PTM Harus Diawasi Ketat

PTM Harus Diawasi Ketat

Nasional | koran-jakarta.com | Jum'at, 13 Mei 2022 - 09:03
share

JAKARTA - Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan kapasitas 100 persen minta diawasi dengan ketat karena kemunculan kasus dugaan penyakit hepatitis akut. Harapan ini dikemukakan anggota DPRD DKI, Idris Ahmad, di Jakarta, Kamis (12/5).

"Kasus hepatitis akut ini bertambah setiap hari. Kami harus siaga mencegah penularan di sekolah-sekolah yang mengadakan PTM 100 persen," kata Idris. Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) itu berharap ada surat edaran kepada kepala sekolah yang berisi langkah-langkah pencegahan dan melakukan evaluasi soal PTM 100 persen.

"Penyakit ini menyasar usia anak-anak. Mereka adalah kelompok rentan, sehingga penyakit ini bisa berakibat serius dan menyebabkan kematian," imbuh Idris.

Selain itu, dia menilai pencegahan di ruang-ruang publik seperti tempat bermain, mal, penitipan anak, dan tempat lain yang berpotensi ada penularan, perlu dilakukan.

"Bukan hanya di sekolah, di ruang publik juga harus ditingkatkan lagi kebiasaan hidup bersih. Saat ini sudah melonggar karena angka Covidmenurun," tambahnya.

Sebelumnya, Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, mengungkapkan ada 21 kasus diduga penyakit hepatitis akut dengan mayoritas berusia di bawah 16 tahun.

"Dari 21 kasus, 14 termasuk tiga yang meninggal berusia kurang dari 16 tahun," kata Riza Patria.

Sedangkan tujuh kasus dugaan hepatitis akut lainnya, berusia di atas 16 tahun. Ia menambahkan sebanyak 14 kasus tersebut masih dalam proses penyelesaian pemeriksaan hepatitis. Dengan demikian, 14 orang tersebut masih belum masuk klasifikasi mengidap hepatitis A hingga E.

Bawa Bekal

Sementara itu, Pemerintah Kota Jakarta Pusat mengimbau orang tua murid mengantisipasi penularan hepatitis akut. Salah satunya dengan membekali makanan dan minuman dari rumah kepada anak saat ke sekolah.

"Kami sudah ingatkan melalui guru dan kepala sekolah agar orang tua memerhatikan makanan dan minuman anaknya. Bekali anak dengan makanan dan minuman dari rumah, sehingga mereka tidak saling berbagi botol minum atau wadah makanan," kata Kasudin Pendidikan Wilayah II Jakarta Pusat, Uripasih.

Dia minta orang tua murid agar siswa membawa makanan dan minuman sendiri. Hal itu untuk mencegah penularan penyakit lewat lendir ketika meminjam botol atau wadah makanan. Uripasih menambahkan, sebaiknya anak sarapan sebelum berangkat sekolah supaya lebih kuat. Perhatian orang tua harus lebih maksimal dari sebelum-sebelumnya.

Hal senada disampaikan Kepala Sekolah SDN 08 Kenari, Jakarta Pusat, Hardi Priyono. Dia mengatakan, sekolah sudah mengingatkan orang tua murid tentang bahaya penyakit hepatitis akut.

"Kita tetap melaksanakan protokol kesehatan secara ketat. Saat ini kantin juga belum dibuka. Maka, anak-anak memang disarankan membawa makanan dan minuman dari rumah. Mereka dilarang saling berbagi," kata Hardi.

Sudin Pendidikan Jakarta Pusat belum menemukan penyakit hepatitis akut ke pelajar.

Topik Menarik