Kebutuhan BBM Naik 41 Persen, Tapi Pertamina Sukses Jaga Pasokan Tak Ada Kelangkaan, Tak Ada Antrean

Kebutuhan BBM Naik 41 Persen, Tapi Pertamina Sukses Jaga Pasokan Tak Ada Kelangkaan, Tak Ada Antrean

Nasional | rm.id | Senin, 9 Mei 2022 - 06:40
share

Luar biasa kerja dan dedikasi Pertamina. Selama arus mudik lebaran, berhasil menjaga pasokan BBM dengan aman. Padahal, terjadi lonjakan kebutuhan sebesar 41 persen. Terbesar sepanjang sejarah mudik di Indonesia. Hebat, karena sama sekali tak ada riak-riak isu kelangkaan atau antrean BBM.

Kenaikan sedahsyat itu, berhasil dikelola dengan baik dan lancar. Kuncinya, selain membangun sistem digital yang canggih, Pertamina juga memiliki pemimpin yang leadershipnya kuat. Direktur Utama PT Pertamina Nicke Widyawati, selama arus mudik hingga arus balik, mengkomandoi monitoring pasokan BBM ke seluruh wilayah Indonesia. Tim Satgas Rafi (Ramadhan Idul Fitri) yang dibentuknya, melakukan pemantauan 24 jam melalui sistem digitalisasi terpusat di Lantai 21, Graha Pertamina Jakarta.

Jumat (6/5/2022), Nicke Widyawati mengajak sejumlah pemimpin media nasional ikut memantau pasokan kebutuhan BBM di ruangan berteknologi canggih itu. Namanya Pertamina Integrated Enterprise Data and Command Centre (PIEDCC). Di sinilah tempat data pasokan dan kebutuhan BBM di seluruh Indonesia diintegrasikan secara real time. Nicke membangun Command Centre ini selama dua tahun. Mulai dioperasikan pada 2020 lalu.

Ruangan PIEDCC tidak terlalu besar. Kapasitas maksimalnya 20-an orang. Tetapi, ibarat tubuh manusia, di sinilah letak otak dan jantungnya Pertamina. Di ruangan itu, seluruh dindingnya adalah screen yang bisa menampilkan data. Mulai dari hulu, yaitu monitor produksi minyak di lokasi pengeboran, kapasitas produksi di kilang minyak. Sampai ke hilirnya, yaitu distribusi hingga ketersediaan BBM di setiap SPBU. Bahkan, kapal-kapal pengangkutan minyak di jalur laut sampai truk-truk tanki di jalanan, dipasangi CCTV dan bisa dimonitor pergerakannya.

Di screen besar, kapal-kapal dan truk itu terlihat berupa titik-titik hitam yang bergerak. Data yang masuk ke sini, sangat lengkap dan detail. Diolah operator dan programer yang bertugas bergantian tanpa henti. Coba diklik, salah satu titiknya kita ingin tahu, kata seorang pemimpin redaksi media nasional yang hadir. Begitu diklik, terbukalah manifest -nya. Lengkap. Jenisnya, siapa saja awaknya bahkan berapa kecepatannya. Itu adalah kapal yang sedang berlayar menuju Palopo, Sulawesi Selatan, kecepatan 10 knot, membawa minyak jenis pertalite, kata Nicke, sambil menyebut jenis kapal dan banyaknya muatan. Bahkan, ada kamera di kapal itu. Sehingga untuk mengetahui apa aktivitas yang terjadi di buritan, haluan sampai geladaknya, tinggal me- zoom kamera saja. Kalau kapalnya berhenti, jalurnya melenceng atau kecepatannya berkurang, dia otomatis mengirim notice kepada programer. Sehingga, memperkecil kemungkinan kapal melakukan kencing atau fraud yang melanggar aturan.

Truk-truk yang mengangkut BBM dari kilang hingga ke SPBU pun, sama. Bisa dicek datanya dengan detail. Posisi perjalanannya, sampai nama driver dan nomor kontaknya. Saat ini lebih dari 5 ribuan SPBU di seluruh Indonesia, sudah tersambung dengan sistem digital. Di screen, SPBU itu tandanya berupa kotak-kotak warna warni. Kalau pasokannya cukup kotaknya hitam dan hijau. Saat kuning atau merah berarti kondisinya harus diisi atau butuh pasokan. Hari itu, area Pulau Jawa dan Sumatera, utamanya sepanjang jalur mudik, titik-titik SPBU sebagian besar berwarna hitam, yang artinya very high sales increase. Bahkan apa yang terjadi di SPBU juga bisa dimonitor melalui kamera yang dipasang di sana. Sehingga, jika ada berita antrean BBM atau kelangkaan, dengan cepat bisa diketahui kondisi sesungguhnya.

