Sambutan Hangat Presiden Joe Biden Kepada Presiden Jokowi KSP: Bukti Amerika Percaya pada Indonesia

Sambutan Hangat Presiden Joe Biden Kepada Presiden Jokowi KSP: Bukti Amerika Percaya pada Indonesia

Nasional | rm.id | Sabtu, 14 Mei 2022 - 17:42
share

Presiden Amerika Serikat Joe Biden menyambut hangat kehadiran Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) dalam pertemuan KTT khusus ASEAN-AS, di Gedung Putih Washington DC, AS.

Bahkan, pada saat jamuan makan malam, Presiden Jokowi mendapatkan kehormatan untuk membalas toast Presiden Biden.

Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden RI Siti Ruhaini Dzuhayatin mengatakan, gestur tersebut membuktikan spekulasi yang beredar di media sosial bahwa Presiden Jokowi tidak disambut hangat karena mengundang Rusia pada KTT G20, tidak benar.

Kehangatan sambutan Joe Biden, menurut Ruhaini, justru menunjukkan hubungan bilateral Indonesia dan AS tidak berubah di tengah tantangan-tantangan dinamis. Baik soal ketegangan kawasan ASEAN antara AS dan Tiongkok, serta dampak dari konflik Rusia-Ukraina terkait kehadiran Rusia dalam KTT G 20.

"Sikap bersahabat Joe Biden tetap nampak seperti saat menjabat sebagai Wakil presiden pada masa pemerintahan Presiden Barrack Obama. Joe Biden memang memiliki hubungan personal yang sangat baik dengan presiden Jokowi, terutama pada saat melakukan kunjungan kenegaraan 2015 lalu," ujar Ruhaini dalam siaran pers, Sabtu (14/5).

Dia menilai, kehangatan sambutan Presiden Joe Biden kepada Presiden Jokowi sangat penting artinya bagi Indonesia. Baik secara bilateral, regional, dan multilateral.

Secara bilateral, ungkap Ruhaini, AS telah menunjukkan kepercayaan terhadap keterbukaan dan potensi investasi Amerika di Indonesia, ataupun ekspor komoditas jadi, seperti baterai mobil listrik dan komoditas hilir lainnya. "Ini dibuktikan dengan keterbukaan AS terhadap inisiatif Indonesia bertemu dengan para CEO besar di AS," terangnya.

Sementara secara regional, kehangatan sambutan Presiden Joe Biden menunjukkan kepercayaan pada Indonesia sebagai koordinator kemitraan ASEAN-AS. Terlebih, imbuh dia, pertemuan KTT khusus ASEAN-AS baru pertama kali ini dilakukan di Gedung Putih Washington DC sejak 45 tahun silam.

"Presiden Barrack Obama pernah mengundang KTT khusus ASEAN-AS tahun 2016. Tapi pertemuan digelar di Sunnyland. California, bukan di Gedung putih dan di Washington DC. Tentu ini bentuk penghargaan dan juga kehormatan bagi Indonesia," tegas Ruhaini.

Selain itu, AS juga melihat Indonesia sebagai negara middle power , sangat konsisten dengan prinsip politik luar negeri "Bebas Aktif" dalam menyikapi hubungan ASEAN dengan negara-negara besar, terutama soal Amerika Serikat dan Tiongkok.

Sedangkan dalam kaitan hubungan multilateral, Ruhaini menyatakan, sebagai pemegang presidensi G20, Indonesia masih dipandang berpeluang menjalankan peran strategis untuk penghentian konflik bersenjata antara Rusia dengan Ukraina.

Indonesia, tambahnya, juga dinilai bisa mendorong penyelesaian konflik melalui perundingan, karena memiliki hubungan baik dengan kedua negara "Tentu Indonesia siap menjadi bagian itu (perundingan Rusia-Ukraina)," tandas Ruhaini. [OKT]

Topik Menarik