Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Pemprov Jatim Tutup Pasar Hewan

Wabah Penyakit Mulut dan Kuku, Pemprov Jatim Tutup Pasar Hewan

Nasional | jawapos | Minggu, 8 Mei 2022 - 20:40
share

JawaPos.com Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada sapi terus menjadi perhatian Pemprov Jawa Timur.Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kembali meninjau peternakan sapi untuk yang kedua kali pada Minggu (8/5), bersama Bupati Lamongan Yuhronur Efendi dan Kepala Dinas Peternakan Jawa Timur Indyah Aryani.

Khofifah meninjau peternakan Kelompok Tani Ternak Barokah Jaya di Desa Soko, Kecamatan Tikung, Kabupaten Lamongan.Terdapat 52 ekor sapi di peternakan milik Haji Supar tersebut.

Beberapa ternak di antaranya menunjukkan gejala tanda klinis penyakit PMK. Yakni demam tinggi (3941 derajat Celcius), keluar lendir berlebihan dari mulut dan berbusa, luka-luka seperti sariawan di rongga mulut dan lidah, tidak mau makan, dan kaki pincang.

Tak hanya itu, hewan ternak yang terkena PMK juga mengalami luka di kaki dan berujung pada lepasnya kuku, sulit berdiri, gemetar, napas cepat, produksi susu turun drastis, bahkan tubuhnya menjadi kurus.

Kemarin dan hari ini, ada 2 kali suntik. Ada proses pemulihan. Kita berharap 3 hari ini ada proses penyuntikan lagi. Mudah-mudahan membaik semua. Ini harus diproteksi dan mendapat penanganan komprehensif dan pihak pemilik akan melakukan identifikasi dari gejala-gejala yang muncul dan segera melaporkan, jelas Khofifah.

Khofifah melaporkan temuan tersebut kepada menteri pertanian pada Jumat (6/5). Tujuannya agar hewan ternak di 4 daerah di Jawa Timur yang terkonfirmasi terjangkit PMK, segera mendapatkan perhatian khusus.

Ada 4 daerah. Gresik, Lamongan, Sidoarjo, dan Mojokerto. Dengan pernyataan kasus wabah PMK oleh kementan, bisa pengajuan vaksin ke OIE untuk hewan ternak, terang Khofifah.

Berdasar data, kasus pertama PMK yang dilaporkan terjadi di Kabupaten Gresik pada 28 April. Sebanyak 402 ekor sapi potong terjangkit PMK yang tersebar di 5 kecamatan dan 22 desa.

Kasus kedua terjadi pada 1 Mei di Kabupaten Lamongan. Hingga saat ini, terkonfirmasi sebanyak 140 ekor sapi di 3 kecamatan dan 6 desa terjangkit PMK.

Sementara itu, di Kabupaten Sidoarjo, kasus serupa tercatat menjangkiti 595 ekor sapi potong, sapi perah, dan kerbau, yang tersebar di 11 kecamatan dan 14 desa.Sedangkan kasus keempat dilaporkan terjadi pada 3 Mei di Kabupaten Mojokerto. Sebanyak 148 ekor sapi potong yang tersebar di 9 kecamatan dan 19 desa mengalami indikasi terjangkit PMK.

Penanganannya mirip dengan proses penanganan Covid, karena ini penyebarannya lewat airbone (transmisi udara). Jadi lebih luas lagi, yakni lewat angin. Dalam radius angin tertentu kemungkinan bisa terbawa. Ternak di luar jangan masuk dulu dan ternak yang di dalam jangan keluar sampai benar-benar pengobatan berlangsung, ucap Khofifah.

Khofifah juga mendapat laporan ada beberapa daerah lain yang ternaknya mengalami gejala serupa. Tim dinas peternakan provinsi sudah mengambil specimen untuk dicek di laboratorium Pusvetma.

Gubernur Khofifah meminta masyarakat segera melaporkan ke dinas peternakan terdekat agar segera diambil langkah tindak lanjut. Sedangkan yang positif PMK segera diisolasi atau karantina agar penularan tidak meluas.

Untuk memaksimalkan proteksi, Gubernur Khofifah memerintahkan pasar hewan di 4 kabupaten tersebut ditutup sementara. Yang disampaikan Keswan (Kesehatan Hewan) penularan ini awalnya terjadi di pasar hewan. Kemungkinan penularan didapat dari kambing atau domba yang diimpor secara ilegal dari negara yang belum bebas PMK, terang Khofifah.

Bupati Lamongan Yuhronur Efendi menambahkan, pihaknya telah mengambil langkah-langkah komprehensif sesuai SOP yang sudah ditentukan terhadap 140 sapi yang dilaporkan terjangkit PMK. Saat ini proses pemulihan nanti kita akan observasi lagi selama 14 hari. Seluruh pasar hewan sudah kamu tutup, yang besar-besar ada 2. Termasuk yang temporer, kata Yuhronur.

Topik Menarik