Bikin Malu Aja Ini, Pengunjung Desa Wisata Bilebante Sorot Sekolah Rusak

Bikin Malu Aja Ini, Pengunjung Desa Wisata Bilebante Sorot Sekolah Rusak

Nasional | lombokpost | Jum'at, 22 April 2022 - 15:00
share

PRAYA -Sorotan terhadap rusaknya beberapa ruang kelas di SDN 1 Bilebante Desa Bilebante, Kecamatan Pringgarata, Lombok Tengah berlanjut. Para wali murid dan komite sekolah menilai, sebagai desa wisata terbaik, seharusnya fasilitas umum di Desa Bilebante terjamin.

Kalau pun ada yang rusak, maka secepatnya diperbaiki. Jangan dibiarkan begitu saja, sindir pengurus komite SDN 1 Bilebante Hambali pada Lombok Post , Kamis (21/4).

Dikatakan, tahun lalu Desa Bilebante meraih juara dua nasional sebagai desa wisata terbaik. Sedangkan di tingkat kabupaten, sudah berkali-kali menyabet juara satu.

Begitu juga di tingkat provinsi. Terakhir Desa Bilebante meraih juara satu lomba Kampung Sehat jilid dua yang digelar Polda NTB.

Keberhasilan desa wisata Bilebante membuat sejumlah pejabat menteri pernah datang. Bahkan pemerintah pusat menyarankan agar seluruh desa-desa wisata di NTB, bahkan Indonesia belajar ke Desa Bilebante.

Cuma kami merasa malu, kalau tamu-tamu itu datang, keluh Hambali yang juga wali murid di SDN 1 Bilebante tersebut. Kenapa malu, kata Hambali karena setiap tamu yang ingin ke destinasi-destinasi wisata di sejumlah dusun di Desa Bilebante pasti melawati SDN 1 Bilebante.

Lokasinya berdekatan langsung dengan akses jalan raya kabupaten. Dia menceritakan, ada beberapa tamu yang sempat mempertanyakan kondisi SDN 1 Bilebante. Karena dari jalan raya terlihat atap dari genteng reyot. Warga yang menemui hanya bisa menjawab akan diperbaiki pemerintah dalam waktu dekat ini.

Artinya, Desa Bilebante ini menjadi jendela nya Loteng. Jadi, mohon ini diperhatikan dan ditindaklanjuti. Malu kita, ujar mantan Anggota DPRD NTB tersebut.

Sementara itu, Kabid SD, Dinas Pendidikan (Disdik) Loteng Makbul Ramen menyarankan setiap sekolah yang mengusulkan bantuan sarana dan prasarana hingga rehab total, agar memperhatikan data pokok pendidikan (dapodik). Di data itulah, pemerintah pusat bisa menyikapi dari sisi anggaran dan regulasi. Setiap sekolah yang rusak, kami langsung laporkan ke pusat, tandasnya.

Disdik sebatas mengawal, memfasilitasi dan melobi, selebihnya menjadi urusan pusat. Saat ini, kami juga sedang mendata 10 SD per kecamatan yang kategori rusak parah, papar Makbul.

Setelah itu, disdik akan menggunakan skala prioritas. Mana yang sekiranya secepatnya diperbaiki dan menunggu giliran. Anggarannya tetap dari pusat. Kalau anggaran daerah, tidak bisa diandalkan. (dss/r5)

Topik Menarik