Guyonan Menusuk yang Membuat Fajar/Rian Jadi Juara Lagi

Guyonan Menusuk yang Membuat Fajar/Rian Jadi Juara Lagi

Nasional | jawapos | Minggu, 24 April 2022 - 16:46
share

JawaPos.com- Masa pandemi global Covid-19 menjadi fase gelap bagi Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Ganda nomor delapan dunia itu tak banyak bertanding. Sebab, banyak turnamen yang dibatalkan atau ditunda. Namun, sekalinya turun berlaga, performa mereka tidak memuaskan.

Pada 2021, catatan terbaik Fajar/Rian cuma sekali mencapai semifinal. Yakni pada ajang French Open. Mereka lebih banyak tumbang pada babak pertama. Fajar/Rian tergelincir pada babak pertama Toyota Thailand Open dan Indonesia Masters. Juga sudah kandas di babak kedua Yonex Thailand Open.

Fajar/Rian sempat tampil impresif pada Thomas Cup 2020 yang berlangsung di Aarhus, Denmark, pada Oktober 2021. Mereka meraih tiga kemenangan dari empat partai. Fajar/Rian menjadi salah satu pahlawan terpenting Indonesia untuk meraih gelar Thomas Cup lagi sejak 2002.

Tetapi penampilan solid di Thomas Cup 2020 nyatanya tidak terlalu berdampak pada turnamen individual. Pada awal 2022, Fajar/Rian tersisih pada babak kedua German Open dan ronde pertama All England.

Di All England, Fajar/Rian disingkirkan junior mereka Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin. Kekalahan inilah yang membuat pelatih kepala ganda putra Indonesia Herry Iman Pierngadi memberikan kritik pedas kepada mereka.

Setelah All England, kepada JawaPos.com Herry IP mengatakan bahwa Fajar/Rian sudah tertinggal dari tiga ganda yang lebih muda. Kemampuan, teknik, dan prestasi Fajar/Rian sudah di bekalang Leo/Daniel, Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Rambitan, dan Bagas Maulana/Muhammad Shohibul Fikri.

Mungkin ada tekanan dan pressure mental yang dihadapi Fajar/Rian. Mereka sudah sadar dengan kondisi ini. Terutama setelah dikalahkan Leo/Daniel di Thailand Open 2020. Saya sudah cukup kasih mereka kesempatan, saya juga sudah memberikan motivasi, ucap Herry IP dengan tajam bulan lalu.

Di Thomas Cup mereka cukup bagus, tetapi memang konsistensinya harus dibenahi. Mungkin kalau saya bilang, mereka agaknya nggak mau lebih dari ini, tambah Herry IP. Juga dengan nada sangat pedas.

Tekanan mental kepada Fajar/Rian semakin intens karena Bagas/Fikri berhasil menjadi juara All England 2022. Bagas/Fikri meraih gelar dengan cara luar biasa.

Bagas/Fikri mengandaskan Pram/Yere di babak pertama. Lalu menyikat unggulan kedelapan dari Malaysia Ong Yew Sin/Teo Ee Yi pada babak kedua. Menyingkirkan juara dunia 2021 dan unggulan ketiga asal Jepang Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di perempat final.

Bakri lantas secara meyakinkan munundukkan ganda nomor satu dunia Marcus Fernaldi Gideon/Kevin Sanjaya Sukamuljo di semifinal. Dan mengalahkan unggulan kedua Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan di final.

Performa Bagas/Fikri ketika mengalahkan Hoki/Kobayashi sangat luar biasa. Pada game ketiga, mereka sudah di ambang kekalahan karena tertinggal 17-20. Namun, Bagas/Fikri tetap tenang, fokus, tidak melakukan kesalahan. Mereka mencetak lima angka beruntun untuk merebut kemenangan dengan skor menegangkan, 22-20.

Kemenangan Bagas/Fikri tersebut benar-benar menyengat Fajar/Rian. Herry IP mengatakan bahwa Fajar/Rian sadar betul bahwa mereka dalam posisi terancam. Ranking dunia mereka bisa terus merosot jika performa mereka tetap seperti ini.

Bagas Maulana (kanan) dan Muhammad Shohibul Fikri saat berlaga melawan Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan pada final All England 2022 di Utilita Arena, Birmingham. (Justin Tallis/AFP)

Fajar/Rian kerap menjadi objek guyonan di grup ganda putra. Memang nadanya bercanda. Tetapi sangat menusuk. Sebab, ini melulu soal perbandingan prestasi.

