Antisipasi Penularan PMK, Aparat Putar Balik Angkutan Pembawa Ternak

Antisipasi Penularan PMK, Aparat Putar Balik Angkutan Pembawa Ternak

Nasional | jawapos | Kamis, 12 Mei 2022 - 11:01
share

JawaPos.com Lalu lintas hewan ternak diawasi secara ketat menyusul merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK). Terutama di wilayah-wilayah yang berbatasan dengan daerah terjangkit PMK.

Di Sidoarjo, misalnya. Satgas Pangan Sidoarjo membatasi akses pengiriman ternak dari dan ke luar Sidoarjo untuk mengantisipasi persebaran PMK pada ternak. Polresta Sidoarjo melakukan penyekatan angkutan pembawa ternak berkuku belah mulai kemarin (11/5). Petugas stand by di batas kota seperti di Kecamatan Balongbendo dan Tarik.

Para pengemudi yang membawa ternak, baik dengan pikap maupun truk, diminta putar balik.

Kapolresta Sidoarjo Kombespol Kusumo Wahyu Bintoro mengatakan, pihaknya menghentikan beberapa pengemudi sekaligus menyosialisasikan bahwa pengiriman ternak masuk dan keluar kota kini dibatasi. Kami bersama TNI dan dinas berupaya maksimal dalam penanganan wabah virus PMK ini agar tidak semakin menyebar, kata Kusumo.

Di Bojonegoro, hari ini (12/5) Pasar Hewan Bojonegoro tetap buka. Namun, petugas gabungan akan menyekat lalu lintas sapi dari luar kota, terutama Kabupaten Lamongan. Sebagaimana diketahui, Lamongan termasuk wilayah yang sudah ditemukan PMK pada ternak. Di sisi lain, belum ditemukan ternak sapi di Bojonegoro yang terdeteksi mengidap PMK.

Kami melakukan (penyekatan) di wilayah perbatasan seperti di Kecamatan Baureno. Ternak dari Lamongan tidak boleh masuk dan diminta kembali, kata Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan Bojonegoro Sugiharti Sri Rahayu seperti dilansir Radar Bojonegoro kemarin.

Pasar hewan di Bojonegoro tetap buka, tapi hanya untuk sapi lokal. Sugiharti meminta peternak tidak panik. Tetap berhati-hati menjaga kebersihan ternak dan kandang. Juga tidak membeli ternak baru, terutama dari luar kota seperti Lamongan. Selama ini, banyak peternak di wilayah perbatasan seperti Kecamatan Kedungadem dan Kepohbaru yang membeli dari luar kota.

Kapolres Bojonegoro AKBP Muhammad menjelaskan, pemeriksaan ternak terkait dengan PMK sudah dilakukan di 17 wilayah polsek jajaran di Bojonegoro. Hasilnya, tidak ditemukan ternak terinfeksi PMK.

Radar Mojokerto melaporkan, pembatasan lalu lintas perdagangan hewan ternak juga diberlakukan bagi kendaraan yang masuk maupun keluar wilayah Kabupaten Mojokerto. Jika menemukan, polisi langsung memaksa pengemudi kembali ke daerah asal. Sesuai instruksi bupati, pergerakan lalu lintas perdagangan sapi dibatasi untuk sementara waktu. Baik masuk ke wilayah Kabupaten Mojokerto maupun sebaliknya, ujar Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar setelah meninjau penyemprotan Pasar Hewan Ngrame kemarin.

Pembatasan mobilitas perdagangan ternak hewan sejenis sapi itu mulai berlaku Selasa (10/5) malam. Itu digelar serentak di empat checkpoint yang merupakan wilayah perbatasan dengan daerah tetangga. Yakni, Trowulan, Ngoro, Trawas, dan Mojosari.

Sementara itu, Pemkab Mojokerto terus melakukan percepatan penanganan wabah PMK yang sudah menyerang ratusan sapi di 18 kecamatan. Selain treatment penyembuhan, diantisipasi meluasnya wabah dengan memberlakukan lockdown dan sterilisasi pasar hewan.

Kemarin Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati didampingi Kapolres Mojokerto AKBP Apip Ginanjar turun langsung melakukan sterilisasi pasar hewan di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging. Sterilisasi dilakukan dengan menyemprotkan disinfektan. Dinas pertanian juga menutup pasar hewan. Selain itu, dibentuk tim khusus untuk mengedukasi semua kelompok ternak yang tersebar di 18 kecamatan.

Sesuai dengan data disperta, di Kabupaten Mojokerto populasi sapi potong sekitar 51.300 ekor. Hingga kemarin, 754 ekor sapi terserang PMK.

Di sisi lain, pengawasan tidak hanya dilakukan di wilayah terjangkit PMK ternak. Sebagaimana dilansir Radar Madiun, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Madiun melakukan antisipasi dini. Kemarin (11/5) dinas menerjunkan sejumlah petugas ke kandang peternak sapi di Jalan Tawangsari II, Kelurahan Tawangrejo, Kartoharjo, untuk melakukan surveilans. Satu per satu sapi diperiksa. Mulai suhu tubuh hewan hingga kondisi mulut dan telapak kaki.

Hasil pemeriksaan yang melibatkan dokter hewan itu tidak menemukan sapi yang terjangkit PMK. Petugas justru mendapati satu ekor sapi yang menunjukkan gejala flu.

Terpisah, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa kembali mengunjungi ternak sapi di Jawa Timur. Kali ini di Mojokerto. Mantan menteri sosial itu ingin memastikan kondisi hewan ternak.

Khofifah meminta peternak peka. Pemerintah sudah menyosialisasikan ciri-ciri sapi yang terjangkit PMK. Dengan begitu, peternak yang menemukan ciri-ciri tersebut bisa segera melapor. Selain itu, peternak harus melakukan isolasi berbasis kandang, katanya.

Topik Menarik