Tak Hadiri Halal Bihalal PDIP Jateng Ganjar Makin Menjauh Dari Kandang Banteng

Tak Hadiri Halal Bihalal PDIP Jateng Ganjar Makin Menjauh Dari Kandang Banteng

Nasional | rm.id | Jum'at, 13 Mei 2022 - 06:45
share

Sabtu (7/5) lalu, PDIP Jawa Tengah mengadakan halal bihalal di Semarang. Yang mengejutkan, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo yang juga kader banteng, tidak hadir. Ketidakhadiran Ganjar ini dianggap sebagai pertanda Ganjar makin menjauh dari kandang banteng.

Halal bihalal PDIP yang berlangsung di kantor Panti Marhaen itu, mengundang kepala daerah se-Jawa Tengah yang diusung PDIP. Sejumlah Bupati dan Wali Kota hadir dalam acara tersebut. Antara lain; Wali Kota dan Wakil Wali Kota Semarang, Bupati Kabupaten Semarang, Bupati dan Wakil Bupati Grobogan, Bupati Klaten dan Bupati Banyumas. Sementara Ganjar, yang juga kepala daerah yang diusung oleh PDIP, justru tidak tampak batang hidungnya.

Di hari yang sama, Ganjar malah berada di Makassar, Sulawesi Selatan. Ia terbang sejak Jumat (6/5). Di sana, ia mengikuti sejumlah rangkaian acara bersama Keluarga Alumni Universitas Gadjah Mada (Kagama), seperti meresmikan desa inklusif hingga bagi-bagi sembako.

Ganjar juga menghadiri undangan pernikahan putri Wali Kota Makassar hingga ziarah makam dan sowan ke ulama besar NU di Makassar.

Ketua DPD PDIP Jawa Tengah, Bambang Wuryanto tidak menjawab secara gamblang, ketika ditanya perihal ketidakhadiran Ganjar. Apakah karena Ganjar tidak datang atau karena tidak diundang?

Ia hanya berdalih Ganjar lagi sibuk. "Dikau lihat sendiri Pak Ganjar sangat sibuk, banyak hal yang ditangani beliau. Jadi, ya sudahlah, saking sibuknya kita paham, kata Bambang di Rumah Makan Omah Gunung, Gunungpati, Semarang, Rabu (11/5).

Sebagai orang Jawa, lanjutnya, ia menghormati dan memahami kesibukan orang lain. "Orang Jawa main memahami rasa, kita tidak mau mengganggu kesibukan, tandas Ketua Bappilu PDIP ini.

Ganjar juga tidak secara terang benderang mengaku tidak diundang. Namun, dia membenarkan, saat acara itu, dirinya sedang berada di Makassar. Namun, ia dapat bocoran, terkait apa yang dibahas saat halal bihalal berlangsung.

"Nggak papa, kemarin kan acaranya lebih banyak, kata teman-teman, strategi pemenangan dari kabupaten kota," ucap Ganjar, Rabu (11/5).

Ini bukan kali pertama Ganjar absen dalam acara penting PDIP. Sebelumnya, ia juga tidak hadir saat Ketua DPP PDIP Puan Maharani memberikan arahan untuk kader pada 22 Mei 2021. Sementara kepala daerah lain yang diusung PDIP datang. Namun, saat itu, penguasa PDIP di Jateng yakni Bambang Pacul, blak-blakan mengaku sengaja tidak mengundang Ganjar. " Wis kemajon (kelewatan)," sentilnya, ketika itu.

Ketika Puan meresmikan Pasar Legi, Solo pada 20 Januari lalu, Ganjar juga tidak datang. Sementara Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka, Wakil Wali Kota Solo Teguh Prakosa, serta mantan Wali Kota dan Wakil Wali Kota Solo FX Hadi Rudyatmo dan Achmad Purnomo, ikut mendampingi Puan.

Apakah Ganjar sudah dikucilkan? Politisi senior PDIP, Hendrawan Supratikno membantah PDIP sengaja mengucilkan Ganjar. "Didesain khusus untuk mengisolasi Ganjar? Saya tidak melihat itu," kata Hendrawan, semalam.

Namun, dia mengaku tak bisa menampik analisis-analisis politik yang berkembang. Bahwa Ganjar memang didesain untuk menjauh dari PDIP.

"Memang, dalam politik, analisisnya rasional, tapi apakah rasional analisis itu benar-benar terjadi dan didesain, kan tidak terkonfirmasi," terangnya.

Pakar komunikasi politik, Lely Arrianie menilai, dari keterangan yang ada, memang belum bisa dipastikan apakah Ganjar tidak diundang atau memang sengaja tidak datang.

Lely menduga adalah kegenitan Ganjar yang terkesan terus mendesain dirinya untuk makin populer terutama di medsos jelang Pilpres, telah membuat jarak komunikasi dengan partainya semakin jauh. Padahal, sudah beberapa kali disentil oleh elit partainya.

"Biasanya, kalau DPP yang undang, enggak mungkin enggak mau. Kalau kita mau berhusnuzon, dia sendiri enggak hadir karena ada jarak komunikasi," kata Lely, tadi malam.

Soal apakah Ganjar menjauh atau dijauhkan, jebolan doktoral Universitas Padjadjaran Bandung ini menganalogikan rel kereta. Meskipun ukurannya sama, ketika semakin jauh, rel kereta semakin terlihat kecil. Begitupun sebaliknya.

"Padahal sama lebar. Harusnya Ganjar tebal muka saja, main cantik. Kalau enggak diundang, harusnya datang saja. \'Bu kok saya nggak diundang bu. Ngeles-ngeles lah, itu yang deklarasi dimana-mana bukan mau aku lho bu, itu keinginan mereka sendiri\' tetap mesra aja. Atau mungkin Ganjar merasa sudah di atas angin," sarannya. [ SAR ]

Topik Menarik