suhu panas terik di Jogjakarta beberapa waktu ini. Fenomena ini dipicu posisi semu matahari. Saat ini sudah berada di wilayah utara ekuator. Menyebabkan tingkat pertumbuhan awan dan fenomena hujannya akan sangat berkurang.

Sehingga cuaca cerah pada pagi menjelang siang hari akan cukup mendominasi, jelasya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (17/5).

Dominasi cuaca yang cerah, lanjutnya, dapat mengoptimumkan penerimaan sinar matahari di permukaan bumi. Ditambah lagi tingkat perawanan yang rendah. Kombinasi ini menyebabkan kondisi suhu menjadi terik pada siang hari.

Reni menegaskan suhu panas terik yang terjadi di wilayah Indonesia bukanlah fenomena gelombang panas. Menurut World Meteorological Organization (WMO), gelombang panas merupakan fenomena kondisi udara panas yang berkepanjangan. Berlangsung selama lima hari atau lebih secara berturut-turut.

Dimana suhu maksimum harian lebih tinggi dari suhu maksimum rata-rata hingga 5C atau lebih. Biasanya terjadi di wilayah lintang menengah hingga tinggi seperti Eropa dan Amerika. Sedangkan yang terjadi di wilayah Indonesia adalah fenomena kondisi suhu panas dalam skala variabilitas harian, katanya.

Berdasarkan data hasil pengamatan di Staklim BMKG Jogjakarta, suhu maksimum harian antara 31C hingga 33,6 C. Merupakan pengamatan antara 1 hingga 12 Mei 2022. Suhu harian tertinggi 33.6 C terjadi pada 3 Mei 2022.

Berdasarkan data yang tercatat di Staklim BMKG Jogjakarta, rata-rata suhu maksimum yang terukur pada Mei periode tahun 2015 hingga 2021 adalah 31.8C. Suhu maksimum tertinggi yang pernah tercatat pada periode tahun tersebut adalah 36.4C pada 21 Oktober 2019).

Kewaspadaan kondisi suhu panas atau terik pada siang hari masih harus diwaspadai hingga pertengahan Mei, ujarnya.

Reni mengimbau agar masyarakat menjaga kondisi kesehatan. Khususnya yang beraktivitas luar ruang secara intens. Ini karena paparan terik matahari akan lebih banyak diterima.

Tetap menjaga kondisi stamina tubuh dan kecukupan cairan tubuh terutama bagi warga yang beraktifitas di luar ruangan pada siang hari supaya tidak terjadi dehidrasi, kelelahan dan dampak buruk lainnya, pesannya. (Dwi)

Topik Menarik