Efek Penyakit PMK, Bali Gagal Jual Sapi dan Babi ke Jatim

Efek Penyakit PMK, Bali Gagal Jual Sapi dan Babi ke Jatim

Nasional | genpi.co | Jum'at, 13 Mei 2022 - 08:00
share

GenPI.co Bali - Para peternak di Bali mesti rela bisnisnya untuk menjual sapi dan babi ke Jawa Timur (Jatim) gagal untuk sementara efek adanya wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) baru-baru ini.

Bisa dibilang, produk unggulan hewani dari peternakan di Pulau Seribu Pura tak bisa dipasarkan sementara waktu karena ancaman masalah kesehatan.

Nah, penghentian penjualan ke Jatim ini tak cuma berlaku bagi sapi dan babi saja, melainkan juga kambing serta kerbau.

Penyetopan penjualan hewan ternak sejenis ternyata juga berlaku sebaliknya yakni dari Jawa Timur menuju ke Bali.

Kebijakan penyetopan lalu lintas ternak Bali ke Jatim ini dikeluarkan Karantina Pertanian Wilayah Kerja Gilimanuk.

Langkah taktis ini diambil agar wabah penyakit yang menyerang ruminansia berkuku belah ini diantisipasi merambah Bali.

Penanggung jawab Wilayah Kerja Karantina Pertanian Gilimanuk drh. I Nyoman Ludra kepada awak media mengatakan kebijakan ini sesuai Keputusan Menteri Pertanian (Kepmentan) No. 405 tentang Gugus Tugas Penanganan PMK.

Menurut Ludra, Karantina Pertanian di Bali tidak diizikan mengeluarkan sertifikasi hewan yang keluar tujuan Jakarta lewat Jawa Timur.

Termasuk juga menuju ke Bali dari Jawa maupun dari manapun, juga tidak diizinkan sertifikasi dari Ketapang, Kabupaten Banyuwangi, Jatim.

"Sampai sekarang ini kita belum dapat informasi kapan ada rencana tindaklanjut yang dilakukan pemerintah dalam hal antisipasi lalu lintas hewan, tuturnya, Rabu (11/05/22).

Salah satu solusi yang sudah direncanakan, katanya, akan membuka Tol Laut dari Bali menuju ke Semarang.

Namun, Pemprov Bali mengusulkan ke Jawa Timur, memohon agar diizinkan melintas karena tol laut sangat mahal dan lama.

Sejak akhir pekan lalu, Karantina Wilker Gilimanuk juga telah mencegah pengiriman hewan agar tidak menyeberang ke Jawa.

"Para pengusaha diimbau agar tidak mengirimkan sapi dan babi sementara karena akan rugi ketika lewat Pelabuhan Ketapang, sebab akan dikembalikan," beber Ludra.

Penghentian penjualan sapi dan babi ke Jatim, begitu pula sebaliknya pun diharapkan bisa mencegah penyebaran PMK. Terlebih saat Bali sedang dalam kondisi prima di tengah-tengah krisis Corona. (gie/jpnn)

Lihat video seru ini:

Topik Menarik