Kebijakan Nol Covid Dikritik, Xi Jinping Beri Pernyataan Keras

Kebijakan Nol Covid Dikritik, Xi Jinping Beri Pernyataan Keras

Nasional | law-justice.co | Sabtu, 7 Mei 2022 - 17:40
share

Presiden China Xi Jinping melontarkan pernyataan keras kepada para pejabat yang mengkritik kebijakan Nol-Covid yang diterapkannya. Ia menyebut akan tetap memberlakukan kebijakan itu karena telah terbukti berhasil.


Xi menyebutkan kebijakan itu sendiri telah teruji secara ilmiah. Ia meminta agar seluruh jajaran pejabat China dengan teguh mematuhi kebijakan Nol-Covid ini.

"Kami telah memenangkan pertempuran untuk mempertahankan Wuhan, dan kami pasti akan dapat memenangkan pertempuran untuk mempertahankan Shanghai," katanya seperti dikutip Guardians, Sabtu (7/5/2022)


Tidak hanya itu, Xi juga menegaskan bertekad untuk menentang semua distorsi, keraguan, dan penyangkalan yang dialamatkan para pengkritik itu.

"Kami akan dengan tegas berjuang melawan semua kata dan perbuatan yang mendistorsi, meragukan, dan menyangkal kebijakan pencegahan epidemi kami."

Kebijakan Nol-Covid sendiri adalah kebijakan penutupan dan penguncian suatu daerah ketika otoritas setempat menemukan kasus Covid-19. Penutupan ini akan tetap dilakukan meski hanya ada satu kasus Covid-19 yang ditemukan.

Kritik kepada kebijakan ini datang saat Shanghai, kota terbesar dan juga pusat ekonomi China, harus melalui penguncian besar-besaran akibat peningkatan kasus Covid-19. Tercatat, 25 juta penduduk kota itu terkunci di dalam kediamannya dan tak dapat pergi kemana-mana, termasuk ke supermarket untuk memperoleh bahan makanan.

Per Jumat, China melaporkan 4.696 kasus, termasuk 4.269 di Shanghai dan 70 di Beijing. Provinsi Henan, di mana ibu kota Zhengzhou baru saja dikunci, mencatat 79 kasus baru Covid-19.


Para ekonom telah memperkirakan ekonomi yang diprediksi memburuk jika penguncian seperti di Shanghai berlanjut. Seorang analis minggu ini memproyeksikan akan menelan biaya US$ 257 miliar, atau 1,5% dari PDB China 2021.

Sementara itu, beberapa ahli mengungkapkan bahwa kenaikan kasus ini disebabkan oleh tingkat vaksinasi dan booster yang tidak merata di seluruh negeri. Selain itu, masuknya subvarian BA.2 (anak Omicron) juga membuat kasus makin melejit.

Topik Menarik