Imbas Persebaran PMK yang Masif, Stok Sapi Berpotensi Menurun

Imbas Persebaran PMK yang Masif, Stok Sapi Berpotensi Menurun

Nasional | jawapos | Selasa, 10 Mei 2022 - 15:07
share

JawaPos.com Fenomena penyakit mulut dan kuku (PMK) yang tengah menyerang hewan ternak, khususnya sapi, membuat sejumlah pihak harap-harap cemas. Bukan karena berpotensi menular ke manusia, situasi itu berpotensi membuat stok sapi menurun.

Sebab, selain tak boleh diperjualbelikan, semua sapi yang terpapar PMK harus menjalani karantina. Jika tidak segera berakhir, situasi itu berpotensi mengganggu ketersediaan sapi yang diprediksi bakal naik dalam dua bulan ke depan.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Daging dan Ternak (Aspednak) Pusat Isa Ansori menyatakan, PMK membawa dampak yang cukup kompleks. Utamanya pada sektor populasi dan ekonomi, katanya.

Dia menjelaskan, sebenarnya saat ini para peternak sedang bersiap-siap untuk menyambut Hari Raya Idul Adha. Hanya, situasi yang terjadi saat ini membuat peternak mengalami kesulitan.

Sebab, selain makin banyak sapi yang dikarantina, pasar-pasar hewan di beberapa daerah yang sudah dimasuki wabah PMK juga ditutup sementara. Jika wabah ini tidak segera selesai, ketersediaan sapi berpotensi berkurang, katanya.

Apalagi, setelah merebaknya PMK, sektor penjualan lesu. Dampaknya, peternak menahan sementara sapi-sapinya ke pasar. Peternak terpaksa mengeluarkan biaya perawatan tambahan. Karena itu, kami berharap pemerintah bisa segera memberikan solusi, imbuhnya.

Hingga Senin, wabah PMK yang menyerang sapi makin meluas, terutama di daerah-daerah yang sudah terjangkit. Di Mojokerto, persebaran penyakit itu makin masif. Per hari, kasus baru bisa bertambah lebih dari 100 ekor.

Kepala Dinas Pertanian Peternakan (Disnak) Mojokerto Nurul Istiqomah menyatakan, persebaran PMK pada sapi ditemukan di 45 desa di 16 kecamatan. Total sudah ada 523 ekor yang terjangkit. Sedangkan dua kecamatan lainnya masih nol kasus, ungkapnya.

Pemkab juga menutup sementara pasar hewan (baik milik pemkab maupun desa) untuk dilakukan sterilisasi. Kami juga sudah melakukan pendataan karena di Kabupaten Mojokerto ada 51 ribu sapi. Makanya, kami identifikasi, pokoknya ternaknya dikarantina dulu. Tidak boleh ke mana-mana, ujar Bupati Ikfina Fahmawati.

Di sejumlah kabupaten lain, pemkab juga mulai mengantisipasi potensi penularan PMK pada hewan ternak. Sebagaimana di Pasuruan, tim disnak mulai memeriksa kondisi semua sapi di sana. Demikian juga di daerah lain.

Sejauh ini, kasus PMK ditemukan di empat daerah di Jatim. Yakni, Sidoarjo, Mojokerto, Gresik, dan Lamongan. Informasi dari Kementerian Pertanian, virus PMK berasal dari domba dari negara yang belum bebas PMK. Domba tersebut masuk Indonesia secara ilegal.

Topik Menarik