Gudeg Solo, Lebih Kental nan Gurih

Gudeg Solo, Lebih Kental nan Gurih

Nasional | jawapos | Sabtu, 23 April 2022 - 06:52
share

JOGJA lekat dengan gudeg. Namun, gudeg dari Solo tak lantas tidak patut dicoba. Secara tampilan dan rasa, keduanya memang punya ciri khas yang berbeda. Gudeg Jogja berwarna cokelat tua kemerahan dan rasa manisnya dominan berkat gula jawa.

Gudeg Solo punya santan yang agak kental dan warna lebih keputih-putihan, jelas pengamat kuliner dan sejarawan Heri Priyatmoko. Karena santan lebih kental, cita rasanya pun lebih gurih.

Gudeg dan penyebarannya disebutkan dalam Serat Centhini. Di dalam Serat Centhini tercatat jenis gudeg manggar atau berbahan bunga kelapa.

Gudeg manggar dilengkapi dengan ketupat, daging ayam, bubuk kedelai, dan telur ayam.

Hingga memasuki era Pakubuwono X (18931939), gudeg masih menjadi salah satu hidangan favorit. Menu Eropa juga sudah banyak dihidangkan seperti sup, selat, dan roti. Tapi, Pakubuwono X lebih doyan masakan lokal seperti gudeg pakis yang dibungkus daun pisang, jelas dosen sejarah Fakultas Sastra Universitas Sanata Dharma tersebut.

Pasca kemerdekaan, gudeg masih setia mewarnai Solo. Dalam catatan jurnalis Matu Mona, beberapa pejuang Indonesia menjual senjata untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Salah satunya, membeli sepiring nasi gudeg, jelas penulis buku Sejarah Wisata Kuliner Solo tersebut.

Heri menyatakan, gudeg memiliki nilai pengetahuan kuliner yang diwariskan selama berabad-abad. Dalam gudeg, ada kesabaran saat mengolah dan ajaran tidak menyia-nyiakan bahan pemberian Allah. Yaitu, bahan dasar gudeg yang diambil dari buah nangka mentah atau gori tanpa perlu diimpor.

Topik Menarik