SPBU dengan kondisi berwarna kuning atau merah, bisa dengan mudah dicek statusnya. Tinggal klik akan ketahuan, apakah SPBU itu sudah memasukan pesanan? Kapan pesanan BBM-nya akan tiba? Truk tangkinya sudah sampai di mana? Dalam waktu berapa lama akan sampai di lokasi tersebut, dan seterusnya. Sangat detail datanya.

Bukan hanya BBM untuk kendaraan darat yang dipantau. Di Command Centre ini, Pertamina juga bisa mengecek pasokan bahan bakar lainnya, solar, gas hingga avtur. Termasuk untuk kebutuhan transportasi umum kereta api, kapal laut hingga pesawat terbang. Menurut Nicke, seluruh data ini adalah aset. Menjadi panduan untuk pengambilan keputusan cepat. Sekaligus jadi bahan evaluasi dan kajian penting bagi arus mudik lebaran tahun-tahun berikutnya. Pertamina jadi bisa mempelajari, bagaimana pola pergerakan mudik sekaligus strategi mempersiapkan pasokan BBM-nya.

Dengan sistem seperti ini, maka kebutuhan stok BBM tidak lagi dipukul rata. Misalnya, dulu ditetapkan stok harus 21 hari. Tapi kita tidak tahu, dimana lokasi BBM yang butuh stok banyak. Dan di mana yang butuhnya sedikit, kata Nicke. Sistem digital yang diterapkan di PIEDCC, sangat efektif, dan telah berhasil melakukan efisiensi BBM, hingga senilai 800 juta US Dollar. Saat arus mudik, kebutuhan BBM meningkat signifikan di jalur tol Trans Jawa dan jalur non tol di Pantura dan jalur selatan. Bahkan SPBU di sejumlah kota, kenaikannya bisa tiga kali lipat biasanya.

Nicke memperkirakan, kondisi yang sama terjadi saat arus balik pekan ini. Stok dan penyaluran BBM dalam kondisi aman dan lancar. Pertamina menjamin seluruh layanan BBM, khususnya Solar, Pertalite, Pertamax dan Avtur dalam kondisi normal, kata Nicke. Saat menjelaskan pasokan BBM terintegrasi itu, Nicke ditemani oleh Direktur Logistik dan Supply Chain Mulyono. Ikut hadir Dirjen Migas Kementerian ESDM, Tutuka Ariadji.

Bagaimana memasok BBM ke lokasi-lokasi jalur mudik yang macet? Nicke rupanya menemukan solusi cerdas. Bekerja sama dengan kepolisian, Pertamina meminta truk-truk tangki bisa masuk jalur contra flow dan dikawal aparat agar bisa melakukan pengisian BBM di jalur padat pemudik. Sedangkan untuk kebutuhan BBM di jalur yang tidak ada SPBU-nya, Nicke mengirim pasokan BBM dengan motor tangki. Motoris ini bisa menerobos jalur padat atau terpencil sekalipun. Sangat membantu karena motoris boleh masuk tol dan dijaga polisi, kata Nicke. Pasukan tangki motor ini jumlahnya lebih dari 300 dan bekerja non stop .

Dirjen Migas Kementerian ESDM Tutuka Ariadji mengapresiasi usaha Pertamina dalam menjamin ketersediaan dan penyaluran BBM untuk masyarakat. Keberhasilan ini tak lepas dari upaya baik manajemen Pertamina dan Kementerian ESDM yang melakukan peninjauan langsung ke lapangan di masa Ramadan dan Idul Fitri maupun pemantauan lewat PIEDCC.

Apresiasi sebesar-besarnya kepada Pertamina membantu pemerintah dalam mendistribusikan energi sehingga arus mudik berjalan lancar, nyaman. Kami tidak melihat kelangkaan BBM, kata Tutuka.

Ini adalah dedikasi sepenuh hati dari Pertamina. Di tengah kondisi geopolitik dan krisis dunia yang berat, bisa tetap bekerja hebat dan profesional, mengamankan pasokan BBM untuk masyarakat. Minyak goreng langka, kita bisa merebus atau mengukus. Tapi, kalau BBM sampai langka, dampaknya luar biasa. Bisa mengguncang keamanan negara. Karenanya, mari beri dua jempol untuk totalitas kerja yang ditunjukkan Pertamina. [Ratna Susilowati]

Topik Menarik