PAN Bantah Koalisi Dibentuk Demi Karpet Merah Airlangga Hartarto di Pilpres 2024

PAN Bantah Koalisi Dibentuk Demi Karpet Merah Airlangga Hartarto di Pilpres 2024

Nasional | gatra.com | Minggu, 15 Mei 2022 - 03:51
share

Jakarta, Gatra.com- Sekretaris Jenderal PAN, Eddy Soeparno membantah bahwa pembentukan Koalisi Indonesia Bersatu yang dibentuk pihaknya, Golkar, dan PPP semata-mata untuk karpet merah memenangkan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto dalam pencapresan 2024 mendatang.

Menurutnya, koalisi dibentuk bukan dengan tujuan pragmatis jangka pendek, melainkan pertimbangan jangka panjang, yakni membentuk pendidikan politik dan institusional partai.

"Kita kemarin hadir dalam pertemuan dengan pikiran terbuka, untuk membahas hal-hal yang sifatnya sangat luas untuk dikerucutkan oleh tim. Jadi, belum ada pembahasan hal-hal menyangkut konklusif," kata Eddy dalam diskusi Kasak-kusuk Koalisi Partai dan Capres 2024 yang diselenggarakan oleh MNC Trijaya di akun YouTube, Sabtu (14/5).

Eddy tak menampik bahwa setiap partai yang berkoalisi memang sudah paham dengan posisinya masing-masing. Namun, jika tujuannya langsung mengerucutkan satu nama, itu merupakan hal yang mustahil.

"Kalau salah satu di antara teman-teman sudah ada prasayarat, saya kira pertemuan kemarin itu tidak akan terjadi," kata Eddy.

Partai Golkar, PAN, dan PPP mengumumkan komitmen berkoalisi menuju Pilpres 2024, selepas pertemuan tiga ketua umum partai tersebut di Rumah Heritage Jakarta, Kamis (12/5).

Eddy menegaskan tak ada inisiator tunggal dalam pembentukan koalisi itu. Ia menyebut, pembentukan koalisi memang didasarkan pada komunikasi yang sudah berjalan lancar sebelumnya. "Memang agak intens terakhir-terakhir, sudah ada pembahasan mengerucut," kata Eddy.

Dalam klaimnya, Eddy menyebut koalisi dibentuk guna membangun budaya politik baru. Kerja sama di antara parpol dibangun jauh-jauh hari sebelumnya, bukan mendekati pemilu saja.

Eddy mengatakan, koalisi ini fokus membangun gagasan atau konsep untuk mengawal pemerintahan yang akan berakhir pada 2024. Ini untuk mencegah adanya kubu dan polarisasi di masyarakat.

"Contoh, (bidang) ekonomi. Ada konsep ekonomi untuk menanggulangi BBM tinggi, minyak goreng (langka), urusan impor-impor, sampai aspek kesehatan. Dibentuk tim kerja untuk merumuskan dan menyampaikan ke publik, sehingga 2024 tidak terjebak kontestasi di politik identitas. Itu hanya melahirkan polarisasi dan pembelahan di masyarakat," dia menjelaskan.

Meski kesepakatan itu dibangun secara lisan, belum tertulis, Eddy meyakini sifatnya sudah kuat. Ia bahkan menyebut lebih kuat dari sekadar perjanjian informal atau gentle agreement, sebab kesepakatan ini dilaksanakan oleh masing-masing partai.

"Ini kesepakatan baru 48 jam. Jadi, saya kira detail menyusul. Akan kita komunikasikan lagi, apa yang jadi program dan gagasan yang akan dilahirkan koalisi ini. Kita enggak eksklusif, yang bisa ikut hadir mikul beban berat ini untuk bangsa, kami sambut gembira," kata dia.

Topik Menarik