Jangan Biarkan India Buat Sejarah di Piala Thomas

Jangan Biarkan India Buat Sejarah di Piala Thomas

Nasional | republika | Minggu, 15 Mei 2022 - 05:58
share

Oleh: Israr Itah, Jurnalis Republika.co.id

REPUBLIKA.CO.ID, Delapan tahun lalu, rekor baru di bulu tangkis tercipta di New Delhi, India. Untuk kali pertama dalam sejarah, Jepang berhasil menjuarai Piala Thomas. Negeri Matahari Terbit itu langsung membawa pulang trofi juara dalam kesempatan pertama lolos ke final kejuaraan beregu antarnegara paling bergengsi sejagat. Di final, Jepang menaklukkan Malaysia lewat dua kemenangan di tunggal dan satu di ganda.

Dua tahun berselang di Kunshan, China, giliran Denmark yang mengukir sejarah. Denmark pecah telor juara setelah dalam delapan kesempatan sebelumnya berlaga di final hanya finis sebagai runner-up. Negara Viking itu menaklukkan Indonesia 3-2 pada partai final.

Jepang dan Denmark masuk dalam kelompok lima negara yang merajai Piala Thomas. Sejak pertama digelar pada 1949, sampai 2012, hanya Malaysia, Indonesia, dan China yang bergantian juara. Jepang dan Denmark kemudian mendobrak dominasi itu seiring makin meratanya kekuatan bulu tangkis dunia.

Kini, sejarah berikutnya berpeluang tercipta pada edisi Piala Thomas 2022 yang digelar di Impact Arena, Bangkok, Thailand. Untuk kali pertama sepanjang penyelenggaraan Piala Thomas, India lolos ke partai final. Negeri Bollywood memulai langkah dengan kemenangan 5-0 masing-masing atas Jerman dan Kanada serta takluk 2-3 dari China Taipei. India finis sebagai runner-up Grup C dan menghadapi juara Grup D Malaysia di perempat final. Lakhsya Sen dkk ternyata berhasil mengatasi Malaysia 3-2 untuk melangkah ke semifinal.

Di empat besar, India jadi underdog karena melawan tim tangguh Denmark yang diperkuat tunggal nomor satu dunia Viktor Axelsen. Namun India berhasil menjungkirbalikkan prediksi dengan melibas Denmark 3-2 untuk bertemu Indonesia di final.

Di dalam negeri, optimisme India bisa mengukir prestasi maksimal sebenarnya sudah muncul sebelum Piala Thomas bergulir. Sebab untuk kali pertama dalam sejarah, India dinilai punya barisan pemain tunggal putra berkualitas yang dapat bersaing dengan pemain dari negara-negara elite lainnya.

Saat ini, India punya Lakshya Sen yang berada di peringkat 9 BWF, Kidambi Srikanth yang menempati posisi 11, dan HS Prannoy di ranking 23. Dua dari tiga ini saja bisa mengamankan poin, peluang India untuk menang terbuka. Sebab ada ganda nomor delapan BWFSatwiksairaj Rankireddy/Chirag Shetty yang bisa diandalkan untuk meraih poin.

Performa para pemain tunggal India bisa dikatakan relatif stabil sebelum Piala Thomas. Begitu juga dengan Rankireddy/Shetty. Ini jadi modal mereka bisa menembus partai final.

Kita juga tahu dalam pertandingan beregu sekelas Piala Thomas, ranking tak mutlak berpengaruh pada hasil akhir. Namun kerja keras dan determinasi tak mau kalah jadi kunci. Itu yang sudah ditunjukkan India dengan menyingkirkan para unggulan.

Dalam tiga pertemuan terakhir saat takluk dari China Taipei di penyisihan grup dan menyingkirkan Malaysia serta Denmark, Lakshya Sen yang berperingkat paling tinggi justru tak pernah menyumbangkan poin. Srikanth dan Prannoy-lah yang terus memetik kemenangan untuk membuat India berjaya. Satu poin tambahan diraih oleh Rankireddy/Shetty. Adapun ganda Krishna Prasad Garaga/Vishnuvardhan Goud Panjala tak mampu meraih kemenangan dari tiga kesempatan itu.

Menghadapi India...

Topik Menarik