Bagas/Fikri saja sudah jadi juara All England pada percobaan pertama. Tetapi Fajar/Rian cuma mentok di semifinal dalam lima percobaan. Apalagi, di pelatnas, ada dua ganda lain yang sudah pernah menjadi juara All England.

Marcus/Kevin menjadi juara back-to-back pada 2017 dan 2018. Lalu Hendra Setiawan/Mohammad Ahsan juga pernah dua kali juara All England pada 2014 dan 2019. Kami memang guyon. Tapi Fajar/Rian menggunakan guyonan itu sebagai motivasi, ucap Herry IP.

Hasilnya langsung telihat jelas. Setelah dari Birminghan, Fajar/Rian tiba-tiba tampil menggila pada ajang Swiss Open. Mereka mengalahkan dua ganda India di babak pertama dan kedua. Lalu menyikat tiga ganda Malaysia pada perempat final, semifinal, dan final.

Trofi Swiss Open 2022 tersebut mengakhiri puasa gelar Fajar/Rian. Inilah piala pertama sejak mereka menjadi kampiun Korea Open 2019.

Bergeser ke Korea Open, Fajar/Rian juga awalnya bermain baik. Taktis, efektif, dan minim kesalahan. Di semifinal, mereka menyikat Bagas/Fikri dalam dua game langsung dengan skor sangat telak, 21-12 dan 21-9.

Rian mengatakan kunci kemenangan atas Bagas/Fikri adalah mereka jauh lebih siap. Juga tidak banyak melakukan kesalahan sendiri dan paham betul dengan kelemahan lawan.

Yang pasti kami bersyukur bisa kembali ke final lagi setelah di dua turnamen awal hasilnya kurang maksimal, kata Rian dikutip dari siaran pers PP PBSI.

Sayang, Fajar/Rian gagal menuntaskan turnamen ini dengan naik ke podium tertinggi. Mereka dikalahkan ganda baru tuan rumah Kang Min-hyuk/Seo Seung-jae. Fajar/Rian memang mampu merebut game pertama. Tetapi Kang/Seo mendominasi total game kedua dan ketiga. Kang/Seo menang rubber game dengan skor 19-21, 21-15, dan 21-18.

Fajar/Rian (kiri) saat menjadi runner-up Korea Open 2022. (Humas PP PBSI)

Herry IP mengatakan bahwa dalam final itu, fisik Kang/Seo memang jauh lebih segar ketimbang Fajar/Rian. Korea Open adalah turnamen pertama Kang/Seo pada 2022. Sedangkan bagi Fajar/Rian, Korea Open merupakan ajang keempat secara beruntun di empat negara dan dua benua.

Saya sudah prediksi Fajar/Rian akan kalah di final itu, kata Herry IP. Speed mereka kalah, bola belakang selalu ketinggalan, sisi depan juga tidak bisa megang. Jadi, sebetulnya di final itu saya pasrah dan tinggal tunggu rezeki saja. Karena saat itu fisik mereka sudah lemah, tambah Coach Naga Api, julukan Herry IP.

Senada dengan Herry IP, Fajar mengakui bahwa kekalahan tersebut dipicu akibat stamina, fisik, ketenangan, dan fokus mereka tidak berada dalam kondisi puncak. Kami akan terus memperbaiki apa yang kurang. Dan pastinya, semangat terus, kata Fajar.

Setelah dari Korea Open, Fajar/Rian absen di Korea Masters 2022. Mereka pulang ke Pelatnas Cipayung untuk mempersiapkan diri menghadapi dua ajang besar terdekat. Yakni Kejuaraan Asia 2022 yang bergulir mulai Selasa lusa (26/4) di Manila dan Thomas Cup 2022 di Bangkok (8-15 Mei).

Pada babak pertama kejuaraan Asia 2022, Fajar/Rian akan berhadapan dengan Arjun M.R/Dhruv Kapila. Melawan ganda India itu, Fajar/Rian memiliki rekor baik, 2-0.

Pertemuan terakhir terjadi pada babak pertama Swiss Open 2022. Saat itu, Fajar/Rian menang dua game langsung dengan skor cukup meyakinkan, 21-19 dan 21-13.

Jika lolos, Fajar/Rian kemungkinan bakal berhadapan dengan ganda Tiongkok Liu Yuchen/Ou Xuanyi. Dan dari sinilah, ujian akan dimulai.

Menurut Herry IP, Kejuaraan Asia 2022 dan turnamen-turnamen lain sepanjang sisa 2022 menjadi sangat penting bagi Fajar/Rian. Jika masih tidak konsisten, maka mereka berada dalam ancaman yang sungguh nyata.

Topik Menarik