Rentan Tularkan Wabah PMK, Ratusan Sapi dan Babi Tertahan di Pelabuhan

Rentan Tularkan Wabah PMK, Ratusan Sapi dan Babi Tertahan di Pelabuhan

Nasional | jawapos | Jum'at, 13 Mei 2022 - 19:46
share

JawaPos.com Balai Karantina Pertanian Hewan Surabaya menahan 734 ekor sapi di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Hal itu sebagai antisipasi penyebaran wabah penyakit mulut dan kuku (PMK).

Jawa Timur menjadi daerah penyebaran virus PMK. Kabar itu dikonfirmasi Kepala Karantina Pertanian Surabaya Cicik Sri Sukarsih.

Dia menyebut, pihaknya melakukan pengetatan di jalur keluar masuknya hewan. Baik di jalur darat maupun laut.

Jadi dalam hal ini, kami memperketat pengeluaran dan pemasukan di pintu yang telah ditetapkan menteri pertanian, kata Cicik, Jumat (13/5).

Cicik mencontohkan dengan menahan 734 sapi dari Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT). Ratusan Sapi itu akan dibawa ke Jakarta melalui jalur darat.

Saat ini, ratusan sapi tertahan di kapal di Pelabuhan Tanjung Perak Surabaya. Pihaknya meminta hewan ternak tersebut tidak masuk ke wilayah Jawa Timuryang menjadi tempat penyebaran virus PMK.

Jadi karena di Jawa Timur sedang ada PMK berdasar surat edaran kepala badan, tidak diperkenankan memasukkan ataupun transit hewan ternak masuk ke Jawa Timur, terang Cicik.

Tidak hanya sapi, Balai Karantina Pertanian juga menahan hewan ternak babi. Cicik menjelaskan, babi juga rentan tertular wabah.

Saat ini, ratusan babi itu masih tertahan di Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi. Hewan ternak itu disebut tak memiliki sertifikat bebas PMK.

Babi tersebut tidak dilengkapi sertifikat dari daerah asal. Karena babi rentan terhadap PMK, hampir semua hewan ternak berkuku genap rentan terhadap PMK, ungkap Cicik.

Apakah hewan ternak yang aman masuk ke Jatim akan terus dikarantina? Cicik menggeleng. Dia menyebut terdapat dua alternatif yang bisa dilakukan.

Pertama, angkutan hewan ternak harus dilanjutkan menuju Pelabuhan Semarang atau Pelabuhan Tanjung Priok (Jakarta). Kedua mengembalikan hewan ternak ke daerah asalnya. Sehingga tidak tertahan terlalu lama di pelabuhan, ujar Cicik.

Saat ini, pengguna jasa sedang mencari kapal agar sapi tersebut bisa diangkut menuju ke (Tanjung) Priok, terang Cicik.

Topik Menarik