IDAI NTB Minta Ortu Tak Abaikan Hepatitis, Ini Gejala Awalnya!

IDAI NTB Minta Ortu Tak Abaikan Hepatitis, Ini Gejala Awalnya!

Nasional | lombokpost | Kamis, 12 Mei 2022 - 13:00
share

MATARAM -Orang tua (ortu) diminta untuk tidak mengabaikan gejala awal penyakit hepatitis misterius yang nampak pada anak. Langsung bawa ke rumah sakit atau puskesmas, kata Ketua Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) NTB dr Nurhandini Eka Dewi, Rabu (11/5).

Eka menyebut mual, demam ringan, diare merupakan gejala awal yang patut direspons cepat para orang tua. Apalagi jika diikuti dengan kondisi warna mata yang menguning dan kondisi anak yang lemas.

Pengecekan di fasilitas pelayanan kesehatan (fasyankes) untuk memastikan, apakah anak terkena hepatitis A,B,C, D, E atau hepatitis misterius. Atau bisa juga penyakit lainnya yang memiliki gejala serupa.

Untuk memastikan itu, harus dicek darahnya. Kita deteksi lebih awal, makin cepat, makin baik. Jadi tidak bisa mengabaikan gejala awal, tegas Eka.

Soal penyakit yang diduga kuat menyebabkan kematian sejumlah anak di Jakarta dan Medan, kata Eka menjadi concern Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan organisasi profesi. Yang saat ini tengah dilakukan penelitian untuk diketahui seperti apa proses penularan hingga jenis virusnya.

Dengan informasi terbatas terhadap penyakit tersebut, pemerintah masih sebatas mengeluarkan imbauan. Agar orang tua yang memiliki anak bisa melakukan upaya pencegahan dan kewaspadaan

Anak-anak usia sekolah, diminta untuk membawa bekal yang dibuat di rumah. Mengurangi jajan selama di sekolah. Penelitian belum selesai. Tapi, hal-hal yang terkait proses penularan hepatitis A,B,C,D, dan E, itu kita jadikan landasan untuk kewaspadaan, jelas Eka.

Pola hidup sehat juga harus dijalankan setiap orang. Sebagai upaya menutup pintu masuk penularan dari hepatitis misterius. Kita waspada seperti sekarang ada covid. Kebersihan tangan dan makanan dijaga, ujarnya.

Eka mengatakan, hingga kemarin belum ada pasien suspek hepatitis misterius di NTB. Meski begitu, fasyankes diminta untuk bersiap dan segera menindaklanjuti jika ada pasien seperti gejala awal hepatitis misterius.

Kalau ada suspek, nanti sampel darah dikirim ke Jakarta, di sana bisa dicek apakah hepatitis misterius atau tidak, sebut Eka.

Lebih lanjut, NTB memiliki kasus prevalensi kasus hepatitis cukup tinggi di Indonesia. Terutama untuk hepatitis A dan B. Ditambah lagi dengan masih tingginya angka stunting anak. Kurangnya gizi, membawa potensi anak terjangkit banyak penyakit.

Kata Eka, saat ini sistem surveilans sudah terbangun cukup baik di NTB. Sehingga deteksi dini bisa dilakukan lebih cepat. Tentu upaya tersebut membutuhkan juga kerja sama masyarakat, terutama orang tua yang memiliki anak.

Sebenarnya sama saja, kita sudah melakukan ini selama covid. Bedanya, sekarang hepatitis misterius juga kita pantau, tandas Eka.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) NTB dr Lalu Hamzi Fikri mengatakan, pihaknya tetap mengacu pada SE yang dikeluarkan Kemenkes sebagai bentuk pencegahan dan kewaspadaan. Masyarakat tetap waspada, tapi tidak perlu panik juga, kata Fikri. (dit/r5)

Topik Menarik