Dinkes-Praktisi Kesehatan di Jabar Bahas Hepatitis Misterius

Dinkes-Praktisi Kesehatan di Jabar Bahas Hepatitis Misterius

Nasional | jawapos | Minggu, 8 Mei 2022 - 20:13
share

JawaPos.com Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat bersamaIkatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), manajemen rumah sakit, laboratorium kesehatan daerah, serta Dinkes 27 kabupaten/kota, membahas kemunculan penyakit hepatitis akut misterius. Penyakit tersebut telah dinyatakan WHO sebagai kasus luar biasa.

Jawa Barat tetap waspada meskipun belum menemukan kasus seperti di DKI Jakarta, yang telah ditemukan tiga kasus suspek hepatitis akut. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Nina Susana Dewi menyebutkan,ada beberapa langkah awal antisipasi yang dilakukan.

Yakni meliputi surveilans pelaporan satu pintu secara daring melalui surat elektronik yang alamatnya telah dikantongi masing-masing stakeholders .Selanjutnya menginventarisasi kemampuan Labkesda atau rumah sakit di kabupaten/kota untuk pemeriksaan diagnosis hepatitis,meningkatkan sosialisasi dan komunikasi-informasi-edukasi (KIE),serta menggencarkan gerakan masyarakat hidup sehat.

Selain itu, penguatan fasilitas pelayanan kesehatan mulai dari puskesmas hingga rumah sakit, danrumah sakit melakukan setting untuk penanganan kasus hepatitis akut, ujar Nina Susana Dewi seperti dilansir dari Antara , Minggu (8/5).

Nina berharap melalui gerak cepat itu fasilitas pelayanan kesehatan mengantisipasi dan melakukan tindakan preventif melalui sosialisasi dengan menggiatkan germas. Tak kurang dari 850 praktisi kedokteran membahas khusus kemunculan hepatitis akut misterius itu dalam rapat daring tersebut.

Bertindak sebagai narasumber dari IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) dokter Anggraini. Selain Kepala Dinkes Jabar beserta jajaran, hadir juga Kepala Labkesda Provinsi Jawa Barat, kepala dinkes 27 kota/kabupaten, Ketua IDI (Ikatan Dokter Indonesia), Ketua IDAI, Ketua KKP, dan Kepala Labkesda kota/kabupaten.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menegaskan sejauh ini di Jabar belum terlaporkan penyakit tersebut. Di daerah belum banyak terpantau karena kasusnya memang ada di dunia, di Jakarta ada dan di Jabar belum terpantau laporan yang signifikan, tutur Ridwan Kamil.

Namun demikian, Pemprov Jabar akan tetap waspada dan mengedukasi warga khususnya orang tua yang memiliki anak-anak agar membiasakan aktivitas sehat untuk menghindari hal yang tidak diinginkan. Seperti sering mencuci tangan, meminum air dan makanan yang matang dan bersih, menggunakan alat makan masing-masing, memakai masker, dan menjaga jarak.

Kita terus edukasi warga khususnya orang tua yang punya anak-anak di pandemi Covid-19 harus waspadai juga sebuah situasi baru terkait hepatitis yang tiba-tiba meningkat. Caranya sama seperti protokol kesehatan Covid-19, ucap Ridwan Kamil.

Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice akut, dan gejala gastrointestinal seperti nyeri abdomen , diare dan muntah-muntah, dan sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Cara mencegah anak-anak dari hepatitis akut di antaranya dengan rutin mencuci tangan dengan sabun, memakan makanan yang matang dan bersih, tidak bergantian alat makan dengan orang lain, menghindari kontak dengan orang sakit, menjaga kebersihan rumah dan lingkungan, mengurangi mobilitas, menggunakan masker jika bepergian, menjaga jarak dan menghindari kerumunan.

Topik Menarik