Mendambakan Liqa` Allah (1)

Mendambakan Liqa` Allah (1)

Nasional | rm.id | Jum'at, 13 Mei 2022 - 06:00
share

Umat Islam senantiasa mendambakan perjumpaan dengan Tuhannya (liqa Allah). Apa sesungguhnya yang dimaksud dengan liqa Allah? Apa manusia berjumpa dengan Allah? Apa dasarnya? Jika mungkin, apa dan bagaimana kiat seorang manusia bisa menjumpai-Nya? Apa dampak perjumpaan itu? Pertanyaan-pertanyaan ini bisa didekati dengan ilmul yaqin, ainul yaqin, dan haqqul yaqin, atau penggabungan secara fluktuatif antara satu sama lain.

Pendekatan ilmul yaqin terjadi ketika seseorang berusaha memahami secara konseptual apa dan bagaimana sesungguhnya konsep perjumpaan dengan Allah Swt melalui metode ilmu pengetahuan biasa, yaitu mempelajari seluk beluk dan sifat-sifat serta zat-Nya.

Pendekatan ainul yaqin jika seseorang sudah menyaksikan bagaimana orang-orang yang sudah berusaha dan mungkin sudah mencapai perjumpaan dengan Tuhannya.

Pendekatan haqqul yaqin terjadi manakala seseorang tidak hanya mengetahui secara konsepsional tentang liqa Allah atau menyaksikan langsung orang-orang yang sedang fana karena telah atau sedang berjumpa dengan Tuhannya, tetapi ia sendiri langsung mengalami liqa Allah. Sudah barang tentu dengan haqqul yaqin lebih mantap dari pada ilmul yaqin atau ainul yaqin.

Perjumpaan dengan Tuhan ialah suasana batin seorang hamba yang merasa dekat sedekat-dekatnya dengan Tuhan, sehingga merasa tidak ada lagi jarak antara Tuhan yang disembah dengan hamba yang menyembah. Suasana batin seperti ini, seorang hamba akan merasakan kehadiran Tuhan dibenaknya. Perjumpaan Tuhan tidak bisa dibayangkan dalam bentuk inderawi, tetapi perjumpaan secara ruhaniah. Seorang hamba yang sedang beribadah sangat dianjurkan oleh Rasulullah saw, untuk seolah-olah melihat Tuhan, minimal diasumsikan Tuhan sedang melihatnya.

Ada beberapa istilah yang digunakan para sufi dalam menggambarkan kedekatan dengan Tuhan. Istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut:

Topik Menarik