Cegah Sampah Numpuk Saat Libur Lebaran Kerja Non Stop, Ribuan Petugas Dan Truk Siaga...

Cegah Sampah Numpuk Saat Libur Lebaran Kerja Non Stop, Ribuan Petugas Dan Truk Siaga...

Nasional | rm.id | Kamis, 28 April 2022 - 07:30
share

Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI Jakarta akan menyiagakan ribuan petugas dan truk untuk menjaga kebersihan selama libur Idul Fitri. Langkah ini diambil untuk mencegah menumpuknya sampah di sudut-sudut Ibu Kota pasca momen Idul Fitri, seperti tahun lalu.

KAMI siagakan 50 petugas di setiap Kecamatan sehingga ada lebih dari 2.500 personel siaga di seluruh Jakarta, kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Asep Kuswanto, di Jakarta, kemarin.

Selain ribuan personel, pihaknya menyiagakan ratusan truk sampah dan 88 unit kendaraan penyapu jalan otomatis. Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang juga tetap melakukan pelayanan.

Kemudian, lanjut Asep, Satuan Pelaksana Lingkungan Hidup Kecamatan dan pengemudi truk sampah akan melakukan pengosongan Tempat Penampungan Sampah Sementara (TPS) di seluruh wilayah Jakarta.

Strategi ini dilakukan agar TPS dapat menampung sampah dengan kapasitas maksimal pada saat libur hingga H+1 Lebaran. Selain itu, agar kondisi lingkungan sekitar TPS tetap nyaman, tidak berbau, dan menghindari berkembangnya lalat dan vektor penyakit lainnya.

Ia memperkirakan, puncak tonase penanganan sampah akan terjadi pada H+7 hingga H+10 Lebaran. Dan, setelah itu kembali ke rata-rata timbunan normal. Pihaknya sudah melakukan antisipasi.

Asep memastikan TPST Bantargebang tetap beroperasi 24 jam selama libur dan cuti bersama Idul Fitri. Sebanyak 200 personel ditugaskan piket di tempat pengelolaan sampah TPST Bantargebang.

Berdasarkan data Dinas Lingkungan Hidup, rata-rata berat sampah yang dikirim ke TPST Bantargebang pada kondisi normal sekitar 7.000-8.000 ton per hari.

Darurat Sampah

Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jakarta, Tubagus Soleh Ahmadi menilai, tata kelola sampah di Jakarta, buruk. Menurutnya, saat ini Jakarta menuju kondisi darurat sampah.

Kegagalan pengelolaan sampah mengakibatkan Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang penuh menjadi fakta buruknya tata kelola sampah Jakarta, kata Tubagus, baru-baru ini.

Berdasarkan data yang dihimpun Walhi Jakarta, sampah harian Jakarta dari 2015 sampai 2020 cenderung mengalami peningkatan.

Tahun 2015 sampah di DKI hanya sekitar 7.000 ton per hari. Tahun 2020 naik menjadi 8.300 ton per hari.

Peningkatan tersebut, kata Tubagus, diperparah dengan rendahnya jumlah sampah yang berhasil dikurangi sebelum masuk ke Bantargebang.

Seperti yang terjadi pada tahun 2020, dari 8.369 ton sampah yang dihasilkan, hanya 945 ton sampah yang berhasil dikurangi. Sementara 7.424 ton sisanya di buang ke Bantargebang, tutur Tubagus.

Tak hanya itu, Tubagus menyebut kondisi tersebut tak pelak memunculkan masalah di hilir. Bantargebang yang seharusnya hanya menerima sampah residu, kini menerima banyak jenis sampah.

Akibatnya, per tahun 2020, TPST Bantargebang benar-benar lumpuh, paparnya.

Selain itu, Tubagus memaparkan, volume eksisting TPST Bantargebang sudah mencapai 22.387.370 meter kubik, melebihi kapasitas penampungan yang hanya 21.879.000 meter kubik.

Meskipun Pemprov DKI kini telah menambah luas TPST Bantargebang, menurutnya, bukan berarti masalah sampah Jakarta sudah selesai. [OSP]

Topik Menarik