Dipolisikan atas Dugaan Rasisme, Ruhut: Saya Manusia yang Nggak Bisa Diancam sama Anak Kemarin Sore

Dipolisikan atas Dugaan Rasisme, Ruhut: Saya Manusia yang Nggak Bisa Diancam sama Anak Kemarin Sore

Nasional | wartaekonomi | Selasa, 17 Mei 2022 - 17:15
share

Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Ruhut Sitompul mengaku sama sekali tidak gentar menghadapi laporan dugaan rasisme kepada masyarakat Papua yang dilayangkan Petrodes Mega Keliduan.

Laporan itu adalah buntut unggahan Ruhut di akun Twitternya yang menampilkan foto Gubernur DKI Jakarta sedang berpose dengan menggunakan koteka. Itu adalah foto editan yang sudah tersebar sejak 2017 silam.

Ruhut tetap pada pendirian, dia mengaku unggahannya itu sama sekali bukan untuk menyinggung masyarakat Papua, itu ia lakukan untuk menyentil Anies Baswedan yang disebutnya kerap mempolitisasi pakaian adat daerah untuk pencitraan. Dia lantas menilai Petrodes Mega Keliduan hanya sedang mencari sensasi saja.

"Nggak usah cari sensasi, nanti kita hadapi, apalagi saya lihat ngancam ada peradilan rakyat Papua. Siapa dia? Udah deh, Ruhut Poltak Sitompul itu manusia nggak bisa diancam ama orang anak kemarin sore," kata Ruhut ketika dikonfirmasi Populis.id Selasa (17/5/2022).

Ruhut melanjutkan, unggahannya itu sama sekali tidak membuat masyarakat Papua tersinggung, Petrodes Mega Keliduan disebutnya hanya mengada-ada, lalu mencatut nama masyarakat Papua dalam laporannya itu. Ruhut mengatakan, dirinya tidak bisa diancam siapapun,apalagi hanya oleh seorang Petrodes Mega Keliduan yang ia sebut anak kemarin sore.

"Kita lihat saja nanti, dia nggak usah ngarang-ngarang cerita saya rasislah, siapa dia sampai mengatasnamakan semua orang Papua? Ada mandat dia dari orang Papua? Masak kalau ada orang Batak diganggu, gua mengatasnamakan orang Batak?" tegasnya.

Dalam kesempatan itu, Ruhut juga meminta Petrodes Mega Keliduan untuk membuktikan tudingannya yang menyebut dirinya telah rasis kepada masyarakat Papua.

"Apalagi dia ngomong ada rasis, rasisnya dimana? Itu kok ngarang-ngarang cerita. Yang bikin meme bukan saya, yang bikin juga sudah ngaku dibikin 2017, apa urusannya dengan gua? Nggak usah nebeng popularitas gua," paparnya.

Menurut Ruhut, Petrodes seharusnya bersyukur karena ia sudah membuat baju adat Papua dikenal masyarakat, bukan justru malah memberikan ancaman yang tidak perlu seperti akan adanya pemekaran di Papua. Terlebih sampai menyebut-nyebut nama Gubernur Papua Lukas Enembe.

"Mestinya terima kasih sama yang bikin meme itu, jadi beken Papua-nya. Pake ngancam-ngancam lagi, ini masalah pemekaran, masalah ini, masalah itu, jangan berpolitik bos," tuturnya.

"Sampai bawa-bawa nama sahabat saya, Gubernur Papua Lukas Enembe, itu sahabat saya. Lukas itu jadi bupati di Puncak Jaya, saya yang turun kok. Nggak usah bawa-bawa suku Dani, saya dekat dengan suku Dani, tokohnya pak lukas," pungkasnya.

Topik Menarik