Tradisi Pasar Bandeng Gresik, Warisan Sunan Giri Jelang Idul Fitri

Tradisi Pasar Bandeng Gresik, Warisan Sunan Giri Jelang Idul Fitri

Nasional | republika | Jum'at, 29 April 2022 - 04:54
share

BOYANESIA -- Salam toghellen (saudara)....menjelang Hari Idul Fitri 2022, ada tradisi menarik nih di Gresik, yaitu Lelang atau Kontes ikan Bandeng. Tradisi Pasar Bandeng ini sempat tenggelam selama dua tahun terakhir ini lantaran adanya pandemi Covid-19.

Namun, setelah pandemi mulai mereda, tahun ini Pasar Bandeng kembali digelar di Alun-Alun Kota Gresik pada Kamis (28/4/2022) malam. Tradisi ini merupakan warisan dari Walisongo, yang sampai sekarang masih dilestarikan oleh warga Gresik untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri.

Tradisi Pasar Bandeng ini berlangsung selama tiga hari pada 28-30 April 2022. Dalam kontes ikan Bandeng tahun ini, juara satu berhasil diraih oleh petambak Saifullah Mahdi yang memiliki ikan Bandeng seberat 18,04 kilogram dan panjang 92 sentimeter.

"Ini yang paling besar, yang paling spektakuler, dengan berat 18,04 kilogram," ujar pembawa acara dalam pembukaan Pasar Bandeng 2022.

Untuk juara dua diraih oleh petambak Roziqin yang memiliki ikan Bandeng dengan berat 8,7 kilogram dan panjang 78 sentimeter. Sedangkan juara tiga diraih oleh petambak Sobih Al Muayat yang memiliki ikan Bandeng dengan berat 8,1 kilogram dan panjang 74 sentimeter.

Para pemenang ini diberikan hadiah uang tunai jutaan rupiah dan diberangkatkan umrah. Dengan adanya hadiah bagi pemilik Bandeng terberat dan terbesar akan memotifasi warga untuk lebih giat dalam membudidayakan ikan Bandeng di Gresik.

Untuk mengetahui lebih lanjut tentang sejarah tradisi Pasar Bandeng ini, kuy baca di halaman selanjutnya.


Tradisi Pasar Bandeng pertama kalinya dilakukan oleh Sunan Giri yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian rakyat setempat dengan melihat wilayah kota Gresik yang bagus untuk pertambakan.

Sunan Giri adalah salah seorang Walisongo dan pendiri kerajaan Giri Kedaton, yang berkedudukan di daerah Gresik, Jawa Timur. Waliyullah ini membangun Giri Kedaton sebagai pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa yang pengaruhnya bahkan sampai ke Madura, Lombok, Kalimantan, Sulawesi, dan Maluku.

Pada saat Sunan Giri memerintah wilayah Gresik, ada sebuah tradisi mendekati akhir bulan Ramadhan, di mana seluruh santri yang berasal dari Gresik, Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi hingga kawasan Malaysia, dan Thailand mempersiapkan pulang ke kampung halamannya.

Sambil menunggu kedatangan kapal yang akan membawa mereka pulang, para santri biasanya membeli oleh-oleh untuk keluarganya. Di antaranya adalah mereka membeli ikan Bandeng di sekitar kawasan Pelabuhan Gresik di daerah Lumpur dan Blandongan.

Karena banyaknya santri dan pedagang yang berkumpul, maka terbentuklah Pasar Bandeng yang selanjutnya menjadi tradisi Pasar Bandeng tahunan yang digelar pada 27-28 Ramadahan di Kota Gresik.

Pada masa itu, masyarakat Gresik masih belum terbantu perekonomiannya, masih kekurangan makanan, dan belum banyak mengenal dunia perdagangan. Karena itu, sekitar Abad ke-15 Sunan Giri membantu perekonomian masyarakat setempat dengan cara mengolah dan memasarkan hasil bumi.

Dengan itu berubahlah kehidupan masyarakat Gresik dan mulai mengenal tentang perekonomian yang menguntungkan banyak pihak. Dengan adanya hal itu, masyarakat juga lebih bersemangat dan tekun dalam pekerjaannya.

Adanya tradisi Pasar Bandeng saat menjelang lebaran menyebabkan seluruh penduduk kota Gresik makan dengan menu utama ikan Bandeng dengan berbagai macam olahan. Dengan demikian, para petambak Bandeng terus bisa membudiadayakan tambak bandengnya sekaligus bisa menikmati hasil bumi kekayaan daerahnya.

Seiring berjalanya waktu, dalam melestarikan tradisi Pasar Bandeng, warga Gresik tidak hanya menjual ikan Bandeng tetapi juga menjual berbagai macam kebutuhan untuk Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat pun lebih senang karena hampir semuanya dapat ditemukan di Pasar Bandeng.

Dikutip dari situs resmi Disparbud pemerintah Gresik, kegiatan Pasar Bandeng ini digelar dengan tujuan untuk menyambut Hari Raya Idul Fitri. Tradisi ini biasanya digelar pada dua malam terakhir sebelum malam takbiran atau pada malam 27 hingga 29 di bulan Ramadhan sebagai rasa syukur atas keberhasilan dalam menjalankan ibadah puasa, sekaligus menunjukkan kepiawaian masyarakat Gresik dalam bidang pertambakan ikan Bandeng.

Biasanya, masyarakat Gresik tumpah ruah untuk menikmati keramaian perayaan di Pasar Bandeng. Bandeng yang akan di lelang mulai dari ukuran sedang, hingga bandeng besar atau kawak. Satu ekor bandeng kawak beratnya bisa mencapai 18 kilogram lebih.

Tradisi Pasar Bandeng kini telah menjadi ikon Kabupaten Gresik. Tradisi ini tidak hanya sekadar melestarikan tradisi Walisongo, tetapi juga bermanfaat pada perekonomian warga Gresik. Penyelenggaraan Pasar Bandeng oleh Pemerintah Gresik ini dapat mendukung kemandirian ekonomi masyarakat Gresik.

Dalam acara pembukaan Pasar Bandeng 2022N Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani mengatakan, festival Bandeng ini adalah sebuah upaya peningkatan perekonomian untuk masyarakat Gresik.

Gresik sudah ditetapkan sebagai sentral kampung Bandeng, ke depan Gresik juga akan menjadi Pioner Kota Bandeng, jelas bupati yang biasa dipanggil Gus Yani ini.

Juru Tulis: Muhyiddin Yamin

Topik Menarik